Provinsi Papua selama ini masih terpinggirkan dalam pembangunan, terutama sumber daya manusia (SDM). PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) memperkenalkan program Pemberdayaan Indonesia Timur (Prudential Indonesia East Indonesia Empowerment program) untuk memajukan provinsi di ujung timur Indonesia ini.
President Director Prudential Indonesia Jens Reisch mengatakan, program tersebut berwujud Community Investment Program yang berfokus mendukung masyarakat Indonesia agar hidup lebih baik. Caranya, melalui program di bidang pendidikan, kesehatan, keselamatan, dan kewirausahaan.
“Bidang-bidang tersebut menjadi tantangan pembangunan di Indonesia. Kami percaya dapat membawa dampak nyata dengan program tersebut,” ujar Reisch saat peluncuran Prudential Indonesia East Indonesia Empowerment program di Jakarta, Senin (13/8).
Reisch mengatakan, program ini menjadi tanggung jawab sosial (corporate social responsibility/CSR) Prudential Indonesia yang berjalan selama belasan tahun. Perusahaan bekerja sama dengan pemerintah, regulator, organisasi nirlaba, dan pemangku kepentingan lainnya demi kesuksesan program tersebut.
Sejak lama, Prudential Indonesia selalu memberikan program pemberdayaan masyarakat. Misalnya literasi keuangan, termasuk asuransi dan mendukung program kesehatan lainnya.
Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil mengatakan, asuransi sangat dibutuhkan, apalagi di Indonesia yang mayoritas banyak terjadi bencana. “Pemerintah sudah fokus pembangunan dari pinggiran. Program CSR dari Prudential Indonesia ini selaras dengan program pemerintah,” kata Sofyan.
Sofyan mengapresiasi program pemberdayaan Indonesia Timur dari Prudential Indonesia untuk Papua ini, khususnya mendongkrak jumlah pengusaha dari kawasan timur Indonesia. Banyak potensi dari masyarakat Papua yang belum tergali, padahal kekayaan alamnya sangat berlimpah.
Dengan program pemberdayaan Indonesia Timur ini, Prudential Indonesia akan mendorong pemuda-pemudi di sana untuk belajar mengambil risiko. “Itu salah satu kriteria yang dimiliki pengusaha sehingga bisa mendorong pembangunan Indonesia,” ujarnya.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah memiliki tantangan berat ke depan, khususnya pengurangan kemiskinan, kelaparan, dan kesenjangan sosial.
Masalah anak yang mengalami gangguan pertumbuhan (stunting) juga menjadi ancaman karena sepertiga balita di Indonesia masih menderita itu. “Peran serta semua pihak, tak terkecuali Prudential Indonesia untuk membantu mengatasinya,” ujar Bambang.
Bambang mengatakan, Prudential Indonesia bisa membantu pemerintah terkait literasi keuangan dan kesehatan, terutama program asuransi. Dengan kerja sama ini, program pemerintah bisa berjalan seiringan dengan perusahaan swasta. Program zakat nantinya juga diharapkan mampu menekan angka kemiskinan.
Terkait program pemberdayaan Indonesia Timur, pemerintah telah berusaha mempercepat pembangunan di sana. Bambang mengatakan, partisipasi swasta, tak terkecuali Prudential Indonesia, juga diperlukan, khususnya dari sisi keuangan dan asuransi.
Corporate Communication & Sharia Director Prudential Indonesia Nini Sumohandoyo mengatakan, berdasarkan survey Otoritas Jasa Keuangan di tahun 2016, indeks literasi keuangan Indonesia hanya 29,66 persen. Indeks inklusi keuangan Indonesia baru 67,82 persen.
Hingga 2016, indeks literasi keuangan di Papua hanya 22,18 persen dan Papua Barat hanya 19,27 persen, masih terendah dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia. Dia mencatat, sekitar 63.770 masyarakat Papua masih menganggur.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, indeks kebahagiaan masyarakat Papua paling rendah di Indonesia yang dilihat dari aspek kesehatan, pendidikan, pendapatan, kondisi rumah, dan keselamatannya.
“Dengan kondisi itu, kami percaya melakukan sesuatu yang bagus bagi masyarakat Papua karena kami melakukan pemberdayaan yang tepat bagi mereka,” katanya.
Selama ini Prudential Indonesia memberdayakan masyarakat melalui literasi keuangan untuk perempuan sejak 2009 yang menjangkau lebih dari 25 ribu perempuan di 21 kota. Selain itu roadshow asuransi hingga dukungan aktuaria. Program serupa tampaknya juga akan diberlakukan di Papua.
Hingga saat ini, hanya 536 orang yang terdaftar sebagai aktuaria. Padahal jurusan aktuaria ini bisa menjanjikan masa depan gemilang karena mempelajari pengelolaan risiko keuangan di masa depan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan 1.000 aktuaria pada 2020 demi mendongkrak inklusi keuangan Indonesia.
Di bidang kesehatan, Prudential Indonesia telah membantu lebih dari 1.400 anak penderita kanker untuk bisa mendapatkan bantuan pengobatan dan menyumbangkan tujuh mesin apheresis yang membantu perawatan kanker ke sejumlah rumah sakit pemerintah di Indonesia. Program tersebut sudah berlangsung sejak 2003 hingga kini.
“Penyakit kanker menjadi tantangan yang diperhatikan Prudential, selain terkait bencana alam,” kata Nini.
Selama 15 tahun terakhir, Prudential Indonesia membantu Yayasan Onkologi Anak, khususnya merenovasi lantai 4 RS Dharmais Jakarta dan dikhususkan untuk pengidap kanker anak. Prudential Indonesia juga bekerja sama dengan Posko Jenggala untuk tanggap darurat, seperti untuk bantuan kemanusiaan korban gempa bumi di Lombok.
Country CEO & Community Investment Prudential Indonesia Rinaldi Mudahar mengatakan, pertama kali menanamkan benih program CSR di Indonesia timur sejak 2017 melalui kegiatan “Child-Friendly School” untuk meningkatkan pengalaman belajar bagi anak-anak di Kabupaten Jayapura, Papua.
Prudential Indonesia juga membangun sebuah perpustakaan di SD Komba Inpres dan merenovasi SD YPK Ifar Babrongko. Dengan metode pembelajaran aktif, menyenangkan, dan efektif (AJEL), Prudential Indonesia juga melatih literasi keuangan kepada 27 guru dan 8 sekolah dasar di seluruh Jayapura. “Kami akan fokus kewirausahaan sebagai program unggulan,” ujar Rinaldi.
Program ini akan diawali dengan melihat dan menilai langsung ke lapangan untuk memastikan area mana dan kelompok masyarakat mana yang akan menjadi wilayah target dan penerima manfaaat dari Prudential Indonesia selama tiga tahun ke depan. “Nanti setelah survei akan ada acuan program apa yang cocok bagi mereka,” katanya.
Prudential Indonesia menyediakan dana lebih dari Rp 20 miliar untuk program pemberdayaan bagi masyarakat Papua ini.
Manager Advisor Prestasi Junior Indonesia Robert Gardiner mengatakan sudah bekerja sama dengan Prudential Indonesia sejak 2006 untuk mengajarkan literasi keuangan dan kewirausahaan. Seiring program pemberdayaan masyarakat ini, banyak potensi baru yang bisa dikerjakan.
“Kami akan melakukan pendampingan bagi masyarakat Papua yang berusia 18-28 tahun. Rencananya kami akan seleksi 100 orang asli Papua dan melakukan pendampingan kepada mereka selama tiga bulan,” ujar Robert.
Harapannya, 100 orang Papua ini akan mampu membuat wirausaha baru dan sekitar 100 keluarga akan terdampak. “Kalau nanti mereka punya karyawan, harapannya akan ada efek bola salju. Nanti bisa menghasilkan wirausahawan lebih banyak,” ujarnya.
#PRUCommunityInvestment #EastIndonesiaEmpowerment
Nama yang makin besar, bermanfaat bagi banyak orang patut kita apresiasi ya kayak Prudential Indonesia ini.