Keputusan untuk menikah dulu atau mapan dulu adalah keputusan yang sangat personal. Semua tindakan tersebut akan tergantung pada berbagai faktor individu, sosial, dan budaya. Nikah dulu atau mapan dulu bisa menjadi pertimbangan sebelum mengambil keputusan yang berharga seumur hidup kalian.
Pertimbangan Sebelum Melakukan Pernikahan
Contents
Banyak pertimbangan sebelum melakukan pernikahan. Apalagi tindakan tersebut memerlukan beragam kesiapan. Baik mental, fisik, hingga finansial. Tidak ada yang sempurna untuk dapat mengejar itu semua. Namun persiapan yang matang sebelum pernikahan akan memudahkan kalian dalam kehidupan setelah pernikahan.
Berikut adalah beberapa poin yang dapat dipertimbangkan secara rinci:
Keuntungan Menikah Dulu
Dukungan Emosional
Memiliki pasangan yang mendukung secara emosional dapat memberikan kekuatan dan motivasi untuk mencapai tujuan bersama, termasuk stabilitas finansial.
Kadang ada yang pasangan yang minta manja-manjaan. Namun pasangan kita malah cuek. Kedua hal berbeda ini kalau nggak kita sikapi dengan bijak, tentu akan berujung perpisahan.
Untung kalau sudah mengerti sifat-sifat pasangan sebelum pernikahan. Jadi akan paham kehidupan seperti apa yang akan terjadi setelah pernikahan.
Kadang, sifat asli pasangan malah muncul setelah pernikahan. Padahal saat masa pacaran, sifat tersebut justru tidak muncul sama sekali. Kedewasaan sikap dalam mengatasi semua masalah emosional ini sangat diperlukan. Apalagi saat pasangan memiliki ego tinggi.
Kehidupan pernikahan yang stabil dapat memberikan rasa aman dan stabilitas yang mendukung kesehatan mental.
Pengalaman Bersama
Menikah lebih awal memungkinkan pasangan untuk tumbuh dan belajar bersama melalui berbagai tantangan hidup. Tentu pengalaman berbeda ini bakal menjadi bekal dalam perjalanan kehidupan.
Misalnya, pasangan memiliki hobi berbeda tapi masih dalam satu kesamaan. Sehingga pengalaman berbeda ini dapat dimaksimalkan dalam menjalani kehidupan setelah pernikahan.
Sinergi Keuangan
Dua penghasilan bisa lebih baik daripada satu. Pasangan dapat menggabungkan sumber daya mereka untuk mencapai stabilitas finansial lebih cepat.
Tentu dengan kedua sumber penghasilan ini dapat memaksimalkan tujuan keuangan. Entah untuk rencana memiliki anak, tabungan anak, kuliah lagi, kredit pemilikan rumah (KPR), keputusan untuk mengontrak, beli kendaraan atau investasi bersama.
Usia dan Keluarga
Menikah lebih awal bisa berarti memiliki anak di usia yang lebih muda. Ini mungkin diinginkan oleh beberapa pasangan karena pertimbangan kesehatan dan energi.
Tentu dengan keinginan nikah dulu ini akan memudahkan kita dalam perencanaan hidup ke depan. Baik urusan anak, rencana pendidikan, investasi, dan lainnya.
Tantangan Menikah Dulu
Tentu keinginan nikah dulu daripada mapan dulu memiliki tantangan. Jadi jangan cuman mikir enaknya doank. Karena segudang masalah akan timbul justru setelah pernikahan.
Ada anekdot. Dulu saat masih jomblo masih gampang banget bisa ketawa-ketiwi. Bisa liburan sana-sini. Bisa hura-hura sana-sini. Tapi setelah pernikahan, justru mereka malah nggak bisa senyum.
Ya, karena kehidupan setelah pernikahan nggak seenak seperti bayangan orang. Bagaimana pun, pahit manis kehidupan setelah pernikahan hanya kita yang mampu merasakan.
Kalau dapat manis, ya syukur. Berarti perencanaan kehidupan setelah pernikahannya berhasil. Jika sebaliknya, maka ada sesuatu yang tidak beres dalam perencanaannya.
Berikut beberapa tekanan kehidupan setelah pernikahan:
Tekanan Finansial
Jika belum mapan secara finansial, pasangan mungkin menghadapi tekanan keuangan yang dapat menyebabkan stres dalam pernikahan.
Lihat saja banyak masalah perceraian karena urusan finansial. Entah gaji suami yang ternyata tidak sesuai harapan. Apalagi saat istri memilih mengurus rumah tangga dan tidak memiliki pendapatan.
Atau saat gaji suami lebih rendah daripada gaji istri. Saat ego pasangan tinggi, bisa jadi masalah besaran gaji ini menimbulkan masalah setelah pernikahan. Entah istri yang akan semena-mena terhadap suaminya sehingga tidak mau mengerjakan urusan rumah tangga. Atau ketiadaan komunikasi antara keduanya sehingga masalah gaji ini justru menimbulkan masalah di kemudian hari.
Pengaturan Prioritas
Mengelola karier dan tanggung jawab keluarga secara bersamaan bisa menjadi tantangan besar. Dari masalah gaji tadi, istri yang punya gaji lebih tinggi tentu akan lebih mengatur suami.
Apalagi saat jam kerja istri tentu lebih banyak di kantor daripada di rumah. Sehingga urusan rumah tangga malah tak terurus. Terlebih lagi saat pasangan ini enggan menyewa asisten rumah tangga/pembantu. Jadi urusan rumah memang harus pasangan ini yang mengerjakan sendiri.
Kalau tidak ada komunikasi bagus antara keduanya, dan mengerti prioritas pekerjaan yang harus dikerjakan, tentu ini akan menimbulkan masalah di kemudian hari.
Kesiapan Emosional
Menikah muda tanpa kesiapan emosional yang cukup bisa menyebabkan masalah komunikasi dan konflik. Saat ego pasangan nggak mau saling mengalah, tentu akan timbul masalah.
Keuntungan Mapan Dulu
Pernikahan tentu butuh persiapan. Saat pasangan memiliki kesiapan dari segala sisi, tentu akan memudahkan dalam perencanaan kehidupan ke depan. Istilahnya, mau apa aja, bisa.
Bukan karena sok matre ya. Emang sih apa-apa ya butuh materi. Meski kebahagiaan nggak semuanya dalam bentuk materi. Tapi dengan ada materi, kita bisa melakukan semuanya dengan lebih mudah.
Berikut keuntungan mapan dulu daripada nikah dulu. Sehingga bisa jadi pertimbangan sebelum melanjutkan ke jenjang pernikahan:
Stabilitas Finansial
Memastikan kestabilan finansial sebelum menikah dapat mengurangi stres terkait uang dalam pernikahan. Apalagi saat keluarga tidak memberikan bantuan untuk urusan pernikahan.
By the way, urusan pernikahan zaman sekarang tuh banyak banget. Khususnya pasangan yang ingin menggelar pesta. Ini tidak berlaku bagi yang hanya nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) aja ya.
Tentu keinginan orangtua menikahkan anak pasti mengharapkan ada pesta besar-besaran. Tamu-tamu yang merupakan kolega orangtua tentu pasti datang. Apalagi kalau orangtua kita dulu pernah datang ke acara pernikahan/hajatan orang. Istilahnya, ada timbal balik kalo di desaku.
Kalau udah urusan begini, tentu bisa habis puluhan juta. Dan kadang ada harapan bisa balik modal setelah pernikahan. Khususnya saat buka isi amplop. Wkwkwk.
Kemandirian
Menjadi mandiri secara finansial sebelum menikah dapat membantu membangun rasa percaya diri dan tanggung jawab. Bahkan kemandirian ini juga ga hanya matang secara finansial sih. Tapi juga dalam urusan rumah tangga.
Emang sih saat materi ada semua, urusan bakal lebih mudah. Kalo nggak bisa masak sendiri, bisa beli. Kalau nggak punya mobil, bisa sewa/naik ojek online. Atau masalah lainnya yang bisa diselesaikan dengan uang.
Pengaturan Karier
Saat memilih mapan dulu daripada nikah dulu, fokus pada karier terlebih dahulu bisa memberikan waktu untuk mencapai tujuan profesional tanpa gangguan.
Biasanya, setiap perusahaan memiliki aturan pernikahan. Saat masa training, tentu karyawan tidak boleh menikah dulu. Dengan kondisi itu, kita bisa fokus ke karier daripada memilih jenjang pernikahan dulu.
Perencanaan yang Lebih Matang
Memiliki waktu untuk merencanakan masa depan dengan lebih matang, termasuk perencanaan keluarga dan investasi. Kita bisa lebih bebas mengatur rencana punya anak di usia berapa, punya anak berapa, punya tabungan berapa, termasuk investasi atau usaha apa untuk menunjang pendapatan bersama.
Akan lebih baik kita menemukan pasangan sefrekuensi sehingga bisa lebih cepat mencapai tujuan finansial bersama. Bukankah begitu tujuan pernikahan? Jadi nggak hanya enak-enaknya doank.
Tantangan Mapan Dulu
Saat memilih mapan dulu, tentu kita harus menunda apa yang kata orang ‘enak-enak’. Saat di usia mapan dan kita belum memiliki pasangan tentu bakal ada stereotip negatif yang harus kita terima.
Berikut beberapa tantangan mapan dulu dibandingkan segera menuju jenjang pernikahan:
Penundaan Hubungan
Menunda pernikahan bisa menyebabkan hubungan terasa kurang prioritas dan mungkin menunda pencapaian pribadi lainnya. Kita jadi lebih enjoy menikmati hidup sendiri, tapi ya bakal merasa kesepian saat sendirian.
Apalagi jika kita di rantau dan hanya sendirian. Teman-teman pun sudah punya pasangan. Sedangkan kita masih berkutat pada kerjaan.
Tekanan Sosial
Tekanan dari keluarga atau masyarakat yang mengharapkan pernikahan bisa menambah beban mental. Tentu ini kalian alami bagi yang masih jomblo.
Bakal ada pertanyaan senada saat lebaran/hajatan. Kapan kawin? Si A sudah punya 2 anak. Si B udah punya rumah. Si C udah punya cucu. Kamu kok single mulu? Truk aja gandengan, masa kamu betah sendirian?
Kesulitan Mencari Pasangan
Usia yang lebih tua mungkin membuat pencarian pasangan menjadi lebih sulit karena preferensi dan kriteria yang lebih spesifik. Apalagi di usia 30-an, tentu kriteria mencari pasangan nggak hanya dewasa, tapi juga harus matang secara finansial.
Si istri punya harapan punya suami kaya yang bisa untuk tujuh turunan. Atau punya suami berpangkat hingga pekerja kantoran, khususnya pegawai negeri sipil (PNS).
Sebaliknya, si suami pingin punya istri cantik, molek, dan berpenghasilan. Ya susah sih kalo harus semua kriteria dimasukkan. Kebanyakan pake kriteriam, malah ga jadi-jadi ke jenjang pernikahan. Apalagi kalo kita belum move on dari mantan. Kasihan!
Kesimpulan Nikah Dulu atau Mapan Dulu
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam hal ini. Karena keputusan nikah dulu atau mapan dulu ini sangat bergantung pada keadaan pribadi masing-masing individu.
Penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor nikah dulu atau mapan dulu seperti kesiapan emosional, tujuan hidup, nilai-nilai pribadi, dan dukungan dari pasangan.
Diskusi yang terbuka dan jujur dengan pasangan serta pertimbangan matang atas pro dan kontra dari kedua pilihan nikah dulu atau mapan dulu tersebut akan membantu dalam membuat keputusan yang terbaik.
Kalian dulu, pilih nikah dulu atau mapan dulu? Share ya buat pertimbangan teman-teman yang masih galau tentang jenjang kehidupan penting ini.
Pada postingan selanjutnya, kita akan bahas pilih kontrak rumah atau beli rumah KPR. Apalagi setelah pernikahan, fenomena ini banyak dikeluhkan pasangan. Bahkan sebelum jenjang pernikahan pun sudah ada yang memikirkan. Pilih mana ya?
Segala sesuatu dalam hidup ini pasti ada keuntungan dan kelebihan, termasuk soal menikah ini. Menikah dulu atau mapan dulu. Dan kembali ke personal masing-masing. Yang penting intinya siap menjalani kehidupan pernikahan.
Team mapan dulu nih. Mapan disini lebih ke sudah siap secara materi dan non materi. Agar konflik dari masalah finansial bisa lebih minimal
baik nikah dulu atau mapan dulu sebaiknya perlu dipertimbangkan dan didiskusikan dengan matang oleh kedua belah pihak, agar nanti kalo udah nikah sudah siap tantangan kedepannya
Haduhhhh… merasa pertanyaan ini ditujukan ke saya… hahaha. Emang ya. Ada plus minusnya masing-masing. Tergantung kesiapan bareng calon juga ya…. karena sebenarnya…. mau apapun itu tetap selalu ada plus minusnya.
Benar ya. Mau pilih mapan dulu atau nikah dulu ya punya keuntungan dan tantangannya masing-masing. Tinggal bagaimana usaha kita dalam menghadapinya.
Saya termasuk tim yang dulu menikah belum mapan 100%, tapi alhamdulillah semuanya berproses dan jadi tantangan juga sebenarnya menjalani bahtera keluarga, yang salah satunya dalam masalah finansial. Salah satu yang penting adalah menjaga komunikasi, sih kalau menurutku
Dulu kami memilih nikah dulu, ya walaupun saat itu belum mapan, hanya memiliki sejumlah tabungan. Secara kami juga sudah cukup umur tapi bukan ini lo alasan kami menikah. Kami berpendapat menikah itu membuka pintu rezeki, kalau dipikir dan dikerjakan berdua kan lebih tenang.
nikah dulu atau mapan dulu? jawaban akhirnya, tergantung kondisi masing-masing orang. toh pilihan manapun ada tantangannya masing-masing. yang jelas, pilih yang mana saja, tetap harus siap dengan konsekuensinya
Ini nih yang aku rasakan sekarang wkwkwk. Bingung antara nikah dulu atau mapan dulu. Sampai saat ini aku lebih memilih untuk mapan dulu, masih pengen jalan-jalan tanpa ada beban ehehe. Tapi ya gitu, seperti yang sudah dijelaskan diatas, ada tantangannya dan sekarang sedang ku hadapi. Menyala tantangan ku~
Ya nggak ada yang salah sih dengan dua pilihan tadi. Kadang pengen nikah dulu, tapi belum ketemu jodohnya. Mau mapan dulu, eh, udah keburu dapat jodoh. Ya, di balik itu semua ada campur tangan Tuhan juga sih.
Kalau boleh memilih, sih, lebih baik mapan di usia muda, hehehe.
Tapi memang keputusan nikah dulu atau mapan dulu tergantung pilihan masing-masing ya. Ada juga yang milih nikah dulu biar bisa merintis sama-sama.
Memang engga ada jawaban yang salah atau benar sih, mau nikah dulu atau mapan dulu baru nikah. Kriteria mapan juga beda-beda.
Zaman aku dulu sih, begitu lulus S1, dituntut nikah sama ortu…wkwkwk…
Padahal ya belum punya apa-apa, boro-boro mapan, meniti karier, apalah-apalah…
Zaman sekarang, aku melihat sih, bertimbangannya lebih banyak. Pikir-pikirnya lebih lama…hihi…
Klo aku sendiri menikah dalam keadaan finansial yang pas-pasan, pekerjaan suami juga pas-pasan. Trus ketambah kena gempa bumi sampai ngga punya apa-apa. Tapi alhamdulillah, berkah kesabaran, ihklas Allah berikan rezeki yang tidak pernah disangka-sangka.
Menyenangkan atau tidak sebuah pernikahan rasa-rasanya tergantung siapa pasangannya hehe.. Jangan lupa berdoa banyak-banyak. Jodoh benar-benar rahasia. Aku tim nikah dulu, jaman aku nikah kebetulan belum banyak konten yg bahas ‘tantangan’ dalam pernikahan, jadi ya semua mengalir.
Nikah cepet, ditanyain, jadi tekanan.
Seperti terlihat “terlambat nikah” juga ditanyain, Lagi-lagi juga jadi tekanan.
Padahal pastinya, si individu tersebut sudah ada pertimbangan ya, mau apa dulu yang dijadikan prioritas hidupnya, terutama urusan finansial ini.
Pada akhirnya, keputusan untuk menikah dulu atau mapan dulu adalah pilihan pribadi yang harus dipertimbangkan dengan matang bersama pasangan. Tidak ada jawaban benar atau salah, yang terpenting adalah kesiapan diri dan pasangan untuk membangun pernikahan yang bahagia dan langgeng.
Mau mapandulu atau nikah dulu, kemali ke masing-maisng pribadi. Namun jika memang sudah memiliki kemampuan secara finansial, menyegerakan menikah akan lebih baik.
Kalau saya pribadi memilih mapan dulu. Percaya apa engga, sudah banyak pengalaman dari orang terdekat kalau nikah tanpa persiapan matang bikin buyar. Ngeri banget dampaknya terutama kepada anak-anak.
Iya juga si yaa.. Gak ada jawaban yang benar atau salah mengenai pertanyaan ini.
Karena kalau dari sisi perempuan, selain “menunggu” juga gak bisa maksain buat cowo nikahin, kaan.. Jadi mungkin pertanyaan ini akan lebih relevan kalau ditanyakan ke pihak cowok.
Kalau cewek, tentunya menurutku di usia yang siap menikah ((lulus kuliah S1)) – ((bekerja minim 1 tahun, jadi uda pernah ngerasain hidup as a worker, gituu..)) – tus ada yang ngelamar. Nahini ideal, menurutku.
Jadi, pas menikah.. pertanyaan berikutnya mengijinkan pasangan untuk tetap berkarir atau pure jadi IRT?
Klo aku prefer nikah dulu sih mas asal usia udah diatas 20an, stabilitas finansial bisa sambil jalan usia anak nanti juga masih kekejar pas lagi butuh2nya buat kuliah
Memang sih, nikah dulu atau mapan dulu itu dilemanya banyak orang. Semua balik lagi ke kesiapan masing-masing, baik dari segi emosional, finansial, dan tujuan hidup. Yang penting, diskusi terbuka dan saling pengertian sama pasangan. Jadi, nggak ada yang merasa terbebani setelah pernikahan.
Bener nih, sebelum nikah memang harus pertimbangin banyak faktor, termasuk milih mapan dulu atau mapan kemudian sambil jalani biduk rumah tangga.