Twitter masih membukukan kerugian pada kuartal I-2016 mencapai US$ 80 juta. Namun kerugian tersebut masih lebih baik dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 162 juta.
Pendapatan Twitter melonjak 36 persen menjadi US$ 595 juta. Namun pendapatan tersebut masih lebih rendah dibandingkan prediksi analis.
“Hasil yang kurang menarik di kuartal pertama memicu investor cenderung skeptis,” kata analis CRT Sterne Agee.
Jumlah pengguna Twitter kali ini bertambah tipis dari 305 juta menjadi 310 juta. Twitter mengklaim memiliki cara mengukur pengguna aktif lebih baik, bukan dari pesan singkat yang dikirimkannya tapi jumlah tersebut sebenarnya turun dari kuartal IV-2015 mencapai 320 juta.
Saham Twitter kembali anjlok lebih dari 13 persen menjadi US$ 14,36 per saham, memerluas kemerosotan selama dua tahun terakhir.
Harga saham perdana Twitter saat IPO November 2013 mencapai US$ 26 dan sempat melonjak menjadi US$ 60 pada bulan berikutnya. Namun setelah itu terus merosot.
CEO Twitter Jack Dorsey yang kembali memimpin perusahaan menjanjikan layanan baru untuk meningkatkan pertumbuhan dan keterlibatan pengguna. “Seperti yang kita jelaskan pada kuartal terakhir lalu, kami akan fokus apa yang terbaik dari Twitter,” kata Dorsey.
“Twitter selalu menjadi tempat terbaik untuk melihat apa yang terjadi sekarang. Apakah itu berita, hiburan, olahraga, atau topik sehari-hari. Hanya Twitter yang memungkinkan Anda terhubung dengan orang-orang di mana saja di dunia dengan percakapan langsung.”
Profesor manajemen strategis di Warwick Business School Sotirios Paroutis mengatakan, acara eksklusif secara langsung, kolaborasi, dan pemasar menarik menjadi bahan penting untuk menerapkan lonjakan pengguna dan pendapatan Twitter.
Analis eMarketer Debra Williamson mengatakan, streaming pertandingan sepakbola gratis akan menjadi langkah berani, khususnya jika Twitter ingin mendongkrak pengguna. Apalagi Twitter memiliki Periscope yang memungkinkan pengguna menyiarkan video gratis.
Sumber: AFP