beli

beli-xiaomiPemerintah Taiwan sedang menyelidiki apakah Xiaomi Inc, vendor ponsel asal China merupakan ancaman bagi keamanan cyber di wilayahnya. Penyelidikan akan berlangsung tiga bulan.

Namun penyelidikan ini belum jelas apakah bisa sampai ke pelarangan penjualan ponsel Xiaomi di Taiwan, meski ponsel-ponsel murah Xiaomi begitu laris manis di China daratan.

Pernyataan eksekutif di Taiwan menyebut, tuduhan melanggar keamanan cyber ini karena Xiaomi mewajibkan penggunanya mengirim data pribadi melalui layanan awan (cloud) ke server perusahaan di Beijing, markas Xiaomi. Bila ini benar, hal tersebut berpotensi menyebabkan pelanggaran keamanan karena Xiaomi melakukan spionase.

Saat ini, perusahaan teknologi China memang sedang dalam pengawasan ketat terutama ancaman dari asing maupun internal yang bisa membahayakan perekonomian terbesar kedua di dunia itu. Perusahaan China dan perusahaan teknologinya sering dituduh melakukan spionase.

Kekhawatiran juga meningkat bagi Taiwan, yang dianggap memisahkan diri dari China, lebih tergantung pada daratan. Terkait perekonomian, kedua negara juga masih berselisih bahkan sejak 1949.

Pernyataan sumber eksekutif itu juga semakin panas karena China melarang penggunaan layanan pesan instan Line yang dimiliki Naver Corp asal Korea Selatan. Larangan penggunaan Line pada komputer karena dikhawatirkan data pengguna masyarakat China diambil oleh Korea Selatan.

Juru bicara Line yang berbasis di Tokyo sedang menyelidiki masalah ini namun tidak akan memberi rincian lebih lanjut. Juru bicara Xiaomi juga menolak berkomentar.

Saat ini, Xiaomi menjadi salah satu vendor ponsel terbesar di China. Xiaomi juga telah mendirikan toko dengan menjual produknya melalui internet di Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, dan India. Xiaomi juga mengincar ekspansi ke negara Thailand, Brasil, dan Meksiko.

Lembaga penyiaran publik Hong Kong yang mengutip Kepala kantor urusan Taiwan daratan menyatakan kecewa atas keputusan Taiwan. “Orang tidak dapat menghentikan daya tarik ponsel Xiaomi antara rekan-rekan di seberang selat,” katanya.

Beijing menganggap Taiwan sebagai provinsi yang membangkang dan mengesampingkan penggunaan kekuatan jika secara resmi menyatakan kemerdekaan. Hubungan perdagangan antarkedua wilayah juga memanas beberapa tahun terakhir dan Taiwan memandang perusahaan China penuh kecurigaan.

Kepolisian Taiwan juga mendorong karyawan tidak menggunakan layanan pesan instan WeChat, milik Tencent Holdings Ltd sejak Agustus.

Sumber: Reuters

By Didik Purwanto

Copywriter | Ghost Writer | ex Business Journalist | Farmer

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *