IMG 20150628 WA0000 2

IMG-20150628-WA0000 (2)

Banyak yang bilang wirausaha sulit dilakukan. Namun bagi Alan Saputra, menjadi wirausaha adalah sebuah proses atas ketidakpuasannya terhadap sesuatu.

Tanpa berbekal pendidikan tinggi, pria kelahiran Bogor tersebut awalnya mencoba peruntungan sebagai juru masak di sebuah tempat wisata di Bogor. Kecintaannya terhadap memasak tak menyulitkan ia diterima di tempat tersebut.

Namun seiring waktu, ia merasa tidak puas menjadi karyawan terutama dari segi penghasilan. Ia pun mencoba menjual ketupat sayur Padang, bakso, hingga membuka warung kopi (warkop).

“Dari situ saya banyak belajar dan berbagi pengalaman dengan sesama teman-teman penjual makanan. Ternyata berbisnis itu enak meski tantangannya besar,” katanya.

Kurang merasa puas dengan aneka jualannya tersebut, pada 2012 ia mencoba bereksperimen memasak dan membuka usaha kue surabi. “Sejak kecil saya hobi memasak kemudian ide membuka usaha surabi ini pun muncul,” katanya.

Ia membuka usaha di dekat kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Penjualannya diakui cukup menjanjikan meski harga sewa toko lumayan tinggi. Ia pun memutuskan memindahkan lokasi dengan sewa tempat yang murah.

IMG-20150628-WA0002 (2)

Ketika menjual surabi di Bogor, Alan mendapat suntikan modal dari seorang teman. Namun bukan berupa pinjaman, melainkan teman tersebut memercayakan Alan untuk menjalankan usaha surabinya.

“Waktu menjual surabi di Bogor, ide hingga resep semua dari saya. Pembagian hasil penjualan diterima oleh teman saya yang memberikan modalnya,” ujarnya.

Pindah ke kawasan Cipayung, Jakarta Timur pada Maret 2013, Alan meminjam modal dari orang tua sebesar Rp 15 juta. Uang tersebut digunakan untuk membayar sewa hingga membeli peralatan memasak dan makan.

Menjadi wirausaha tunggal ternyata cukup menjanjikan. Alan mampu mengembalikan pinjaman pada orang tua  hanya satu bulan. Bahkan, ramainya surabi yang diberi nama Surabi Aneka Rasa mendorong Alan sempat membuka dua cabang di Jakarta Timur.

“Kedua cabang itu akhirnya saya tutup karena karyawan seminggu sekali selalu minta pulang kampung dan memicu cabang tidak terurus,” katanya.

Saat ini, Alan menjalankan usaha surabi dengan istri dan satu orang karyawan tidak tetap. Karyawan paruh waktu ini memiliki pekerjaan lain di sebuah bengkel. Padahal ketika membuka cabang, karyawannya mencapai enam orang.

Bagi Alan, rahasia kesuksesan usaha surabinya adalah menjaga kualitas dan standar rasa. Surabi yang paling banyak dipesan adalah surabi durian yang cukup terkenal di kalangan pelanggan. Pasalnya, Alan selalu memastikan durian yang digunakan merupakan durian yang benar-benar matang.

“Dengan rasa dan kualitas terjaga, promosi tidak perlu karena cukup dari mulut ke mulut. Surabi Aneka Rasa semakin dikenal banyak orang,” katanya.

Selain kualitas, harganya pun tergolong cukup murah. Satu porsi surabi hanya dibanderol Rp 4.000-Rp 10 ribu. Ia pun menyediakan aneka minuman sebagai teman makan surabi di kiosnya.

Alan juga bereksperimen dengan surabi asin seperti surabi ayam hingga surabi oncom. Kini ia juga menjual roti dan pisang bakar sebagai menu baru dan pelengkap. Dalam sehari, omzet penjualan Surabi Aneka Rasa sekitar Rp 400 ribu-Rp 500 ribu.

 

IMG-20150628-WA0004 (2)

 

Sempat Tertipu Rekan Kerja

Meski terkesan mulus dalam menjalankan usahanya, Alan ternyata mengalami jatuh bangun yang terbilang banyak. Selain masalah karyawan yang memicu penutupan cabang, Alan pernah ditipu rekan.

Saat itu ia mendapat seorang rekan dari Kalimantan untuk menjual surabinya. Seiring perjalanan waktu, ternyata orang tersebut kabur membawa pergi omzet penjualan. “Dari pengalaman ini, saya belajar untuk lebih hati-hati memilih rekanan,” katanya.

Minggu depan, Alan akan bertemu dengan dua orang rekanan barunya untuk mengembangkan Surabi Aneka Rasa. Dengan rekanan tersebut, Alan sudah beberapa kali mengadakan pertemuan untuk meminimalisir pengalaman pahitnya.

Menurut dia, kesabaran dan keyakinan menjalani usaha merupakan kunci ia mampu bertahan di tengah pasang surut penjualan. Tanpa kesabaran dan keyakinan, pengusaha akan mudah menyerah di tengah jalan.

“Banyak teman saya ikut membuka usaha serupa tapi akhirnya tutup karena tidak sabar dan cukup yakin dengan usahanya,” katanya.

Ke depan, Alan tetap memiliki cita-cita melebarkan Surabi Aneka Rasa dengan membuka cabang. Masalah permodalan diakui menjadi alasan lainnya dalam mewujudkan cita-citanya. “Saya pernah pinjam ke bank, tapi harus dengan jaminan. Hingga saat ini utang tersebut belum cair,” katanya.

Dari penjualan surabi ini, Alan mampu memodali sendiri pernikahannya dengan Rita Purnama tahun lalu. Menurutnya, dengan satu kios saat ini dapat fokus dengan usaha surabinya.

IMG-20150628-WA0003 (2)

Surabi Aneka Rasa

Pemilik            : Alan Saputra

Tanggal Lahir  : Bogor, 11 Mei 1989

Istri                  : Rita Purnama

Alamat             : Jl. Cipayung-Setu 06/04 No.40 Jakarta Timur

No.Hp              : 08577412869

By Didik Purwanto

Copywriter | Ghost Writer | ex Business Journalist | Farmer

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *