IMG 20141011 160907 2 scaled

IMG_20141011_160907 (2)Kesuksesan bisnis bisa berawal dari hobi terhadap sesuatu. Itulah yang dilakukan Panji Yudo saat berbisnis sepatu kulit (leather) tipe boot. Padahal Panji justru menekuni jurusan informasi dan teknologi (IT) di Sekolah Tinggi Perbanas.

Kegemarannya pada sepatu kulit dimulai saat pertama kali mencoba sepatu kulit buatan tangan (hand made) kualitas premium asal Bandung. Ia juga membandingkan sepatu kulit milik saudaranya dengan harga lebih mahal dan tidak memberinya kenyamanan.

Ia lantas mencoba peruntungan memproduksi sepatu boot dengan harga terjangkau, kualitas bagus, dan tahan lama. Panji juga memikirkan tipe dan model sepatu yang sesuai selera pelanggan. Bersama dua rekannya, ia mencoba proyek workshop dengan modal sekitar Rp 50 juta.

Karena awam berbisnis sepatu, ia rela belajar dan mencari perajin sepatu kulit ke Cibaduyut, Jawa Barat. Di sini, Panji mencari tahu kekurangan sepatu kulit yaitu menimbulkan aroma tidak sedap bagi kaki pemakainya. “Akhirnya kita tahu, jika memakai kulit di bagian luar dan dalam, tidak akan menimbulkan bau,” ujarnya.

Menurut Panji, kulit yang digunakan untuk bagian dalam sepatu yaitu berjenis tertentu yang memiliki pori-pori. Jenis kulit tersebut mampu membuat sirkulasi udara di dalam sepatu tetap mengalir, sehingga tidak lagi menimbulkan aroma tidak sedap.

Panji melempar penjualan sepatu ke Ibukota. Di Bandung, pemasaran cukup sulit. Menurutnya, sepatu kulit buatan tangan kurang diminati di Bandung karena harga yang cukup tinggi. Belum genap setahun, Panji memberanikan diri membuka usaha sepatu sendiri. Dengan modal sekitar Rp 20 juta, ia memulai bisnis sepatu kulit premium buatan tangan. Panji juga menawarkan beragam jenis kulit sesuai keinginan pelanggan.

Kini, Panji mampu membuka usaha sendiri di kios Pasar Santa. Setelah berhasil menjual dan memasarkan banyak sepatunya, Panji mampu memekerjakan tujuh perajin untuk memenuhi pesanan pelanggan. Harga yang ditawarkan masih cukup bersaing. Untuk sepatu perempuan dengan bahan kulit dibanderol Rp 575 ribu–Rp 850 ribu per pasang. Sepatu bukan dari kulit seharga Rp 150 ribu per pasang.

Sepatu pria tipe boot tinggi hanya ada dua harga yaitu Rp 750 ribu dan Rp 850 ribu per pasang. Sepatu boot pendek dipatok Rp 650 ribu per pasang. Namun, untuk model dan cetakan yang berbeda, Panji mematok tambahan biaya cetak sebesar Rp 750 ribu per model.

“Biasanya kita arahkan model pelanggan sesuai cetakan yang sudah ada. Namun pernah ada pelanggan yang meminta dibuatkan sepatu persis seperti sepatu lamanya yang sudah usang. Makanya, kita patok harga cetaknya Rp 750 ribu,” tuturnya.

Setiap minggunya, Panji dan peajin mampu memproduksi 10 pasang sepatu. Namun, ia enggan menyebutkan penghasilannya dari bisnis tersebut. Hingga saat ini, Panji memiliki 15 tipe sepatu kulit buatan tangan dengan 30-an model. “Penghasilan cukup. Kita targetkan minimal tiga pasang setiap hari dan sampai sekarang selalu tercapai dan bisa lebih dari tiga pasang,” ujarnya.

IMG_20141009_192814_1413603436279 (2)

Tak Ingin Bebani Pelanggan

Hingga kini Panji mengaku masih cukup kesulitan memasarkan produknya. Kebanyakan pelanggan mengetahui produk-produknya dari mulut ke mulut. Padahal secara harga dan kualitas, sepatu produksi Panji mampu bersaing dengan produk-produk serupa asal negara lain.

Menurut Panji, bisa saja ia membuka toko di pinggir jalan yang cukup strategis sehingga mendatangkan banyak pelanggan. Namun dengan membuka toko di pinggir jalan otomatis akan memicu harga produk melambung. “Saya tidak mau menjual harga tinggi pada pelanggan hanya karena saya bebani biaya sewa toko,” ujarnya.

Panji berharap, produk-produknya dapat dimiliki setiap kalangan tanpa merasa terbebani dengan harga tinggi. Menurutnya, solusi bagi kendala pemasaran ini yaitu menjual online. “Cara online solusi penjualan murah. Ke depan saya ingin kembangkan pemasaran dengan fasilitas online,” ujarnya.

Selain pemasaran, Panji juga mengalami kendala sumber daya manusia (SDM). Hingga saat ini, ia tidak memberikan gaji bagi perajin, melainkan fee. Semakin produktif peajin, semakin tinggi penghasilannya. “Ini dilakukan untuk memacu produksi dan kreativitas mereka,” katanya.

 

Data:

Nama : Panji Yudo

Alamat Kios : Pasar Santa Upper Floor Kios No.38 Jl. Cikajang I Jakarta Selatan

Email : panji.yudo@gmail.com

Website : info@gajama.com atau www.gajama.com

 

 

 

By Didik Purwanto

Copywriter | Ghost Writer | ex Business Journalist | Farmer

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *