Review the Art of Negotiation

Apa jadinya ketika kalian punya aset satu-satunya, menguntungkan, tapi harus dijual demi menutup utang yang sudah empat kali lipat dari pendapatan? Di sinilah konflik mulai terjadi. Review The Art of Negotiation memberikan wawasan tentang pentingnya seni negosiasi dalam bisnis untuk mencapai keuntungan bersama. Mungkinkah?

Sinopsis The Art of Negotiation

Review The Art of Negotiation adalah drama Korea terbaru yang tayang perdana di JTBC pada 8 Maret 2025 dan tayang di platform Viu. Drama ini mengangkat tema dunia bisnis dengan fokus pada merger dan akuisisi (M&A), sebuah proses strategis yang sering menjadi penentu nasib perusahaan besar.

Cerita berpusat pada Yoon Joo No (diperankan oleh Lee Je Hoon), seorang negosiator legendaris yang dikenal karena keahliannya dalam menangani transaksi M&A berisiko tinggi. Setelah lama menghilang dari dunia korporasi Korea, Yoon Joo No kembali untuk menyelamatkan Sanin Group, sebuah konglomerasi yang terlilit utang sebesar USD 11 miliar (sekitar Rp 179,8 triliun dengan kurs saat ini di level Rp 16.350 hingga artikel ini ditulis) dan berada di ambang kebangkrutan.

Bersama timnya, yang terdiri dari pengacara Oh Soon Young (Kim Dae Myung), manajer keuangan Kwak Min Jung (Ahn Hyun Ho), dan pegawai magang Choi Jin Soo (Cha Kang Yoon), Yoon Joo No menghadapi berbagai intrik, tekanan, dan konflik kepentingan.

Drama ini tidak hanya menampilkan strategi bisnis yang kompleks, tetapi juga menggali sisi emosional dan moral para karakternya, seperti ambisi, pengkhianatan, dan pengorbanan demi kekuasaan atau kelangsungan perusahaan.

Seperti bisnis konstruksi Sanin Group yang menopang lebih dari 50 persen ke pendapatan perusahaan. Namun anak usaha lainnya mayoritas merugi. Sanin Group, yang memiliki berbagai lini bisnis seperti konstruksi, fashion, hotel, dan peralatan rumah tangga, menjadi panggung utama konflik.

Pendapatan Sanin Fashion miliaran won. Namun mengapa labanya cuman jutaan won. Lebih baik memasukkan uang ke dalam bank saja, sudah jelas untungnya.

CEO Samin group

Drama ini memperlihatkan bagaimana Yoon Joo No berusaha menyeimbangkan kepentingan investor, seperti Samoel Fund, dengan keberlangsungan perusahaan, sembari menghadapi manuver licik dari internal Sanin Group, termasuk Direktur Ha Tae Soo (Jang Hyun Sung), yang mengincar posisi puncak.

Disutradarai oleh Ahn Pan Seok, yang terkenal dengan pendekatan realistis dalam Something in the Rain dan The Midnight Romance in Hagwon, drama ini menawarkan ketegangan intelektual dan visual yang kuat, ditambah dengan penampilan mencolok Lee Je Hoon dengan rambut putihnya yang menjadi simbol ketepatan dan keunikan karakternya, nggak kalah kece dari penampilannya di Taxi Driver.

Sinopsis the Art of Negotiation

Pemain The Art of Negotiation

Berikut adalah daftar pemain utama dalam The Art of Negotiation:

1. Lee Je Hoon sebagai Yoon Joo No – Negosiator legendaris dan pakar M&A yang menjadi pusat cerita.

2. Kim Dae Myung sebagai Oh Soon Young – Pengacara tim M&A yang membawa perspektif empati dalam negosiasi.

3. Sung Dong Il sebagai Song Jae Shik – Ketua Sanin Group yang berjuang menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.

4. Cha Kang Yoon sebagai Choi Jin Soo – Pegawai magang Gen Z yang menambah dinamika tim.

5. Ahn Hyun Ho sebagai Kwak Min Jung – Manajer keuangan yang mendukung strategi Yoon Joo No dengan analisis rasional.

6. Jang Hyun Sung sebagai Ha Tae Soo – Direktur ambisius yang ingin mengambil alih Sanin Group.

7. Oh Man Seok sebagai Lee Dong Joon – Direktur yang merekrut Yoon Joo No untuk misi penyelamatan.

Pemain pendukung seperti Jung Suk Yong dan Yoon Je Moon juga turut memperkaya cerita dengan akting mereka yang solid.

Pemain The Art of Negotiation

Review The Art of Negotiation dan Kaitan dengan Dunia Bisnis

Review The Art of Negotiation mencerminkan realitas dunia bisnis modern, khususnya dalam konteks M&A, yang merupakan komponen utama kapitalisme. Drama ini menyoroti bagaimana negosiasi strategis dapat menentukan nasib perusahaan, baik untuk menyelamatkannya dari kerugian besar maupun membawanya ke kehancuran.

Sanin Group, dengan utang miliaran dolar dan tekanan dari investor seperti Samoel Fund, mencerminkan situasi konglomerasi yang sering kali bergantung pada restrukturisasi untuk bertahan hidup. Konflik internal, seperti perebutan kekuasaan oleh Ha Tae Soo, juga menggambarkan dinamika chaebol (konglomerasi keluarga) di Korea Selatan, di mana ambisi pribadi sering kali bertabrakan dengan kepentingan perusahaan.

Emosi hanya mengaburkan pandanganmu. Bahkan jika kamu memenangkan hati orang secara emosional. Kamu tidak akan mendapatkan kepercayaan mereka. Dalam bentuk apa pun, negosiasi itu akan meninggalkan semacam efek. Jadi sebelum kamu duduk untuk negosiasi, tinggalkan emosimu.

yoon joo no

Drama ini relevan dengan dunia bisnis global karena M&A bukan hanya tentang angka, tetapi juga permainan strategi, kepercayaan, dan kekuasaan. Dalam kasus Sanin Group, Yoon Joo No menghadapi dilema etika: apakah menjual aset untuk melunasi utang atau mengambil risiko dengan akuisisi baru untuk meningkatkan nilai perusahaan. Ini adalah cerminan nyata dari keputusan sulit yang dihadapi eksekutif di dunia nyata.

Termasuk saat akan menjual Sanin Construction yang akhirnya jatuh ke Bium D & I karena penawaran tertinggi, di situ masih ada halangan lagi. CEO Bium D & I mempertanyakan apakah masih prospek bisnis apartemen di masa mendatang? Apalagi lahan kosong di Korea Selatan makin sempit dan populasi terus menurun? Dikhawatirkan, okupansi (tingkat hunian) apartemen malah menurun saat apartemen terus dibangun? Damn, sutradaranya cerdas. Aku sampai nggak memikirkan soal ini.

Di satu sisi, Sanin Construction punya satu apartemen lawas namun berprospek. Masalahnya, untuk membangun apartemen kembali di situ, perlu dukungan minimal 75 persen warga yang menghuni. Saat itu, tinggal satu orang saja yang belum mau pindah. Yaitu nenek tua renta yang hidup sendirian di sana. Bahkan ia menunggak beberapa bulan terkait uang sewaan.

Di sini lah tim Yoon Joo No berjuang mati-matian agar nenek tersebut melepas unit apartemen tersebut. Ternyata, setelah diselidiki, ia enggan pindah karena di belakang apartemen itu ada makam suaminya, meski bukan suami legal. Di aturan Korea, merenovasi bangunan dan di dalamnya terdapat makam, maka tidak diperbolehkan, kecuali makam tersebut dipindahkan.

Dan tahu kah ending-nya? Setelah diskusi alot, apalagi saat Bium D&I juga meminta diskon karena masalah apartemen itu, solusi terbuka. Nenek bersedia melepas unit dan pihak Yoon Joo No meyakinkan nenek untuk memindahkan makam sang suami ke kampung halaman. Duh, di sini aku nangis pemirsaaaa. Nenek Kim Young-ok emang selalu ada aja di mayoritas drakor. Aktingnya udah nggak diragukan lagi deh.

Aktris Kim Young-ok di The Art of Negotiation

Kasus Merger & Akuisisi Dalam Bisnis Konstruksi di Indonesia

Di Indonesia, merger dan akuisisi dalam industri konstruksi sering terjadi sebagai respons terhadap tekanan finansial atau untuk memperkuat posisi pasar. Salah satu contoh nyata adalah akuisisi saham PT Acset Indonusa Tbk (ACST) oleh PT United Tractors Tbk (UNTR), anak usaha Astra Group, pada 2019.

Acset Indonusa, yang bergerak di sektor konstruksi, menghadapi masalah keuangan akibat utang besar dan proyek yang tidak berjalan sesuai rencana. United Tractors mengakuisisi mayoritas saham ACST untuk menyelamatkan perusahaan sekaligus memperluas portofolio bisnisnya di sektor konstruksi. Proses ini mirip dengan upaya Yoon Joo No dalam drama untuk menyelamatkan Sanin Group melalui strategi M&A, meskipun dalam skala dan konteks yang berbeda.

Selain itu, industri konstruksi di Indonesia juga melihat kasus di mana perusahaan induk merugi dan memengaruhi anak usaha. Misalnya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT), BUMN konstruksi, mengalami kerugian signifikan akibat utang besar dari ekspansi agresif di proyek infrastruktur.

Ada yang nyangkut di saham BUMN seperti PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) hingga PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP)? Nilai sahamku merosot hingga 90 persen. Iya 90 persen. Jadi nyaris hilang duit kalian di situ.

ini curhatan pribadi investor kecil

Pada 2023, Waskita melakukan restrukturisasi utang dan divestasi aset untuk mengurangi beban finansial, sebuah langkah yang serupa dengan tema penyelamatan perusahaan dalam review The Art of Negotiation. Atau kasus di industri aviasi seperti risiko investasi saham di PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Laporan keuangannya sempat diakui untung, padahal rugi. Bego banget kan direktur keuangan dan akuntan publiknya?

Meskipun belum ada merger besar yang mencuat baru-baru ini di sektor ini (per Maret 2025), tekanan finansial pada perusahaan konstruksi sering mendorong konsolidasi atau akuisisi oleh pemain yang lebih kuat.

Ada sih merger dan akuisisi yang bikin geger tahun lalu. Kayak TikTok yang mengakuisisi 75 persen saham PT GoTo GoJek Tokopedia Tbk (GOTO) senilai US$ 1,5 miliar (sekitar Rp 23,25 triliun). Naasnya, mayoritas driver GoJek yang mendapat jatah saham perusahaan, kini nilainya malah merosot. Kayak kalian dikasih duit Rp 1 juta, disimpan di tabungan tapi nilainya sekarang tinggal Rp 500. Nyesek nggak ? Makanya kalian harus belajar investasi saham untuk pemula ya.

Iya sih dalam dunia saham semuanya bakal mungkin bounch back alias balik ke titik normal atau naik kembali. Namun butuh waktu berapa lama? Ya hanya Tuhan sih dan bandar di belakang layar yang tahu. Hehe.

Kesimpulan

Review The Art of Negotiation bukan hanya drama yang menghibur, tetapi juga cerminan realistis dari dunia bisnis modern, khususnya M&A. Dengan akting memukau dari Lee Je Hoon dan timnya, drama ini menawarkan wawasan tentang strategi negosiasi dan pertarungan kekuasaan.

Review The Art of Negotiation berhasil menyajikan dunia bisnis yang penuh intrik dengan dialog cerdas dan alur yang padat, menjadikannya tontonan wajib bagi penggemar drama bertema legal dan korporasi. Jeleknya, bagi yang nggak suka drama ginian, ya bakalan ngantuk. Wkwkw. Tapi ini bakalan jadi salah satu drama Korea tentang bisnis favorit sih.

Review The Art of Negotiation

Di Indonesia, perilaku serupa terlihat dalam kasus seperti Waskita Karya dan Acset Indonusa di industri konstruksi, serta Bumi Resources di sektor pertambangan, di mana kerugian perusahaan induk mendorong restrukturisasi atau akuisisi. Saham-saham seperti WSKT, ACST, dan BUMI menjadi contoh relevan yang mencerminkan tema Review The Art of Negotiation ini dalam konteks lokal.

By Didik Purwanto

Copywriter | Ghost Writer | ex Business Journalist | Farmer

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *