Kalo bicara uang, tentu nggak akan ada habisnya. Kalo udah ngomongin uang, semua pasti suka karena semua mengharapkannya. Ada pepatah bilang “Money Cant Buy Happiness“. Ah bullshit. Padahal kalau ada uang, kamu bisa membeli segalanya kok, termasuk kebahagiaan. Jadi mana yang benar? Money can buy happiness / money cant buy happiness?
Definisi Money Can Buy Happiness
Contents
Definisi “money can buy happiness” adalah bahwa uang dapat membeli kebahagiaan secara mutlak. Ada hal-hal yang kita bisa mendapatkan kebahagiaan dengan uang tersebut.
Dengan uang kita memang dapat memberikan beberapa manfaat yang dapat meningkatkan kebahagiaan, seperti:
Memastikan Kebutuhan Dasar Terpenuhi
Kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan pakaian. Kita bisa makan enak, nggak usah pusing mikir makan apa besok, atau si anak tidak akan stunting karena kurang gizi.
Kalo soal rumah tinggal, kita bisa beli rumah yang dekat tempat kerja. Jadi nggak perlu repot berdesak-desakan di transportasi umum atau macet pakai kendaraan pribadi saat melintasi tol dalam kota selepas jam kerja.
Tinggal kita naik helikopter pribadi yang bisa naik dari rooftop apartemen ke rooftop kantor tempat kita bekerja. Udah kayak Gu-won (Lee Jun-ho 2PM) yang naik jet dan turun pakai parasut ke kantornya. Eh dia ternyata salah turun di kantor tetangga sebelah. Jadi kangen drakor King the Land deh.
Memastikan Kesehatan dan Keselamatan
Pernah nggak sih kalian sakit keras dan harus mendapatkan perawatan secara langsung? Namun ternyata pihak rumah sakit menolak karena antrean peserta asuransi BPJS terlalu membeludak. Sementara jumlah kamar di rumah sakit tersebut terbatas.
Untuk bisa pindah fasilitas kesehatan kan nggak mudah. Peserta asuransi harus mematuhi tempat perawatan sesuai faskes yang dipilih. Alhasil, kita harus terima sambil menunggu penanganan.
Memperluas Kesempatan untuk Pendidikan, Pekerjaan, dan Rekreasi
Dengan punya uang, kita bisa pilih sekolah yang bagus sehingga memberikan peluang untuk pekerjaan yang layak hingga jejaring pertemanan yang luar biasa.
Jadi ingat Jang Ho-woo (Kim Myung-soo) di drakor Numbers yang harus dikucilkan di tempat kerja gara-gara dia hanya lulusan SMA. Padahal rekan kerjanya lulusan universitas ternama Korea dan dunia.
Begitu juga kalau jenuh. Kita bisa langsung traveling ke mana pun kita mau. Kalau nggak punya uang, boro-boro traveling. Malah kita maunya marah-marah mulu ama pasangan. Imbasnya ntar malah perceraian meningkat. Ingat kasus perceraian di Indonesia mayoritas karena masalah ekonomi kan?
Apakah Benar Money Cant Buy Happiness?
Pandangan money can buy happiness emang benar adanya. Tinggal bagaimana sudut pandang kita melihatnya.
Namun ada kalanya, kebahagiaan nggak selamanya diukur dalam hal fisik/nyata. Yup! Money cant buy happiness. Uang tidak dapat membeli semua hal yang dapat membuat seseorang bahagia, seperti:
Hubungan yang Sehat dengan Keluarga dan Teman
Dulu waktu aku tinggal di ibu kota dengan penghasilan double digit, rasanya enak-enak saja kalau buat sendirian. Namun saat jauh dari keluarga, rasanya uang banyak itu tidak ada artinya. Kita nggak bisa ngobrol asyik dengan keluarga, melepas kangen dan tidak ngomongin uang. Bayangin kalau ama temen, biasanya aku diporotin mulu karena gajinya yang paling tinggi.
Ada temanku bahkan hampir bunuh diri meski dia kaya raya. Warisan tanah, rumah, kendaraan pun bejibun. Namun karena ketiadaan orang tua (ayah bercerai dan menikah lagi serta ibu baru saja meninggal), jadi dia bingung tidak bisa curhat kalau lagi gundah.
Otomatis ya pikiran buntu. Saat nggak ada temen yg bantu, ya pilihan terakhir kalau nggak ngobat pake Baygon atau bunuh diri di atas jembatan penyeberangan jalan tol. Aduh jangan sampe yak.
Rasa Memiliki dan Tujuan Hidup
Emang sih hidup itu pilihan. Kita bisa bebas pilih mau pake jalur yang mana. Mau yang bergelimang harta tapi kadang kebahagiaannya fana. Atau hidup biasa aja tapi nyaman banget rasanya.
Rasanya, hidup itu kayak nggak ada beban. Kita udah puas terhadap apa yang sudah dimiliki. Beda dengan orang kaya (dan rakus) yang notabene ingin selalu terus memenuhi hasrat hawa nafsunya (selalu ingin beli ini itu agar puas dan bahagia).
Rasa Damai dan Ketenangan
Jadi ingat ceramah Ustadz Anwar Zahid soal kekayaan. Belum tentu orang kaya yang banyak duitnya itu bisa tidur tenang. Kadang dia malah lagi mikir gimana ya nasib usahanya besok kalau lagi seret. Atau lagi mikir gimana ya cicilan mobil belum lunas tapi tiba-tiba ntar perusahaan memecatnya.
Tapi coba lihat pekerja di sawah yang notabene udah sepuh-sepuh. Dia makannya lahap sekali. Bahkan cuma pakai nasi dan sambel. Nasi masih banyak, sambal ditambahin. Sambal masih banyak, nasinya ditambahin. Abis itu ngopi dan kadang ada yang merokok sambil bercengkerama. Enak hidup yang mana? Hehe..
Buat selingan, bagi kalian yang belum punya rekening Bank Jago, yuk bikin yuk. Kalian bakal dapat saldo Rp 25.000 setelah buka rekening. Jangan lupa pakai kode referalku ini ya:
Apakah Money Can (not) Buy Happiness?
Jawabannya adalah tergantung pada bagaimana kita mendefinisikan “kebahagiaan”. Jika kita mendefinisikan kebahagiaan sebagai perasaan senang dan puas, maka uang dapat memainkan peran dalam meningkatkan kebahagiaan.
Uang dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa yang dapat memberikan kesenangan dan kepuasan, seperti makanan lezat, liburan, dan pengalaman baru.
Namun, jika kita mendefinisikan kebahagiaan sebagai kondisi yang lebih mendalam, seperti rasa memiliki dan tujuan hidup, maka uang tidak dapat menjamin kebahagiaan.
Jadi kalian pilih mana? Money can buy happiness atau money cant buy happiness? Jelaskan alasannya ya.
Of course money CAN buy happiness karena lebih baik ngakak di dalam mobil alphard daripada mewek di atas sepeda pancal.
Kalau punya uang bisa punya banyak pilihan. Mau sekolahin anak di tempat yg bagus, tinggal daftar aja.
Realistis aja sih ya sekarang ini kebutuhan semakin naik harganya. Tanpa uang bagaimana bisa tenang dan bahagia?
Tapi kalau memang sudah merasa tercukupi, kebahagiaan sebenarnya lahir dari hati ya. Ada atau tidak ada pemenuhan kebutuhan bahagia bisa muncul secara tidak terduga jalannya
Kita nggak bisa menjudge orang yang mengukur kebahagiaan dengan keberadaan uang. Karena memang benar. Gimana kita mengukur kebahagiaan itu? Atau kita akan melandaskan kebahagiaan dengan kondisi yang seperti apa?
Semua ornag tentu punya penilaian dan pertimbangan sendiri soal kebahagiaan. Mungkin ada orang yang merasa bahagia dengan kondisi uang berlimpah. Tapi, kita juga nggak bisa menutup mata sama orang-orang yang terlihat bahagia di tengah kesederhanaan hidup.
Kalau menurut saya, uang bisa membeli suatu kebahagiaan, tapi uang tidak bisa membeli segala kebahagiaan.
Misalnya, saya ingin jalan-jalan ke Makassar sekadar bernostalgia di kota kelahiran saya. karena sya punya uang, maka saya bisa ke sana. Bertemu teman-teman, wisata kuliner, belanja oleh-oleh, dan itu membuat saya bahagia.
Lainnya, orang tua mempunyai banyak uang dan memfasilitasi segalanya pada anak. tapi sibuk dan jarang bertemu. Anak kurang kasih sayang dan akhirnya tidak bahagia.
Tapi saya ssetuju sekali, dalam hidup ini, harus punya simpanan uang untuk menunjang kelangsungan hidup kita.
Kebahagiaan tidak sepenuhnya sih bisa diukur dari uang semata. Tapi kita juga terkadangbutuh uang biar bisa bahagia. Jadi sikapi kebahagiaan dengan baik dan bijak agar kebahagiaan tidak terbentur dengan uang dan lainnya.
setuju, hidup itu pilihan. Kita bebas pilih yg terbaik untuk kita, klo sy memilih keduanya seimbang. Yang penting bahagia, bekerja dan berdaya
Kalau aku mungkin istilahnya aja kali ya, money can create happiness aja dah. Kalo membeli itu rasanya nggak semua hal bisa dibeli pake seperti ketenangan jiwa, kesehatan mental, dll. Sesuai tulisan kakak juga tergantung kondisinya hehe, semua butuh duit juga kan
sulit sekali pertanyaannyaaa… berat nih mas.. hehehe. Aku tim money can buy happiness deh, tapi happinessnya juga terbatas, misalnya dalam bentuk benda atau makanan atau travelling. Tapi emang kayanya mendingan sedih pas punya duit sih dibanding sedih pas nggak ada duit :’)
Money can buy happyness tapi tidak semua hal tergantung uang dan karena uang. Uang juga tidak bisa membeli segala hal. tapi kita semua butuh uang, hehe
I definitely agree that money can buy happiness, walaupun tidak 100%, tapi memang benar uang dapat menjadi indikator untuk memenuhi kebutuhan hidup yang mana menjadi salah sumber kebahagiaan
Kebahagiaan gak bisa dibeli dengan uang, walau kita memang membutuhkannya. Karena nilai kebahagiaan itu relatif sehingga kalau mau diukur bisa dari berbagai sudut pandang sih ya
Bagi saya, kebahagiaan tetap akan bisa dirasakan kalau banyak uang
Bahkan dengan uang bisa beli apa yang bikin kita senang
Kalau gak ada uang, kita harus ciptakan kesenangan itu sendiri
Totally agree siih..
Karena yah, kayanya kalau diberi ujian layaknya Nabi Sulaiman ‘alaihissalam atau Nabi Ayyub ‘alaihissalam, yakin mayoritas ingin ujian menjadi Nabi Sulaiman ‘alaihissalam.
Karena ya itu, meski dihisab paling cepet karena hartanya sedikit, gak ada yang bisa menjamin hati sebening air teruuss.. Kalau pikiran lagi gak sehat, bisa jadi malah kufur nikmat.
Idealnya memang jadi orang yang pas-pasan sih yaa..
Pas butuh, pas ada.
Rosulullah sholallahu ‘alaihi wa salam pun ternyata bukan orang miskin.
Karena beliau memilih untuk menggunakan uangnya di jalan Allah, maka terlihat sederhana.
Aku setuju bahwa orang Islam kudu KAYA.
Ya kaya hati, kaya finansial.
Aamiin~
Haha. Bener sih, bahagia itu tergantung dari sudut pandang masing². Entah itu dari hal² sederhana atau yg mevvah².
Wah aku sih realistis aja
Menurutku, money can buy happiness
Hal simple aja, aku hepi klo bs minim kopi yg enak di cafe yang chill
Nah itu kan butuh duit
Haha
Awwww, kalimat kek gini emang kadang gak selesai yaa kalau didebatkan, kalau aku sih apapun yang bisa bikin bahagia deh. Intinya tetap bersyukur aja kali yaa.
menurut versi aku sih money can buy happiness dengan porsi yang cukup. Soalnya hidup di dunia ini emang butuh uang dan kalau punya uang yang cukup jadinya bisa melakukan banyak hal yang diinginkan