Konglomerat terbesar di India Tata Group sedang menghadapi salah satu periode dalam sejarah panjang untuk menyelamatkan reputasi globalnya. Awal pekan ia, perusahaan terbesar di India tersebut memecat CEO terbaiknya, Cyrus Mistry.
Perusahaan keluarga yang dikelola tujuh turunan tersebut kembali mengangkat Ratan Tata sebagai CEO. Ia termasuk salah satu yang mengusulkan pemecatan Mistry.
Pemecatan Mistry dinilai tiba-tiba seiring kinerja kelompok perusahaan terus merosot. “Kelompok Tata akan melalui krisis ekonomi dan sebagian besar bisnis tidak berkinerja baik,” kata Managing Director Equinomics Research & Advisory Pvt G Chokkalingam kepada AFP.
Pendapatan Tata Group turun 4,6 persen untuk tahun keuangan yang berakhir Maret menjadi sekitar US$ 103 miliar. Salah satu yang berkinerja terburuk yakni Tata Steel yang bulan lalu rugi bersih kuartalan hampir 32 miliar rupee (US$ 475 juta) karena penurunan bisnis di Eropa.
Perusahaan juga akan menjual aset di Inggris karena kelebihan pasokan baja global, impor murah China ke Eropa, biaya tinggi, dan volatilitas mata uang.
Keuntungan Tata Motors juga melambat seiring penurunan penjualan Jaguar Land Rover (JLR) di China seiring pelambanan ekonomi di sana. Raksasa perusahaan IT Tata Consultancy Services juga tertekan akibat belanja klien turun menghadapi pelemahan ekonomi global.
“Itu bukan masalah kepemimpinan tapi faktor ekonomi yang dimainkan untuk memecat Mistry,” kata Chokkalingam yang menilai pemecatan tersebut tidak adil.
Pembayaran luar biasa hampir US$ 1,2 miliar untuk NTT DoCoMo Jepang juga menodai reputasi Tata di luar negeri. “Perlu 10 tahun untuk mendapat pemimpin yang mampu mengontrol dan menjaga citra Tata Group,” kata penasihat perusahaan Singhi Advisors Mahesh Singhi kepada AFP.
Tata memimpin perusahaan selama 21 tahun dan dianggap periode paling sukses. Ia mampu meningkatkan pendapatan kelompok dari US$ 6 miliar menjadi US$ 100 miliar.
Ia juga membeli aset di luar negeri seperti JLR, perusahaan Inggris Tetley Tea, dan perusahaan baja Belanda Corus. Mistry dinilai fokus mengurangi utang kelompok perusahaan sekitar US$ 30 miliar dengan menjual aset dan pembiayaan untuk membayar utang.
Ratan Tata semakin frustasi akibat ulah Mistry yang menjual aset-aset perusahaan. Seharusnya aset dipertahankan untuk jangka panjang dan tidak mengurangi jangkauan global.
Mistry menjadi CEO Tata Group di luar keluarga Tata. Penobatannya menjadi pucuk pimpinan perusahaan keluarga ini dilakukan hati-hati.
Namun analis menilai, pemecatan Mistry memicu kekosongan posisi pucuk pimpinan perusahaan tersebut meski kembali diambil alih oleh Ratan Tata yang menjadi CEO sebelumnya. “Kepimpinan perusahaan akan vakum,” kata pakar tata kelola perusahaan InGovern Research Services Shriram Subramanian.
Tata juga membatalkan dewan penasihat yang telah ia dirikan sebelumnya demi mengantisipasi pengajuan keberatan Mistry di pengadilan akibat pemecatan sepihak tersebut. “Urusan warisan memang tidak akan bisa dibersihkan dalam semalam,” ujar Subramanian.
Sumber: AFP