IMG 20170430 WA0022Dari kiri: Corporate Marketing, Communications and Sharia Director PT Prudential Life Assurance Nini Sumohandoyo, Country CEO Prudential Indonesia Rinaldi Mudahar, Senior Manager Product Development Prudential Himawan Purnama, dan Dewan Syariah Nasional MUI Ahmad Nuryadi Asmawi saat peluncuran PRUprime Healthcare Syariah di kantor Prudential di Jakarta, Kamis (27/4). Foto: Dokumen Prudential

Pepatah bilang, sedia payung sebelum hujan. Begitu juga dengan prinsip persiapan yang harus kita lakukan dalam kehidupan.

Asuransi menjadi salah satu persiapan yang harus kita lakukan sebelum sakit. Masalahnya, belum banyak yang bersedia berasuransi karena dinilai hanya menghamburkan uang. Apalagi pas sakit, klaim sulit dilakukan.

Seiring perkembangan produk keuangan, industri asuransi terus berkembang. Salah satunya industri asuransi syariah yang berlandaskan saling melindungi dan tolong menolong melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’.

Dana tabarru’ artinya kumpulan dana yang berasal dari kontribusi peserta yang dimaksudkan untuk membayar santunan kepada peserta yang mengalami musibah atau pihak lain yang berhak sesuai dengan akad tabarru’ yang disepakati.

Beda dengan prinsip asuransi konvensional yang berlandaskan pemindahan risiko. Artinya, potensi risiko yang terjadi pada peserta asuransi menjadi tanggungan perusahaan asuransi berdasarkan perjanjian yang tertuang dalam ketentuan polis. Di asuransi syariah, prinsip yang digunakan saling menanggung risiko.

IMG 20170430 WA0024
Corporate Marketing, Communications and Sharia Director PT Prudential Life Assurance Nini Sumohandoyo. Foto: Dokumen Prudential

 

Corporate Marketing, Communications and Sharia Director PT Prudential Life Assurance Nini Sumohandoyo mengatakan, potensi asuransi syariah masih sangat besar, apalagi Indonesia mayoritas muslim.

“Namun berdasarkan penelitian kami, hanya 7 persen masyarakat yang punya polis syariah individu. Sebegitu besar penduduk Indonesia, tapi hanya sedikit yang punya asuransi syariah,” katanya.

Dalam penelitian Prudential, sekitar 53 persen belum banyak masyarakat mau membeli asuransi syariah. Alasannya, 42 persen menyatakan hasil investasi kurang baik dan 29 persen menyatakan tidak beda dengan asuransi konvensional. “Ada juga yang bilang penjelasan kurang dan kontribusi premi terlalu mahal,” ujarnya.

Ia menilai, banyak masyarakat masih salah paham dengan asuransi syariah. “Pasar sebenarnya ada, tapi industri belum terlalu menjelaskan.” Itulah sebabnya pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan berusaha mengenalkan asuransi, terutama asuransi syariah.

Country CEO Prudential Indonesia Rinaldi Mudahar mengatakan telah merilis PRUprime Healthcare Syariah yang merupakan produk asuransi jiwa rawat inap komprehensif berbasis syariah.

IMG 20170430 WA0023
Country CEO Prudential Indonesia Rinaldi Mudahar. Foto: Dokumen Prudential

 

Produk ini dapat membayar biaya rumah sakit sesuai tagihan, bahkan bisa melakukan klaim rumah sakit di Malaysia dan Singapura. “Yang menarik dari asuransi syariah ini, manfaatnya berkembang terus. Jika tidak ada klaim, berkembang terus menjadi tabungan. Ini kelebihan dari produk asuransi kita,” ujarnya.

Menurut Rinaldi, PRUprime Healthcare Syariah dari Prudential juga tidak hanya dapat digunakan untuk masyarakat muslim tapi juga nonmuslim. Alasannya, sekitar 87 persen masyarakat menilai asuransi jiwa syariah kini selaras dengan prinsip syariah Islam, 43 persen bilang hasil investasi lebih baik, dan 42 persen akan merekomendasikan asuransi syariah kepada temannya. Itulah alasan produk ini menjadi unggulan #PRUsyariahUntukSemua

Keunggulan lainnya, PRUprime Healthcare Syariah akan memberikan penambahan 10 persen dari batas manfaat tahunan awal jika tidak ada klaim selama setahun polis berjalan. Penambahan bisa diberikan hingga maksimal 50 persen dari batas manfaat tahunan awal sehingga perlindungan dapat terus dilakukan di tengah biaya pengobatan yang meningkat tiap tahun. “Fitur ini pertama kalinya di industri asuransi jiwa syariah,” ujarnya.

PRUprime Healthcare Syariah juga memiliki keunggulan unik, yakni PRUprime limit booster berupa sejumlah dana tambahan yang dapat digunakan apabila seluruh batas manfaat tahunan telah terpakai. Apabila digabungkan dengan batas batas manfaat tahunan, fitur ini dapat memberikan dana tambahan hingga Rp 35 miliar yang merupakan nilai perlindungan rawat inap tertinggi di Indonesia.

IMG 20170430 WA0022
Dari kiri: Corporate Marketing, Communications and Sharia Director PT Prudential Life Assurance Nini Sumohandoyo, Country CEO Prudential Indonesia Rinaldi Mudahar, Senior Manager Product Development Prudential Himawan Purnama, dan Dewan Syariah Nasional MUI Ahmad Nuryadi Asmawi saat peluncuran PRUprime Healthcare Syariah di kantor Prudential di Jakarta, Kamis (27/4). Foto: Dokumen Prudential

 

Selain itu, PRUprime Healthcare Syariah juga menawarkan perlindungan global hingga perawatan inap dalam kondisi darurat sampai ke Amerika Serikat. “Produk ini juga dapat digunakan di jaringan rumah sakit di Singapura dan Malaysia. Nasabah hanya menunjukkan kartu PRUprime Healthcare Syariah tanpa harus mengeluarkan uang sendiri,” katanya.

Agar lebih berkah, PRUprime Healthcare Syariah dari Prudential ini juga memberikan manfaat santunan dana marhamah atau santunan kasih sayang yang diberikan jika peserta asuransi meninggal dunia.

Dewan Syariah Nasional MUI Ahmad Nuryadi Asmawi mengatakan, prinsip asuransi syariah saling menolong dan mendoakan agar semua peserta asuransi sehat serta tidak banyak klaim.

IMG 20170430 WA0021
Dewan Syariah Nasional MUI Ahmad Nuryadi Asmawi. Foto: Dokumen Prudential

 

Menurut dia, asuransi konvensional dan syariah akan memberikan manfaat lebih dibandingkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) meski fungsinya sama. “Bedanya asuransi konvensional dan syariah akan memberikan santunan saat peserta meninggal, di BPJS tidak ada. Di asuransi ini ada akad hibah, di BPJS tidak ada akad. Dengan akad tersebut, kita bukan dapat sakit tapi dapat doa. Harapannya di sini ada sedekah dengan prinsip tolong menolong sehingga lebih berkah.”

By Didik Purwanto

Copywriter | Ghost Writer | ex Business Journalist | Farmer

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *