Bagi karyawan, uang Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi hal yang paling ditunggu, selain gaji bulanan. THR menjadi seperti duit tambahan di kala uang gajian hanya mampir sekelebatan. Cara mengelola uang THR bisa jadi patokan biar duit nggak langsung pamit. Hehe.
Sejarah Uang THR
Setiap hari raya, pemberian THR selalu ditunggu bagi anak muda. Bahkan THR ini tidak selalu mengacu ke hari raya Idul Fitri yang setiap tahun dirayakan umat Muslim.
Pemberian THR kadang juga diberikan kepada umat non-Muslim, terutama saat Natal, atau bahkan saat Imlekan. Biasanya masyarakat Tionghoa menyebutnya dengan angpao.
Ternyata pemberian THR di Indonesia menjadi tradisi yang baru dimulai pada tahun 1951. Saat itu, Menteri Ketenagakerjaan Soekiman memberikan THR kepada pegawai negeri sipil (PNS) berupa uang persekot atau pinjaman awal. Tujuannya, agar mereka bisa merayakan hari besar keagamaan itu.
Masalahnya, uang tersebut harus dikembalikan lagi ke negara dalam bentuk pemotongan gaji di bulan berikutnya. Wah repot juga ya saat itu.
Tradisi Pemberian Uang THR
Sebelum itu, ternyata pemberian uang THR telah bermula sejak abad pertengahan pada Khalifah Fatimiyah. Mereka terbiasa membagikan uang, permen atau pakaian kepada warganya pada hari pertama Idul Fitri.
Pada akhir periode Ottoman, istilah tersebut berkembang menjadi uang tunai yang diberikan dari orang tua kepada anak-anak dan kerabat. Meski tidak universal, tetapi kebiasaan ini menonjol di banyak budaya Muslim seluruh dunia.
Bagi mereka, memberikan hadiah, entah uang atau barang bagi anak-anak atau kerabat merupakan hadiah bagi mereka yang berhasil menyelesaikan puasa Ramadan selama sebulan.
Tradisi pemberian uang THR lantas berlanjut nggak hanya di dalam negeri, tapi juga ke negeri tetangga misalnya Malaysia dan Singapura. Di negara tersebut, mereka memasukkan ‘uang raya’ ke dalam amplop atau bungkusan berwarna hijau.
Maksud bungkus berwarna hijau merupakan lambang keberuntungan dan berkah. Selain itu, jumlah uang yang diberikan pun bervariasi, tergantung situasi dan kondisi keluarga serta praktik budaya setempat.
Malah, tren pemberian THR sekarang langsung lewat aplikasi, melalui transfer rekening atau dompet digital (e-wallet) yang sekarang marak lewat pindai QRIS.
Cara Mengelola Uang THR
Bagi karyawan, mungkin sekarang uang THR sudah ludes buat persiapan Lebaran. Namun bagi yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, biasanya masih ada THR yang dikumpulkan dari hasil silaturahim ke sanak saudara.
Yup, si kecil biasanya mendapat THR yang kadang malah bisa lebih besar dari uang THR yang kita terima. Apalagi kalau berkunjung ke sanak saudara hingga tetangga.
Namun sekali lagi, niat silaturahmi ke tetangga hingga sanak saudara jangan hanya diniatkan mencari uang THR ya. Usahakan niatnya dibenerin untuk mencari maaf selama setahun terakhir.
Berikut 3 cara mengelola uang THR yang dapat kalian terapkan, meski setelah Lebaran:
Terapkan Goals Keuanganmu
Setiap orang pasti punya tujuan keuangannya masing-masing, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan keuangan atau financial goals merupakan hal-hal yang ingin dicapai dan berorientasi pada keuangan. Sesuai dengan namanya, hal ini merupakan sebuah pencapaian di masa yang akan datang dan sudah direncanakan sejak saat ini.
Dengan mendapatkan gaji dan THR secara berkala, kamu bisa memanfaatkan pendapatan tersebut untuk nge-boost tujuan keuanganmu, lho. Sebagai contoh, misalnya kamu memiliki goal untuk membeli rumah 10 tahun lagi. Namun jika gaji dan THR mu selalu kamu sisihkan sebagian untuk ditabung, bisa saja kamu mampu membeli rumah yang kamu inginkan dalam waktu 5 tahun saja.
Jadi, dengan memiliki gaya hidup yang disesuaikan dengan budget, kamu bisa mencapai goals mu pada jangka waktu yang lebih cepat dari dugaanmu!
Atau uang THR dari anak atau malah bisa jadi kalian yang dapat dari tetangga maupun saudara, bisa kalian sisihkan buat persiapan dana sekolah anak. Maklum biaya sekolah anak zaman now tuh mahal banget. Apalagi sebentar lagi sudah masuk tahun ajaran baru.
Hadapi Godaan dengan Memperbaiki Mindset
Hayo siapa yang sering tergoda membeli suatu barang hanya karena barang tersebut menarik, padahal sebenarnya tidak diperlukan? Hal ini dikenal dengan istilah impulsive buying dan menjadi ‘penyakit’ yang akhir-akhir ini dialami banyak orang.
Sifat konsumtif memang sulit untuk dihilangkan. Namun dengan menyusun skala prioritas, kamu bisa menentukan wants dan needs sejak awal untuk mempermudahmu dalam mengelola keuanganmu, lho.
Dengan mendapatkan gaji secara rutin setiap bulan dan THR setiap tahunnya, hal ini membuat keduanya merupakan pendapatan rutin yang seharusnya dimasukkan ke budgeting secara berkala. Jadi jangan dianggap sebagai ‘rezeki nomplok’ yang langsung dihabiskan saat itu juga.
Karena dengan begitu, kamu jadi hanya bisa hidup bergantung pada gaji dan THR yang akan diberikan secara berkala. Padahal pendapatan tersebut bisa kamu tabung dan sisihkan untuk dana cadangan, yang dapat membantumu ketika mengalami situasi darurat.
Untuk para kaum FOMO (takut ketinggalan sesuatu) mending lurusin dulu niat dan hatimu dalam mengatur keuangan agar cermat dalam melakukan pengeluaran dan nggak tergoda untuk melakukan impulsive buying karena ikut-ikutan orang lain. Belum tentu dampak yang baik untuk mereka juga berdampak baik untuk kamu, lho.
So, daripada spending mu hanya untuk shopping hal-hal yang nggak penting-penting banget, mending didonasiin untuk sedekah kepada orang-orang yang lebih membutuhkan!
Rencanakan Keuanganmu
Financial planning merupakan strategi yang mempermudahmu dalam membuat perencanaan keuangan untuk mencapai tujuan keuanganmu. Dengan tujuan keuangan yang beragam seperti menyusun dana cadangan, berinvestasi, membangun rumah, membayar utang, hingga mempersiapkan dana pensiun, tentu memerlukan perencanaan yang matang agar gaji dan cara mengelola uang THR mu dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.
Manfaat utama dari perencanaan keuangan yaitu memberikan kontrol yang lebih baik terhadap keuangan pribadi. Dengan begitu, kamu dapat mengurangi pemborosan dan mengelola keuangan dengan lebih efisien. Nggak ada salahnya kok self-reward untuk diri sendiri, tapi jangan sampai hal ini jadi alasanmu setiap kali melakukan pengeluaran ya!
So, sudah paham kan gimana cara mengelola uang THR dan gaji sehingga bisa tetap kamu nikmati sambil mencapai goals-mu? Setelah mendapatkan gaji dan THR jangan langsung dihabiskan saat itu juga ya!
Selain ditabung, kamu dapat menyisihkan pendapatanmu untuk hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain, untuk investasi di dunia akhirat nanti. Dengan meluruskan hati dan niat, percayalah bahwa pengelolaan keuanganmu dan cara mengelola uang THR pasti dapat bermanfaat dengan sebaik mungkin.
Bagi kamu yang masih ragu dalam mengatur perencanaan keuanganmu, termasuk cara mengelola uang THR dan ingin mengukur kesehatan finansialmu, kamu bisa segera cek website Ruang Menyala dan melakukan financial fitness check-up. Selain itu, kamu juga berkesempatan untuk konsultasi dengan Nyala Trainer yang akan membantumu dalam mengatur pengelolaan finansialmu agar tetap fit!
By the way, kalian dapat berapa nih uang THR-nya? Kalian masih dapat sendiri atau anak yang dapat nih? Rencananya, mau kalian pakai buat apa? Share ya.
Alhamdulillah THR tahun ini bisa dikelola lebih baik dari tahun kemaren tujuan dan skala prioritas adalah kunci thr tahun ini masih ada yang bisa di tabung.
Thr nya bocil sudah direncanakan untuk masuk dana pendidikan dia karena sebelum lebaran sudah di belikan baju dan mainan
Mau dong mas itu uangnya buat angpao. Banyak banget .
Anak saya yang dapat. Gantian dulu saya yang dapat. Tapi tidak pernab menikmati, karena diminta sama Ibu
Uang THR lumayan yaa bisa 1x gaji nominalnya. Oleh karena itu setuju Kak, jangan dihambur2kan. Kalau untuk keperluan lebaran dan masih ada sisa mending diinvestasikan.
THR buat saya benar-benar terfokus untuk hari raya. Kebetulan banyak item/pos tertentu yang dibayar dengan THR.
Penyakit paling susah sembuh tuh saat ada tambahan uang, semisal kayak THR tadi. Maka, kita jadi menganggap itu sebagai bonus. Sehingga, kita bisa bebas menghabiskannya tanpa kepikiran.
Padahal mah bisa kali ya buat tambahan untuk mencapai rencana keuangan masa depan.
Akhirnya tahun ini sama sekali gak membagikan angpao ke anak-anak
Sedih sih secara untuk mereka dapat angpao pasti momen yang sangat ditunggu
Semoga tahun depan Isa berbagi angpao lagi…
Kayanya sekarang pun sebenarnya uang THR itu dari potong gaji per bulan yang dikumpulkan. Aku enggak pernah dapat THR, nih, karena enggak kerja kantoran
Asyik juga sejarah uang THR ini, meski namanya mungkin berbeda-beda, tapi tradisi memberikan uang THR ini bida dibilang sudah ada sejak jaman dulu, bahkan sejak jaman kekhalifahan.
Wah aku malah sekarang yang punya ponakan banyak. Tapi emang seru sih bagi2 THR itu (kalau ada ) wkwkw
Jadinya momen lebaran itu udah identik sama amplop wkwkw
Mantep tipsnya bang. Gak dimungkiri sih kalau THR tanpa pengelolaan bakalan bikin cepat habis. Apalagi kalau lebaran tuh pasti banyak banget pengeluaran untuk angpao juga hahaha
Perencanaan keuangan memang penting banget apalagi terkait THR yang akan jadi sia-sia kalau digunakan hanya untuk foya-foya.
Kalau udah urusan dengan THR memang kompleks ya kak. Di sini ini pentingnya gak cuma bisa dapetin THR-nya aja tetapi juga bagaimana mengelolanya biar bisa tahan lama dan misalnya dikeluarkan tahu buat apa
Alhamdulillah tahun ini bisa bagi bagi THR ke sanak saudara
Meski mayan repot cari Penukaran uang baru
Haha
seneng bangeeet kalo inget jaman dapet THR, entah dari sodara atau kantor. sekarang mah justru tim bagi THR haha.
Ternyata bagi-bagi uang THR bukan hanya tradisi negara kita ya. Bahkan jauh sebelum itu sudah ada tradisi untuk memberikan hadiah ke anak, saudara atau keluarga yg berhasil menunaikan ibadah puasa.
Uang THR jaman sekarang ini makin gede dari tahun sebelumnya. Alhamdulillah ada, anak juga dapat. Dan ya, setuju banget kalau uang THR itu jangan dihabiskan gitu saja, tapi ditabung atau untuk cadangan dana lainnya.
meski kadang tradisi bagi2 amplop saat lebaran bikin celengan ambrol. tapi seru juga ngeliat wajah sumringah ponakan saat terima amplop dari kita hahahaha
wkwkwk aku sih ga dapat THR, justru ngasih THR ke bocil2 wkwkwk. THR suami dari kantor juga ditabung buat renov lantai dua rumah jadi lebaran kali ini saving agak banyakan emang
Kebetulan jadi kaum yang gak dapat THR dan karena belum nikah apalagi punya anak jadinya ya nggak dapat THR beneran ehehe. Tapi dulu-dulu kalau dapat THR biasanya ditabung sih buat beli barang diinginkan. Kalau dipikir-pikir berarti dulu saya udah termasuk merencanakan keuangan dari THR untuk mencapai goals yang diinginkan
Pengennya sih yang THR ditabung. Tapi faktanya masih dipakai buat bayar hutang dan kebutuhan lebaran. Kayaknya harus lebih jeli lagi mengatur keuangan agar bisa lebih giat lagi nabungnya.
asyik nih yang masih dapet THR (kalo udah dewasa dan kerja di perusahaan pastinya dapet THR dari perusahaan ya). auto lokasiin buat keperluan lebaran ya, buat baju anak anak, hidangan lebaran dan bagi bagi THR juga buat ponakan. saya mah udah gak dapet THR kak, hahahahaha. maklumlah freelancer dan suami wirausaha. jadi THR nya yaaaa dapet job di penghujung ramadan, alhamdulillah, hihihi
Mengelola uang THR buatku selalu dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu spending, saving dan sharing. Jadi bisa membuat semua orang bahagia, kecipratan rejeki saat lebaran..