Kenaikan harga memicu uang yang kita pegang terus menyusut nilainya. Solusinya? Miliki penghasilan yang kenaikannya tiap tahun lebih besar dari kenaikan harga.
Tapi apakah itu ada? sementara kenaikan penghasilan kita juga seiring inflasi. Sejak dulu, inflasi terus naik. Padahal penghasilan yang kita terima setiap bulan atau bahkan setiap tahun belum tentu naik.
Nasihat dari perencana keuangan Safir Senduk itu selalu menjadi motivasiku dalam mengelola keuangan. Meski saya cowok, bukan berarti bebas hura-hura.
Sebagai pemimpin keluarga, saya juga berperan mengatur keuangan agar bisa bermanfaat bagi istri dan anak. Bagi yang masih jomlo, saatnya atur keuangan sejak dini agar tidak menyesal saat tua nanti.
Masalahnya? Bagaimana mendapatkan penghasilan lebih besar dari kenaikan harga? Apalagi kebutuhan kita setiap hari terus meningkat?
Kata miliader Warren Buffett, kuncinya investasi. Namun investasi di sini jangan dikira bermodal besar, miliaran atau triliunan.
Dalam buku Kata-Kata Bijak Warren Buffett terbitan Gramedia, salah satu orang terkaya di dunia ini mengatakan, saya melakukan investasi pertama pada usia 11 tahun. Sebelumnya, saya hanya menyia-nyiakan waktu.
Busyeeetttt…umur 11 tahun sudah investasi? Itu kan masih usia sekolah dasar (SD). Mungkin kita masih asyik main atau malah sudah pacaran dengan menghabiskan uang saku dari uang kita. Hayoooo ngaku…
Saat itu, Buffett berinvestasi di sebuah perusahaan minyak bernama City Services. Ia membeli tiga lembar saham dengan harga US$ 38. Namun harga saham perusahaan itu sempat turun hingga US$ 27.
Ia pun bertahan hingga saham perusahaan menyentuh level US$ 40 per saham. Tak lama setelah itu, nilainya melesat hingga US$ 200. Di situlah ia belajar investasi dan kesabaran.
Nah, bagi kita yang mungkin enggan berspekulasi tentang investasi terbaik, bisa memilah jenis-jenis investasi yang paling sesuai dengan uang kita sekaligus tujuan investasi kita.
Satu lagi, sesuaikan dengan karakter diri kita sendiri. Ada investor yang menyukai risiko, netral terhadap risiko, dan tidak senang risiko.
Bagi yang memilih opsi terakhir, tentu ada konsekuensinya yakni sangat mengutamakan tingkat keamanan investasi dibandingkan imbal hasil (yield) yang ditawarkan suatu produk investasi.
Nah, salah satu jenis investasi terbaik bagi orang yang takut risiko yakni investasi reksadana. Menurut Wikipedia, reksadana yakni wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksadana.
Dana ini kemudian dikelola Manajer Investasi (MI) ke dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun efek/sekuriti lainnya.
Masalahnya lagi, banyak manajer investasi menerbitkan produk investasi reksadana dengan beragam imbal hasil. Bagi yang tidak jeli, investasi kita bisa hangus.
Sebagai permulaan, kita bisa belajar menyisihkan Rp 200 ribu per bulan untuk investasi reksadana. Memang ada produk investasi Indonesia semurah itu?
Nah, PT Danareksa Investment Management (DIM) telah merilis Program Investasiku Masa Depanku. Program ini membantu kita mewujudkan kebutuhan masa depan, baik dana pensiun, dana pendidikan, dana ibadah, dan lainnya.
Dengan hanya Rp 200 ribu per bulan, manajer investasi akan mengalokasikan dana kita ke reksadana saham dan campuran. Produknya pun bisa dipilih dengan jangka investasi tiga tahun atau lima tahun.
Tapi, kita tidak dapat mencairkan reksadana sebelum dua tahun masa keikutsertaan. Ingat pesan Warren Buffett tadi kan? Untuk bisa untung perlu kesabaran. Investasi jangan sebentar-sebentar diambil. Gimana mau untung kalau bentar-bentar diambil? hehehe..
Balik lagi nih pesan dari mbah Warren Buffett. Jika Anda membiarkan diri Anda sendiri tidak disiplin dalam hal kecil, kemungkinan juga Anda tidak akan disiplin dalam hal-hal besar.
Investasi reksadana terbaik hanya Rp 200 ribu per bulan di program Investasiku Masa Depanku ini bisa menjadi salah satu pilihan. Masa ke kafe saja berani menghabiskan segitu, tapi soal investasi malah Rp 0 mulu?
Kata mbah Buffett lagi, investasi harus rasional. Jika Anda tidak memahaminya, jangan lakukan. Kalau sudah jelas gini, kenapa tidak investasi dari sekarang? Yuuukk..
”Artikel ini diikutsertakan dalam kompetisi blog Blogger Writing Competition – Investasiku Masa Depanku bersama ReksaDana Danareksa. Isi dan tulisan dari artikel/blog post ini di luar tanggung jawab Danareksa Investment Management”.
Selamat mas didik, menang euy :D
Terima kasih. Berkah Ramadhan tahun ini.
selamat yaa…sukses selalu
Makasih bu Hani. Sukses juga buat ibu.
Yes setuju Mas, saya juga baru tau tentang reksadana 3 tahun terakhir setelah mengerjakan projek investment di beberapa Bank.
Selamat berinvestasi..
baru tau kalo reksadana udah ada dri postingan ini dipublish, gw juga baru coba download sih