Perusahaan ponsel asal Kanada, BlackBerry akan berhenti memproduksi ponselnya. Mereka akan melisensikan produk dan meminta mitranya di Indonesia untuk memproduksi ponsel tersebut.
Perangkat BlackBerry akan diproduksi PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk yang memungkinkan perusahaan Kanada berkonsentrasi pada perangkat lunak dan layanan.
BlackBerry dalam pernyataannya melaporkan, satu dekade lalu sempat menjadi salah satu produsen ponsel cerdas (smartphone) terbesar. Namun kini pangsa pasarnya hanya kurang dari satu persen tergerus ponsel yang didominasi sistem operasi iOS dari Apple dan Android besutan Google yang diproduksi sejumlah vendor ternama.
Akibat pergeseran pangsa pasar, BlackBerry telah berupaya kembali fokus perangkat lunak, termasuk aplikasi keamanan. Pengumuman terbaru memberhentikan produksi seluruh perangkat kerasnya.
“Kami mencapai titik perubahan dengan strategi kami. Pondasi keuangan kami kuat. Kami memegang poros perangkat lunak,” kata Kepala Eksekutif BlackBerry John Chen.
“Perusahaan berencana mengakhiri semua pengembangan perangkat keras dan memilih mitra untuk melisensikan produk kami. Hal ini memungkinkan kita mengurangi kebutuhan modal dan meningkatkan pengembalian modal yang diinvestasikan.”
Februari lalu, BlackBerry Ltd memangkas 200 pekerja di kantor pusat Ontario dan Florida untuk menekan biaya operasional. Produsen ponsel asal Kanada ini lebih fokus bisnis perangkat lunak perusahaan (software enterprise).
“BlackBerry terus melaksanakan perubahan bisnis. Kami tetap fokus efisiensi di seluruh tenaga kerja global,” kata pernyataan perusahaan dalam surat elektronik.
Perusahaan menolak berkomentar terhadap persentase tenaga kerja yang dipengaruhi pemangkasan. Berdasarkan dokumen, perusahaan memiliki 6.225 karyawan pada 28 Februari 2015.
PHK mempengaruhi 75 pekerja manufaktur di Sunrise, Florida. Salah satu sumber yang mengetahui masalah ini menyatakan, pemangkasan paling banyak dilakukan di divisi perangkat lunak BB10 di Waterloo, Ontario, markas pusat BlackBerry.
Sumber: AFP