Hasil survei Bank HSBC menunjukkan literasi keuangan masyarakat Indonesia masih rendah. Salah satunya bisa terlihat dari kesiapan orang tua dalam menyediakan dana pendidikan untuk anaknya.
Steven Suryana, SVP & Head of Wealth Management HSBC Indonesia mengatakan, Di Indonesia, para orang tua secara ideal akan mengalokasikan 35 persen dana yang dimilikinya untuk pendidikan, jauh lebih besar dari pada keperluan lainnya.
“Namun 66 persen orang tua yang disurvei menyayangkan mereka tidak cukup dini memulai perencanaan pendidikan anak mereka,” katanya di Jakarta, Rabu (21/5).
Saat ini orang tua mendanai pendidikan anak baik secara keseluruhan maupun sebagian. Dana ini ditarik dari pendapatan rutin (86 persen), tabungan (54 persen), dan investasi (32 persen). “Perencanaan pendidikan yang spesifik masih belum populer,” katanya.