Bagi penggemar bioskop, nama Cinema XXI pasti sudah tak asing lagi. Sebentar lagi, perusahaan jaringan bioskop kesayangan kalian bakal melakukan penawaran perdana saham (Initial Public Offering/IPO). Lantas, bagaimana 4 prospek saham Cinema XXI jelang IPO ini?
Prospek Industri Bioskop ke Depan
Prospek industri hiburan, terutama bioskop dinilai masih menunjukkan perbaikan tahun ini. Pasca pencabutan darurat status pandemi COVID-19 dan masyarakat tak perlu lagi memakai masker di tempat umum bakal mendorong perbaikan industri bioskop ke depan.
Masyarakat akan bebas ke tempat publik, tak terkecuali bioskop yang sempat tutup saat pandemi COVID-19 sejak pertengahan 2019. Pencabutan status pandemi menjadi endemi juga memacu pergerakan aktivitas masyarakat secara bebas.
Di sisi lain, kehadiran platform Over the top (OTT) atau aplikasi film daring dinilai belum mengganggu pasar bioskop Tanah Air. Diperkirakan butuh waktu lama bagi platform OTT untuk mendisrupsi industri bioskop, tak terkecuali di Indonesia.
Prospek Layar Bioskop
Yang menarik, jumlah layar per satu penduduk di Indonesia masih minim, kalah jauh dengan rata-rata negara di Asia Tenggara apalagi dunia. Berdasarkan perusahaan riset pasar global Euromonitor International, negara maju rata-rata memiliki 84,3 layar per satu juta penduduk. Di Asia Tenggara rata-rata memiliki 30,2 layar per satu juta penduduk.
Di Indonesia hanya 7,6 layar per satu juta penduduk. Sedangkan total layar bioskop dari seluruh operator di Indonesia hingga akhir 2022 diperkirakan sekitar 2.107 layar.
Dalam survei tersebut juga melaporkan, di awal tahun 2023 sekitar 76% masyarakat di Indonesia pergi ke bioskop setidaknya sekali dalam sebulan. Serta 62% masyarakat Indonesia menilai menonton sebagai salah satu kegiatan sosial utama.
Selain itu, Euromonitor juga mencatat Indonesia memiliki industri film domestik yang besar dan berkembang. Adapun kontribusi film domestik terhadap gross box office/GBO Indonesia pada tahun 2023 diproyeksikan sebesar 51%.
Coba tulis di kolom komentar, berapa jumlah penyedia bioskop di kota kalian. Kalau pernah menghitung, berapa layar yang disediakan. Biasanya bisa dicek dari ketersediaan studio yang ada. Dan satu lagi, kalian lebih suka menonton film di bioskop atau malah di platform OTT seperti Netflix, Viu, Disney+Hotstar, WeTV, LokLok atau lainnya?
Prospek Jumlah Penonton Bioskop di Indonesia
Film-film berkualitas dari sineas dalam negeri dan luar negeri serta ketersediaan bioskop di kota-kota besar turut mendongkrak jumlah penonton bioskop di Tanah Air. Masyarakat masih antusias terhadap film-film baru, apalagi yang viral atau dari produksi studio ternama.
Film bergenre horor ‘KKN di Desa Penari’ berhasil meraup jumlah penonton terbanyak di bioskop. Hingga kini, film yang dibuat berdasarkan kisah nyata tersebut meraih 9,2 juta penonton.
Berdasarkan catatan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, jumlah penonton bioskop di Indonesia pada 2022 mencapai 54.073.776 orang. Jumlah ini sudah meningkat drastis pada 2021 sebesar 4,5 juta orang dan 12,8 juta orang pada 2020.
Pencapaian pada 2022 dinilai sudah melebihi jumlah penonton bioskop pada 2019 yang sebesar 51,9 juta orang. Saat itu, pandemi COVID-19 baru masuk China pada Maret 2019. Kasus pertama COVID-19 dikonfirmasi masuk Indonesia pada 2 Maret 2020.
Data sedikit berbeda disampaikan Kemenparekraf hingga Juli 2022. Jumlah penonton bioskop di Indonesia mencapai 29.646.450 orang (2019). Lantas turun menjadi 12.059.127 orang pada 2020. Turun lagi menjadi 4.226.025 orang pada 2021. Kemudian naik lagi menjadi 21.212.199 orang pada 2022.
Prospek Saham Cinema XXI Jelang IPO
Berdasarkan kondisi di atas, prospek saham Cinema XXI jelang IPO masih besar. Apalagi dilihat dari animo masyarakat terhadap film-film baru, jumlah ketersediaan layar, jumlah bioskop di Tanah Air, serta perusahaan-perusahaan yang melakukan pertemuan di gedung bioskop.
Cinema XXI yang memakai kode saham CNMA akan menawarkan maksimal 8,33 miliar saham dengan nominal Rp 8 per saham. Nilai tersebut setra dengan 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor usai IPO.
PT Nusantara Sejahtera Raya (NSR) yang menaungi Cinema XXI akan menawarkan harga Rp 270-Rp 288 per saham. Harapannya Cinema XXI akan meraup dana maksimal Rp 2,4 triliun jika saham tersebut ludes diserbu investor.
Kinerja Cinema XXI / Nusantara Sejahtera Raya
Dilihat dari kinerja, NSR memang cukup gemilang. Pendapatan usahanya mencapai Rp 4,40 triliun pada 2022, naik dari Rp 1,28 triliun pada 2021. Namun pencapaian itu masih di bawah kinerja pada 2019 sebesar Rp 6,89 triliun.
Dari laba usaha, Cinema XXI mencatatkan Rp 504,53 miliar pada 2022. Kinerja itu berbanding terbalik dari rugi Rp 365,80 miliar pada 2021 dan Rp 578,87 miliar pada 2020. Padahal laba perusahaan pada 2019 mencapai Rp 1,27 triliun.
Pencapaian kinerja prospek saham Cinema XXI yang gemilang tak terlepas dari prestasi dan popularitas PT Nusantara Sejahtera Raya. Perusahaan ini memiliki 1.216 layar di 226 bioskop yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan merek Cinema XXI yang dikenal oleh masyarakat, perusahaan ini telah menjadi tujuan utama bagi penikmat film di berbagai kota.
PT Nusantara Sejahtera Raya memiliki visi untuk terus berkembang. Perusahaan menargetkan memiliki 2.000 layar dalam lima tahun ke depan. Dengan langkah IPO yang sedang dipertimbangkan, perusahaan berharap dapat mengumpulkan dana yang cukup untuk mewujudkan target tersebut. Pertumbuhan perusahaan ini juga diharapkan akan memberikan dampak positif bagi industri bioskop di Indonesia secara keseluruhan.
Rencana PT Nusantara Sejahtera Raya untuk melangkah ke arah IPO Cinema XXI merupakan langkah yang menarik dan berpotensi memberikan keuntungan bagi perusahaan dan industri bioskop di Indonesia.
Jadwal IPO Cinema XXI
Sebelum IPO, perusahaan yang akan masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib melakukan serangkaian proses. Calon investor wajib menyimak pengumuman ini, terutama yang ingin berniat membeli saham tersebut.
Cinema XXI telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT J.P. Morgan Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT UBS Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
- Masa penawaran awal : 10-14 Juli 2023
- Perkiraan tanggal efektif : 25 Juli 2023
- Perkiraan masa penawaran umum saham perdana : 27 Juli-31 Juli 2023
- Perkiraan tanggal penjatahan : 31 Juli 2023
- Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik : 1 Agustus 2023
- Perkiraan tanggal pencatatan di BEI : 2 Agustus 2023
Tawaran Menggiurkan IPO Saham Cinema XXI
Ada tawaran menggiurkan bagi kalian calon investor IPO saham Cinema XXI. Perusahaan yang nantinya memakai kode saham CNMA ini bakal menargetkan pembagian dividen minimal 35% dari laba bersih. Jumlah ini tergolong gede untuk perusahaan yang baru mau IPO.
Namun kebijakan dividen ini baru mulai berlaku untuk laba bersih setelah pajak pada tahun buku 2023. Dividen akan dibagikan pada tahun 2024 ya.
Tapi yang perlu diwaspadai, ini hanya sekadar iming-iming pemilik perusahaan terhadap investor yang membeli saham CNMA. Bagi kalian yang memang dividen hunter, investasi saham CNMA akan sangat menarik.
Kita dapat membeli saham CNMA saat perusahaan tersebut berencana membagikan dividen. Kita dapat melepas saham tersebut setelah dividen diterima. Namun biasanya, harga saham akan langsung anjlok setelah pencatatan efektif penerimaan dividen. Apalagi saat harga saham perusahaan malah cenderung anjlok.
Teliti Sebelum Membeli Saham Cinema XXI
Bagi yang tertarik menjadi investor saham Cinema XXI, kalian perlu mewaspadai prospek saham Cinema XXI sekaligus berita-berita terkini seputar prospek saham Cinema XXI.
Bandingkan Dengan Industri Sejenis
Hingga kini, baru satu emiten pengelola bioskop yang telah melantai di BEI yakni Graha Layar Prima ($BLTZ) yang merupakan pengelola CGV. Dengan rencana IPO ini, BLTZ kini punya pesaing, yakni CNMA. Meski dalam kenyataannya, dua pengelola jaringan bioskop ini sudah lama bersaing.
Berdasarkan prospektus ringkas yang terbit di harian Bisnis Indonesia pada Jumat (7/7/2023), NSR selaku pengelola Cinema XXI memiliki 1.216 layar di 225 bioskop di 55 kota seluruh Indonesia per 31 Desember 2022. Jumlah tersebut meningkat per Maret 2023 menjadi memiliki 1.235 layar di 230 bioskop.
Cinema XXI juga menargetkan dapat membangun tambahan 2.000 layar dalam 5 tahun ke depan. Sebagai perbandingan, BLTZ tercatat mengoperasikan 69 bioskop CGV dan 1 bioskop Blitz Theater dengan total layar sebanyak 395 unit.
Yang patut diwaspadai, dari segi performa keuangan hingga kuartal I/2023, NSR mencatatkan kerugian sebesar Rp 25,6 miliar. Sementara BLTZ merugi Rp 20,6 miliar.
Emang sih, semakin banyak layar dan bioskop akan memicu lonjakan biaya. Termasuk biaya gaji pegawai hingga perawatan layar serta bioskopnya. Belum lagi kalo gedung masih sewa. Semoga dengan makin banyak penonton, keuntungan makin di depan mata. Investor pun akan senang mendengarnya.
Teliti Rencana Keuangan Pasca IPO
Dana hasil IPO akan digunakan oleh NSR untuk beberapa keperluan, yakni:
• 65% untuk pengembangan dan ekspansi jaringan bioskop Cinema XXI
• 20% untuk pembayaran lebih awal sebagian pokok utang kepada Bank Rakyat Indonesia ($BBRI)
• 15% untuk modal kerja
Dari sini bisa dilihat rencana keuangan dari hasil IPO Cinema XXI. Tidak ada yang salah dengan rencana itu. Tapi masih ada yang digunakan untuk membayar sebagian utang.
Membayar utang lebih awal tentu lebih baik. Apalagi pokok utang yang tentu akan berdampak ke bunga utangnya. Masalahnya, ini uang investor. Iya kalau rencana ekspansinya segera membuahkan hasil. Kalau tidak?
Program Saham Untuk Karyawan
Bersamaan dengan IPO, NSR akan menggelar program employee stock allocation (ESA) sebanyak 11,11 juta lembar (0,13%) saham dari jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran umum.
Setelah melantai di bursa, NSR menyebut bahwa pemegang saham mayoritas perseroan berencana menggelar private placement maksimum 8,33 miliar lembar (10%) saham. Jumlah tersebut terdiri dari 6,67 miliar lembar (8%) saham yang akan dilepas PT Harkatjaya Bumipersada (HJB) dan 1,67 miliar lembar (2%) saham yang akan dilepas PT Adi Pratama Nusantara (APN).
Selain private placement, HJB dan APN juga menandatangani call option agreement dengan salah satu pemegang saham existing NSR, yakni Salween Investment Private Limited (SIP). Melalui perjanjian tersebut, HJB memberikan hak opsi kepada SIP untuk membeli maksimum 15 miliar saham NSR yang dimilikinya, sementara APN memberikan hak opsi maksimum 3,75 miliar saham.
Dengan memperhitungkan ketiga aksi korporasi tersebut, struktur pemegang saham NSR setelah IPO terdiri dari HJB sebesar 45,99%, APN sebesar 11,5%, SIP sebesar 22,51%, peserta program ESA sebesar 0,01%, dan masyarakat sebesar 19,99%.
HJB, APN, dan SIP setuju untuk tidak melepas kepemilikannya (lock-up) hingga 6 bulan sejak tanggal pernyataan pendaftaran menjadi efektif.
Rencana ini serupa dengan emiten GOTO (Gojek Tokopedia). Kini karyawan yang memiliki saham GOTO kebingungan. Menjual lebih murah, pasti rugi. Nggak dijual, duit merosot abis. Cek aja pergerakan harga saham GOTO dan BLTZ berikut ini:
Tapi yang namanya investasi ya belum merugi kalo belum dijual pas harga murah. Tinggal kita kuat-kuatan aja dengan bandar. Masalahnya mau sampai kapan nunggu bandar datang mempermainkan harga? Hehe..
Valuasi Saham Cinema XXI
Jika mengacu kepada kinerja keuangan hingga kuartal I/2023 dan dengan mempertimbangkan kas dari IPO, berikut adalah valuasi saham Cinema XXI.
• P/S: 4,8x–5,2x
Artinya price to sales ratio atau rasio valuasi yang di dalamnya membandingkan harga saham perusahaan dengan pendapatan yang diperolehnya.
Jika membandingkan dengan kinerja BLTZ yang memiliki rasio P/S sekitar 2,24x artinya saham CNMA lebih baik.
• P/E: 42,7x–45,6x
Artinya Price to Earning Ratio (PER) atau laba bersih per lembar saham.
Jika membandingkan dengan kinerja BLTZ yang memiliki PER -22,28x, artinya kinerja CNMA juga gemilang.
• P/BV: 5,3x–5,4x
Artinya Price to Book Value (PBV) atau rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan.
Sementara kinerja BLTZ memiliki PBV sekitar 4,08x yang artinya juga CNMA berkinerja lebih baik.
Kesimpulan
Investasi di pasar modal memang penuh risiko. Tapi risikonya pun akan sebanding dengan cuan yang kita raih. Asal kita jeli dan teliti dalam membaca peluang serta menelaah kinerja perusahaan.
Namun keputusan untuk membeli atau tidak saham Cinema XXI tetap di tangan kalian ya. Intinya, dengan punya saham Cinema XXI, kalian boleh sombong kepada teman. Yuk nonton film bagus di perusahaanku meski kalian hanya pegang 1 lembar saham. Lumayan kan?
Perluasan jaringan XXI emang terasa. Ke kabupaten tempat saya tinggal, sejak merdeka sampai sekarang baru ada bioskop XXI ini
Alhamdulillah jadi gak kudet lagi
Nonton bioskop gak harus ke Bogor atau Bandung kaya dulu hehehe
Seiring pandemi berakhir, animo masyarat untuk menonton film di bioskop kembali meningkat ya, Mbak. Bioskop mengeliat lagi.
Dan kabar akan dilepas ke pasaran saham cinema XXI, pastinya akan menjadi angin segar bagi para investor. Dan harapannya, bioskop ramai, akan semakin membuat semangat para sineas Indonesia untuk memproduksi film-film berkualitas.
kayanya menarik nih beli saham xxi hehehe, biar kalo nonton bioskop serasa yg punya bioskop wkwkwkwk, memang menurutku sih org akan terus mencari bioskop krn pengalaman menonton film genre tertentu itu gak terganti deh
aku termasuk yang jarang nonton di bioskop sih, kalau nonton milih-milih film yang action atau animasi, biar makin keren aja soundnya dan efek gambarnya, dolby suaranya mantap banget di telinga. Perlu dicoba nih beli sahamnya, karena prospeknya juga masih bagus meskipun digembur layanan streaming online yang legal
Di Sukabumi sendiri cuma ada 1 bioskop, dulu pembukaanya gagal karena pas dengan merebaknya kasus Covid-19. Sempat vakum hampir dua tahun, kini bioskop menjadi salah satu hiburan warga di sini
Cukup berat sih ya bahasannya, Mas. Hehe.. Yang jelas, sebagai penggemar pelem, saya sih termasuk penikmat yang nonton di bioskop, etapi untuk pelem-pelem tertentu aja sih. Selebihnya ya nonton dari platform.
Menarik juga ya saham di Cinema XXI. Namun, tetap harus diperhatikan untuk masalah prospek ke depannya
Cinema XXI bikin terobosan menarik nih, semua orang bisa ikutan memiliki saham Cinema XXI, pastinya jadi peluang untuk mengembangkan sayap ya, Kak.
Bagi yang hobby nonton seneng banget banyak bermunculan jaringan XXI, jadi inget dulu kerja di tempatin di bojonegoro nan sepi tmnku dr jakarta pada ngeluh gada gedung bioskop biasanya setiap minggu nonton…
Wah masih dalam rentang waktu penawaran IPO Cinema XXI nih.
Bis ajadi peluang nih buat yang ingin invest ya
Menurut daku Bioskop memang masih jadi andalan buat nonton film, khususnya film terbaru baik dalam maupun luar negeri, terlebih lagi yang Box Office. Peminatnya pun masih banyak ya, termasuk daku soalnya haha
Waaah ternyata prospek nanam saham di cinema XXI masih oke menjelang IPO ya kak. Noted banget nih diulas sampai ke jadwal IPO nya dan tips beli sahamnya. Bermanfaat banget
Secara tidak langsung baca artikel ini jadi pengetahuan baru khususnya buat aku yang awam sekali soal perbioskopan ini, hehe selama ini cuma tau nonton aja.
bisnis bioskop sempet mandek selama pandemi tapi untungnya XXI berhasil bertahan ya. sekarang mulai membludak lagi karena sudah gak pandemi lagi. prospek saham juga turut naik
Masih menjanjikan banget sii.. membeli saham Cinema XXI.
Karena di kota-kota besar masih menayangkan film-film yang ramai mengundang penasaran banyak pihak. Seperti film dokumenter NCT Dream yang gak ada di platform OTT manapun dan hanya bisa dinikmati di bioskop hanya dalam waktu seminggu.
Selain itu, tentunya banyak film dari aktor-aktor ternama yang bikin penasaran.
Belum pernah beli saham nih kak. Ngebayangin kalo pjnya banyak saham lalu ikut deg2an kalau nilainya turun.
Tapi kalo saham bioskop dijamin aman ya bahkan naik terus. Walau udah ada app nonton tapi orang2 lebih suka nonton langsung ke cinema.
Asyik, dapet pengetahuan baru nih tentang saham XXI. Sedih juga ya karna jumlah penonton yg sempet anjlok waktu Covid kemaren, tapi sekarang udah mulai pulih. Bioskop jadi rame lagi.
Betul. Kita emang masih kekurangan layar bioskop. Tapi, kalau aku liat malah sekarang bioskop cukup tergeser sama OTT, sih. Sebab, enggak perlu nunggu lama untuk sebuah film diputar di OTT.
Belakangan memang kalau diperhatikan, jumlah film bagus tanah air memang makin banyak sih. Srhingga ngasih banyak pilihan juga untuk para penonton (terutama di wilayah perkotaan) untuk meluangkan waktu mereka ke bioskop.
Sekarang makin banyak lagi sinema XXI ini saya termasuk pengguna setia studio film ini karena fasilitasnya nyaman untuk menonton. Ternyata sahamnya makin meningkat ya
masih kudet aku soal investasi saham dan gimana cara mainnya. btw saham itu seperti kripto ya, fluktuasinya naik turun
menanti banget deh ini saham cnma, kmrn sudah booking sih gak banyak2 dulu lah biar wait and see dulu performanya baru tar putusin lg mau nambah or malah lepas lagi hihih
bisa ya beli saham jaringan XXI, wah saya beru tahu nih, wkwkwk kudet
Semakin tahun kualitas dan layanan XXI semakin bagus sih, suka dengan terobosannya
Setuju kak, kudu pantau terus update berita tentang Cinema XXI. Takutnya ada yang gak berlanjut lagi ya atau bisa saja rebranding. Jadi dengan terus memantau bisa makin mantap semisal ingin membeli sahamnya.
Aku juga masih suka nonton ke bioskop kok meskipun sudah ada layanan OTT. Sensasinya beda sih kalau nonton di rumah. Jadi masih menjanjikan kalau beli saham IPO Cinema XXI
XXI nih masih belum ada saingannya ya sampe sekarang. karena sangat nyaman untuk semua kalangan. dari segi harga dan kualitas
pasca pandemi, bisnis perfilman mulai bangkit lagi ya meski sempet terseok selama covid. sekarang untuk mengumpulkan kembali kekuatan, membuka IPO bisa jadi solusi bisnis ini bisa bertahan dan kembali bangkit
Jadi informasi banget artikelnya untuk yang akan berencana investasi dengan membeli saham cinema XXI biar paham banget peluang dan resiko untung ruginya
OTT sekarang memang lagi marak. Mungkin ini yang jadi penyebab bioskop sepi ya. Tapi kesan nonton memang lebih enak di bioskop loh. Lebih lega layarnya drpd nonton di HP.
Peluang investasi saham untuk Cinema XXI masih sangat terbuka nih, apalagi jangkauannya semakin menjangkau daerah, tentu ini bagian dari proyeksi perkembangan yang semakin maju ke depan.
Bener sih kak, saya jujurly lebih suka nonton sambil rebahan lewat Netflix, Viu, Disney+Hotstar, atau WeTV hehe. Tapi keren deh Cinema XXI bisa dapet laba lebih besar dibandingkan kerugian tahun 2021 ya. Tjakeeep banget
pasca endemi industri film dan bioskop bangkit lagi ya kak tentunya prospek banget untuk investasi
Dengan membeli Saham Cinema XXI, selain mendapatkan keuntungan juga meningkatkan peluang bisnis bagi pihak Cinema XXI untuk terus memberikan pelayanan terbaik bagi penikmat film.
Wawww Cinema XXI pun mau IPO? gils, makin makin aja nih wkwkw, harus ikutan ngga ya hahaha ini apa karena dampak adanya streamer film dkk yang makin kesini makin menggerus eksistensi bioskop ya kak? huhu tapi tetep sih sensasinya beda dong yaa kalo nonton di Cinema XXI
wah keren juga bioskop mau masuk IPO, ikutan ah :D