Seks, Harta, dan Cinta. Tiga hal yang berbeda namun bisa menjadi satu dalam ranjang. Ketiga hal tersebut juga menjadi sesuatu yang dicari manusia.
Namun apakah ketiga hal tersebut bisa membuatmu bahagia? Tergantung siapa yang memaknai ketiga hal tersebut.
Film 50 Shades of Grey menceritakan kisah percintaan Christian Grey (Jamie Dornan) dan Anastasia Steele (Dakota Johnson). Awalnya, Ana yang masih kuliah di Sastra Inggris diminta tolong teman sekamarnya, Kate untuk mewawancara miliarder muda Grey demi majalah kampusnya.
Ana sudah dibekali pertanyaan, termasuk yang bersifat pribadi demi mengetahui profil Grey. Di usia yang ke-27, Grey belum menikah. Padahal ia sudah kaya raya dan memimpin perusahaan terkemuka.
Pertanyaan standar yang diajukan Ana adalah tentang resep sukses Grey menjalankan karir. Namun yang menggelitik adalah pertanyaan soal seksualitas. Äpakah Anda gay? Itu karena Grey belum menikah di usianya yang cukup matang.
Namun dari pertanyaan tersebut, Grey tertarik dengan Ana yang hanya seorang biasa namun mampu menarik kepribadian Grey, termasuk saat diminta menyebutkan nama penulis novel romantis yang disukainya.
Grey memang cowok romantik. Jadi mengerti novel apa yang disukainya. Berangkat dari ketertarikan tersebut, Grey mengencani Ana. Namun kencan tersebut tidak semudah yang dibayangkan. Ia harus membaca kontrak yang berisi aturan bisa berkencan dengan Grey.
Bahkan saking terpesonanya Grey ke Ana, ia sampai membelikannya mobil baru. Namun sesuai kontrak, ia tidak bisa tidur bersama dalam satu ranjang. Lantas apa yang dilakukannya?
Grey mambawa Ana ke sebuah apartemen khusus memakai helikopter. Ia menunjukkan sebuah kamar khusus yang akan digunakannya bercinta. Jika tertarik, ajang percintaanpun dilanjutkan. Jika tidak, helikopter tersebut siap mengantarnya pulang.
Anehnya, Ana tertarik masuk kamar tersebut. Mungkin karena ia benar-benar tertarik dengan Grey karena memang ia belum memiliki pacar, meski teman sekampusnya mencintainya.
Apa isi kamar tersebut? Ternyata peralatan seks sadomasokis. Cek sadomasokisme di sini. Jadi, Ana bisa dibilang akan menjadi budak Grey.
Apa sih kenikmatannya melakukan itu? Grey hanya menjawab aku hanya puas bercinta dengan cara itu. Saat orang yang aku cinta mau aku ajak bercinta seperti itu, aku bisa menghilangkan bayang-bayang yang kacau. Begitulah Grey menjawabnya.
Karena Ana butuh pendamping, ia pun menyanggupi percintaan aneh tersebut. Namun setelah “dipakai”, Ana kembali dibaringkan dalam ranjang dalam kesendirian. Namun, tanpa diminta, Grey pun membelikan mobil atau membiarkannya pergi ke Georgia menemui ibunya dengan pesawat khusus. Begitulah kekuasaan harta terhadap cinta.
Namun, mungkin Ana mampu berpikir jernih. Untuk apa percintaan aneh tersebut bila hati Grey tak dimiliki seutuhnya? atau Ana hanya menerima sentuhan Grey semata? Lantas dibiarkan seperti mayat hidup setelah dipakainya?
Grey juga anti berpacaran dengan gaya yang normal, seperti makan, nonton film, bergandengan tangan atau berciuman di muka umum. Itu bukan membangkitkan birahi katanya.
Novel karya EL James tersebut telah terjual lebih dari 100 juta eksemplar. Sekitar 20 juta di antaranya memakinya dan sisanya memujinya. Di dalam film, adegan memang cukup vulgar terkait seks, meski masih dalam batas wajar (tapi kalau di Indonesia pasti disensor karena memerlihatkan aurat perempuan).
Intinya, harta bisa membeli apa saja yang diinginkan, termasuk wanita dan organ intimnya. Wanita saat sudah dibelikan apa saja yang diinginkan, pasti akan memberikan harta yang paling suci dan harus dijaga sebelum pernikahan.
Namun tatkala cinta sudah menutup logika, organ intim itu pun harus direlakannya. Apalagi masih perawan. Mungkin orang alim saat menonton film ini akan aneh. “Ke mana saja kau selama ini? Tidak bermain seks sampai kuliah?”Begitulah kebebasan di negara Barat.
Simak cuplikannya di sini:
Saat menonton film ini, tontonlah dengan kepala dingin dan pikiran terbuka. Jika tidak suka dengan Grey, lupakan saja karena ini cuma film, meski bisa menjadi kisah nyata. Lalu apakah di sini banyak wanita seperti Ana? Saya kira banyak meski saya tidak bisa menyebut sumbernya.
Kini terserah Anda. Apakah mau merelakan organ intim Anda demi kepuasaan seksual dan berharap mau dinikahi orang yang telah merenggut keperawanan Anda? atau mau menjadi budak seks demi kemewahan harta? Terserah An(d)a.