Sistem pembayaran nontunai kini semakin diminati. Bukan hanya memudahkan bagi konsumen, pedagang pun juga diuntungkan karena tak perlu repot memberikan uang kembalian.
Serangan sistem pembayaran nontunai kini tak hanya dipakai restoran kelas mahal atau kafe-kafe hits yang selalu menjadi tempat tongkrongan. Invasi itu kini sudah mulai menyerang warung tegal (warteg) yang biasa ditemui di sekitar perumahan, kampus, atau bahkan perkantoran.
Bagaimana pun, bisnis soal isi perut tentu tak akan bangkrut. Apalagi jika pedagang mau dan mampu berinovasi menyediakan beragam menu dan memberikan pengalaman lebih kepada konsumen.
Pengalaman lebih konsumen dalam bertransaksi itu misalnya seperti yang dilakukan restoran waralaba McDonald’s. Kini konsumen tak perlu antre di depan kasir untuk menyebutkan menu yang akan dibeli.
Konsumen bisa menatap layar besar yang berisi beragam menu yang dijual McDonald’s. Konsumen tinggal memilih menu, seperti memilih aplikasi di ponsel. Gampang dan sangat memberikan pengalaman lebih kepada konsumen, khususnya yang sudah familiar dengan teknologi.
Bagaimana dengan sistem pembayarannya? Itu akan lebih memudahkan lagi. Konsumen hanya membayar melalui uang elektronik (e-money), kartu debit, atau kartu kredit. Segampang itu.
Cara pembayaran serupa juga diterapkan di gerai kopi internasional Starbucks. Mereka memiliki sistem transaksi pembayaran sendiri dengan sebuah aplikasi di ponsel.
Dengan pembayaran secara elektronik, konsumen akan mendapatkan penghargaan berupa bintang. Nantinya setelah mengumpulkan jumlah tertentu, poin bintang tersebut akan dapat ditukarkan menjadi minuman atau makanan secara gratis. Penawaran menggiurkan, bukan?
Apa tidak takut duit kita hilang? Kan banyak sekarang pengambilan uang secara elektronik, padahal kita tidak bertransaksi secara elektronik saat itu?
Bank Indonesia (BI) dalam aturannya sudah menjelaskan, transaksi secara elektronik justru memudahkan dalam pengecekan. Konsumen yang biasa mengatur uang keluar masuk tentu akan dimudahkan dalam sistem pembayaran seperti ini.
Dengan sistem transaksi elektronik, konsumen akan mudah mendapatkan pelaporan uang masuk dan keluar dari dan ke mana saja. Jika ada transaksi mencurigakan, konsumen langsung bisa menghubungi pihak perbankan untuk melacak transaksi aneh tersebut. Sangat menguntungkan, bukan?
Hal ini tentu berbeda saat konsumen masih ribet membawa dompet ke mana pun. Apalagi kalau uang di dompet kebanyakan. Tentu justru mengundang maling dan jambret datang. Tentu ngga mau, kan?
Di zaman teknologi sekarang ini, hidup tentu semakin dimudahkan, apalagi dalam hal pembayaran. Bahkan ada anekdot, tidak masalah ketinggalan dompet, asal tidak ketinggalan ponsel.
Masalahnya sekarang, ponsel bisa berisi seluruh akun dompet elektronik (e-wallet), e-money, dan aplikasi sistem pembayaran digital yang memudahkan dalam pembayaran. Yang harus diwaspadai, jangan sampai ponsel hilang. Hehe..
Ngomong-ngomong soal ponsel, tadi sore pemilik warteg di samping rumahku menanyakan,” Kok tidak bayar pakai uang elektronik lagi?”
Sejak awal tahun ini, pemilik warteg di samping rumah memberikan kemudahan bagi pembelinya untuk membayar dengan nontunai, bukan uang fisik gitu loh.
Dia awalnya takut uangnya hilang atau tidak ditransfer oleh pihak perbankan. Namun ternyata, ia selalu mendapatkan laporan, baik pesan singkat (SMS) maupun di aplikasi terkait transaksi harian. Jika transaksi di akhir pekan, uang dalam sistem akan ditransfer ke rekening pemilik warteg di awal pekan.
“Sekarang lebih enak pake gini. Tidak usah repot membayar kembalian ke konsumen. Duit juga langsung masuk rekening tabungan. Ada laporan juga melalui SMS saat pembayaran. Ditambah lagi, kita dibantu promosi menu di aplikasi ojek daring,” kata Bu Pipit, pemilik warteg dekar rumahku di Salemba, Jakarta Pusat.
Jika ingin mencetak transaksi sebagai bukti pembukuan keuangan, pemilik warung bisa menggunakan aplikasi kasir yang disediakan penyedia ojek daring (online). Wah menarik?
Pakai aplikasi apa sih?
Pemilik warung atau bisnis apapun yang membutuhkan sistem pembayaran nontunai bisa menggunakan aplikasi SPOTS. Aplikasi ini memungkinkan pedagang atau pemilik warung atau pebisnis yang membutuhkan aplikasi kasir secara elektronik.
SPOTS adalah sistem Point of Sales (SPOTS POS) yang dilengkapi beragam fitur untuk membantu operasional usaha jenis apa pun, mulai dari menerima pembayaran nontunai, kemudahan dalam merekap transaksi hingga menekan jumlah tenaga atau pekerja.
Bagi pemilik warung seperti Bu Pipit tadi, bisa menjalankan usaha wartegnya sendiri, mulai dari memasak, melayani konsumen, hingga dalam urusan pembayaran. Tak perlu lagi kasir khusus karena semua transaksi pembayaran kini sudah tanpa uang, uang fisik maksudnya. Hehehe..
Artikel ini didukung oleh SPOTS
Enaknya Mas bisa makan di warteg tanpa uang soalnya udah ada aplikasi kasir SPOTS ya di wartegnya, jadi bisa bayar pakai GoPay. Besok deh aku ajak juga warteg dekat sini untuk pakai aplikasi kasir ini biar bisa cashless juga aku pas beli makan