Tetanggaku bolak-balik nyeletuk. “Emang elu kerjaannya apa sih? Perasaan nggak pernah keluar rumah. Tapi bolak-balik pesenan online dateng mulu. Belanja mulu elu. Jadi babi ngepet yak? Atau pelihara tuyul? ‘”Iya, aku ternak tuyul digital.” Jawabku sewot.
Astaghfirullah. Emang mulut tetangga kagak pernah disaring dulu ye kalo ngomong. Asal nyablak aja tanpa mikirin perasaan yang diajak ngomong.
Profesi Ternak Tuyul Digital
Pandemi COVID-19 menjadi titik tolak perjalananku menjadi full time blogger. Sempat gamang menekuni pekerjaan ini. Karena penghasilannya yang tak pasti.
Saat ini aku memiliki tiga blog yang aku anggap sebagai ‘tuyul digital’. Belum lagi media sosial yang aku jadikan ‘tuyul digital cadangan’ sebagai profesi sampingan.
Sebelum pandemi dulu, mendapatkan penghasilan dua digit dari ‘ternak tuyul digital’ pun mudah. Namun kini menjadi susah. Apalagi muncul kendala di industri perbloggeran dalam negeri.
Blogger saling banting harga tulisan naskah. Ada yang menawarkan jasa menulis naskah di bawah Rp 50.000 untuk 1.000 kata. Hancur dah! Padahal membuat konten sepanjang itu butuh pemikiran dan biaya yang nggak sedikit.
Namun satu yang aku yakini. Pekerjaan apapun kalau dilakukan dengan kerja keras dan sepenuh hati akan membuahkan hasil tersendiri. Tentunya harus mau inovasi untuk upgrade diri dengan knowledge dan skill yang mendukung ‘ternak tuyul digital’ ini.
Kenapa akhirnya mau menekuni profesi ini? Kebetulan sudah menjadi hobi dan tak terasa sudah menghasilkan cuan cuy.
Baca juga:
- Dapat Mobil Dari Twitter
- Tetap Cuan Sambil Rebahan di Tengah Pandemi
- Hati-Hati Berbicara di Dunia Maya
Termasuk menjalani profesi sebagai blogger ini, yang dianggap orang desa seperti ternak tuyul atau jadi babi ngepet. Ya iyalah, saat orang lain tidur, aku bekerja. Saat orang lain bekerja, aku tidur. Haha. Persis banget kayak tuyul atau babi ngepet yang berkeliaran di malam hari di saat orang lain tidur.
Awal Karier Suka Menulis
Sebenarnya sejak sekolah dasar, emang aku suka menulis. Mulai dari buku catatan harian, mading sekolah, hingga majalah kampus. Karena hobi menulis inilah, aku bisa membiayai kuliahku sendiri. Bahkan bisa dapat pekerjaan sebelum lulus kuliah karena menulis ini.
Aku pernah membaca bahwa sahabat nabi, Sayyidia Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Ikatlah ilmu dengan menulis.” Artinya, kita dianjurkan untuk selalu menuliskan pengalaman dan pemahaman yang kita peroleh.
Kenapa harus ditulis? Karena kemampuan otak manusia terbatas, apalagi seiring usia. Saat dewasa, menghapal dan mengingat menjadi hal mudah. Namun seiring perjalanan waktu, semua musnah.
Menulis menjadi solusi, terutama untuk menghindari kepikunan. Seorang penulis terkenal di Indonesia, Hernowo dalam buku “Mengikat Makna” bilang, kapan pun kita mendapatkan informasi dan pengetahuan, sebaiknya segera diikat dengan menulis. Karena dengan menulis, informasi yang dimiliki bisa dilihat kembali kapan saja dan di mana saja.
Selain itu, tulisan yang kita tulis akan memberikan manfaat bagi orang lain. Apalagi di era teknologi seperti saat ini, media sosial dengan mudah memviralkan sesuatu.
Nasib Blogger Indonesia di Tengah Gempuran Teknologi
Salah satu jenis pekerjaan yang mensyaratkan kemampuan (skill set) menulis yakni seorang blogger. Tentu masih banyak banyak pekerjaan lain dengan skill set menulis ini. Di antaranya content writer, wartawan, humas, event organizer, search engine optimization (SEO) dan lainnya.
Baca juga:
Namun aku teringat omongan teman yang meneguhkan hati aku mengambil profesi ini. “Selama Google masih ada, profesi blogger akan tetap ada.”
Anak masa kini masih mencari sesuatu dengan bertanya kepada Google. Otomatis perusahan mesin pencari ini akan menyuguhkan informasi yang kita inginkan. Di sinilah profesi blogger atau kemampuan menulis ini akan berperan.
Tak usah takut rezeki akan diambil orang. Biarlah orang lain saling banting harga. Selama kita mampu menjaga kualitas tulisan, orang hingga klien pun akan memberikan perhatian.
Blogger Vs ChatGPT
Belum kelar urusan banting harga naskah, kini sudah muncul ChatGPT yang bikin resah. Tidak hanya menggerus profesi yang memanfaatkan skill set up menulis, tapi juga beragam industri yang kini lagi miris.
Apa itu ChatGPT?
ChatGPT adalah sebuah chatbot kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) berupa model bahasa generatif. Chatbot ini menggunakan teknologi transformer untuk memprediksi probabilitas kalimat atau kata berikutnya dalam suatu percakapan ataupun perintah teks.
ChatGPT dikembangkan oleh perusahaan yang bernama OpenAI. Sementara OpenAI adalah perusahaan riset nirlaba yang bertujuan mengembangkan dan mengarahkan AI untuk bermanfaat bagi kehidupan.
Perusahaan OpenAI didirikan Elon Musk dan Sam Altman pada 2015. Kini OpenAI berkantor pusat di San Fransisco, California, Amerika Serikat. Elon Musk ini merupakan pendiri perusahaan mobil listrik Tesla, perusahaan roket dan satelit SpaceX, pendiri The Boring Company serta pendiri Neuralink. Terbaru, menjadi pemilik jejaring sosial Twitter.
Nasib Blogger Terancam ChatGPT?
Lantas bagaimana nasib blogger di tengah serbuan ChatGPT? Bukannya bikin naskah makin gampang? Ini akan memudahkan blogger donk bikin naskah.
Namun di sisi lain, harga rate card blogger makin hancur karena kita nggak perlu susah cari ide dan bikin tulisan. Tinggal ketik di ChatGPT, beres deh urusan.
Penasehat Komunitas Bloggercrony Indonesia Anwar Natari bilang, ChatGPT sama seperti aplikasi atau produk teknologi lainnya. Teknologi tersebut akan menjadi tantangan sekaligus peluang bagi profesi atau perusahaan apa saja yang bersinggungan dengannya.
Saat BloggerHangout ke-68 bersama Bloggercrony yang kebetulan berulang tahun ke-8, Bang Away (sapaan akrab Anwar Natari) bilang, ChatGPT ini bikin kalang kabut profesi copywriter hingga dunia pendidikan. Ya bayangkan saja, ChatGPT saja bisa menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) seorang siswa hingga mahasiswa. Otomatis, pekerjaan guru tak diperlukan lagi nanti.
Tentu saja ChatGPT akan memberikan ancaman bagi perusahaan atau individu yang enggan beradaptasi atau berinovasi. Hal ini sudah dibuktikan dengan toko luring (offline) yang kini mulai berkurang di tengah serbuan toko daring (online). Atau pekerjaan yang mulai tergantikan dengan mesin.
Menjadi Blogger Kredibel di Era Digital
Lantas bagaimana kita sebagai blogger bisa terus kredibel dan profesional di era digital seperti sekarang?
Berikan Informasi yang Akurat dan Jujur
Kredibilitas seorang blogger ditentukan oleh keakuratan informasi yang diberikan. Oleh karena itu, pastikan bahwa setiap informasi yang disajikan dalam postingan kita benar dan dapat dipercaya.
Anwar Natari dalam BloggerHangout ke-68 yang digelar daring pada 24 Februari 2023 bilang, seorang blogger pun juga harus memiliki skill set up seperti profesi jurnalis, penelitian, dan penyidikan polisi. Yup, skill set itu bernama 5W 1H (what, who, when, where, why dan how). Teknik ini sebagai dasar pengumpulan informasi atau dalam memecahkan masalah.
Tulis dengan Bahasa yang Mudah Dipahami
Sebagai blogger, kita harus mampu menulis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca. Hindari penggunaan bahasa yang terlalu teknis atau rumit agar tidak mengurangi efektivitas komunikasi.
Anwar Natari berpesan, menjadi blogger kredibel tidak gampang. Blogger harus memiliki skill set up mumpuni. Seperti skill set wawancara, riset foto, pemilihan diksi, hingga kemampuan merangkai kata sesuai kaidahnya, terutama membuat judul yang bikin pembaca terkesan, masuk ke tulisan sejak awal hingga akhir.
Tetap Terhubung dengan Sumber Data
Saat menulis artikel, pastikan kita selalu mengutip sumber data yang valid dan terpercaya. Ini akan membantu memperkuat argumen kita dan membuat pembaca percaya pada informasi yang disajikan.
Jangan Ragu Mencantumkan Pengalaman Pribadi
Mencantumkan pengalaman pribadi dalam tulisan bisa membantu kita membangun kredibilitas. Karena pengalaman pribadi lebih sulit untuk dipalsukan dan sering kali memiliki dampak secara emosional yang lebih besar terhadap pembaca.
Yang pasti, kata Anwar Natari, tulisan yang kita tulis harus menarik dan penting. Jangan pula memakai bahasa garing yang enggak enak dibaca, meski pengalaman pribadi.
Tampilkan Keahlian Kita
Jika kita memiliki keahlian di bidang tertentu, tunjukkan kepada pembaca bahwa kita ahli di bidang tersebut. Misalnya, jika menulis tentang kuliner, cobalah menyertakan resep yang telah dicoba dan rasakan hasilnya.
Atau melatih diri dengan skill set up fotografi. Bagaimana pun, fotografi akan melengkapi keindahan dan kelengkapan tulisan.
Memotret melatih indera penglihatan kita, otak kanan kita juga terasah. Kita bisa terasah mencari angle, tahu komposisi, hingga fokus
Terbuka terhadap Kritik dan Masukan
Seorang blogger yang kredibel harus terbuka terhadap kritik dan masukan dari pembaca. Terima kritik dengan hati terbuka dan gunakan sebagai motivasi untuk meningkatkan kualitas tulisan.
Anwar Natari juga bilang, blogger juga harus belajar public speaking. Ini nggak hanya urusan ngomong depan kamera tapi juga belajar empati dan mengerti lawan bicara meski hanya lewat teks/tulisan.
Berkomunikasi dengan Pembaca
Jangan lupa selalu berkomunikasi dengan pembaca. Ini bisa dilakukan melalui komentar atau kontak langsung untuk memperkuat hubungan dan membangun basis pembaca yang setia dan terpercaya.
Gabung dengan Komunitas Blogger
Manfaat bergabung dengan komunitas blogger yakni menambah jejaring teman, ilmu, dan tentunya sebagai tempat mendapatkan job-job kepenulisan, entah blog review, content placement, buzzer, hingga afiliasi blog.
Dari komunitas ini, kita akan menambah skill set up karena mereka rutin mengadakan kopdar offline maupun online terkait hal terbaru. Kita juga terwadahi dalam WhatsApp Group. Jadi kita bisa saling tukar informasi apapun, baik urusan blog, bahasan random sehari-hari, kabar terkini dari individu maupun keluarga blogger hingga promo diskon makanan/jasa tertentu, bahkan ghibah calon menantu.
Salah satu komunitas yang mewadahi blogger Indonesia yakni Bloggercrony. Komunitas yang berdiri pada 24 Februari 2015 ini telah membawahi 2.500 blogger terdaftar dari pelosok Indonesia. Yeayyy selamat ulang tahun ke-8 Bloggercrony.
Komunitas Bloggercrony Indonesia memiliki program community dan online activity. Program community seperti BloggerHangout (ajang temu/kopdar santai berbobot membahas skill set up blogger), BloggerView (kerja sama dengan brand), BloggerCare (galang donasi membantu teman/masyarakat yang tertimpa musibah), hingga BloggerPreneur (komunitas dukungan wirausaha sesama blogger).
Komunitas Bloggercrony memfasilitasi blogger Indonesia mengembangkan kualitas dirinya, membangun jejaring positif, meningkatkan produktivitas dengan menciptakan tulisan/konten yang informatif, bermanfaat dan inspiratif, serta berdaya mandiri dan profesional.
Program online activity seperti networking dengan saling walking multiplatform ke media sosial berbeda. Ada blogwalking #BWTuesday setiap Selasa, #W60 untuk Instagram, TikTok atau YouTube setiap Rabu, hingga #InspirasiKamis berupa rekomendasi blogpost setiap Kamis di Facebook dan lainnya. Yang terbaru, ada program affiliate blog. Waaah, semua programnya menarik.
Yang tak kalah penting, tiap tahun Bloggercrony mengadakan BloggerDay. Meski berdiri sejak 2015, namun Bloggercrony baru merancang konsep annual gathering pada 2016.
Annual event BloggerDay pertama baru dimulai pada 2017. Saat itu digelar di Bogor. Aku sih udah jadi member, tapi karena masih ada kerjaan di akhir pekan, ya aku nggak bisa ikut deh.
Di ajang BloggerDay, Komunitas Bloggercrony Indonesia mengajak 100 blogger ketemu offline dan online untuk menambah skill set up dengan beragam jenis ilmu dan narasumber kredibel.
Aku hanya berpartisipasi tiga kali dari total tujuh kali BloggerDay tersebut. Yakni pada 2018 di Jakarta, dan dua kali secara online pada 2021 dan 2023.
Baca juga:
Oh ya, dari Komunitas Bloggercrony Indonesia ini aku belajar banyak hal. Seperti yang pendiri Bloggercrony Wawa Raji selalu bilang, seorang blogger harus memiliki KSA. Yakni knowledge, skill, dan attitude.
Profesi blogger tentu saja dituntut nggak hanya punya knowledge menulis, tapi juga riset, wawancara, fotografi, editing video, public speaking hingga search engine optimization (SEO). Selain itu perlu skill kemampuan akal, pikiran, ide hingga kreativitas dalam melakukan pekerjaan.
Yang nggak kalah penting, attitude. Terutama sikap kita saat berinteraksi sesama blogger. Ada kan yang suka ghibah urusan rate card hingga job berbayar yang kadang bisa lebih tinggi dari komunitas sebelah. Gitu aja dibahas hingga akhirnya nggak mau ngerjain karena rate yang dikasih lebih murah. Pokoknya omongan blogger bisa lebih pedas dari ghibahan emak-emak tetangga aku tadi deh.
Intinya berprofesi ‘ternak tuyul digital’ nggak selalu enak. Akan ada konsekuensi yang kita harus bayar melalui serangkaian proses knowledge, skill dan attitude di mana pun.
Kalau bisa menjalaninya, rezeki akan mengalir sepanjang masa. Kalau ngga dapat fresh money, minimal amal jariyah karena konten kita bermanfaat bagi orang lain. Siap ‘ternak tuyul digital’? Hehe..