Keuntungan-Kerugian tinggal bersama mertua setelah pernikahan

Masih bingung pilih kontrak rumah atau beli rumah KPR? Keuntungan-kerugian tinggal bersama mertua setelah pernikahan bisa kalian pertimbangkan. Selain mengurangi biaya yang belum perlu, kita bisa menabung untuk nanti kontrak rumah atau beli rumah KPR. Atau mungkin bisa mempertimbangkan untuk membeli rumah dengan tunai.

Dilema Hidup Setelah Pernikahan

Pernikahan menjadi salah satu momen terindah dalam hidup. Setiap orang tentu memiliki impian terhadap pernikahannya. Termasuk menjalani hidup setelah pernikahan tersebut. 

Salah satu hal yang perlu pertimbangan matang adalah menjalani kehidupan setelah pernikahan. Banyak yang sudah membicarakan hal ini bersama pasangan bahkan sebelum pernikahan. Jadi setelah pernikahan, mereka tinggal menapaki jalan sesuai rencana.

Namun bagi yang masih gamang, tinggal bersama Pondok Mertua Indah menjadi pilihan mudah yang bisa dilakukan. Tentu pilihan ini punya konsekuensi yang harus kita terima. 

Asal bisa saling komunikasi bersama pasangan, urusan tinggal bareng menjadi mudah dilakukan. Sering-seringlah komunikasi agar terjalin imbal balik yang saling menguntungkan.

Keuntungan tinggal bersama mertua setelah pernikahan

Keuntungan-Kerugian Tinggal Bersama Mertua Setelah Pernikahan

Tinggal dengan mertua setelah pernikahan memiliki keuntungan. Berikut keuntungan tinggal bersama mertua setelah pernikahan:

Keuntungan:

Biaya Hidup Lebih Rendah

Berbagi tempat tinggal dapat mengurangi biaya sewa atau hipotek (kredit pemilikan rumah /KPR), serta biaya utilitas. Biaya sewa/kontrak atau biaya KPR tentu akan menekan biaya hidup.

Untuk menyiasatinya, biaya tersebut bisa kita alihkan ke tabungan/produk investasi. Tentu kita punya rencana untuk punya rumah sendiri suatu saat nanti. Jangan sampai biaya hidup setelah pernikahan menjadi alasan banyak perceraian.

Contoh saja adikku. Mereka sudah menikah lebih dari 6 tahun dan lebih memilih tinggal bersama ibuku. Tapi gaji dari keduanya ditabung untuk investasi. Baik menyewa klinik sebagai tempat usaha (kebetulan iparku seorang dokter) dan membeli mobil.

Emang sih beli mobilnya dapat bantuan dari sang ibu. Lumayan dapat cicilan lunak tanpa bunga. Haha. Nah, tabungan lainnya nanti mereka siapkan untuk membeli rumah secara tunai yang bisa mereka gunakan juga sebagai klinik. 

Dukungan Emosional dan Pribadi

Mertua bisa memberikan dukungan emosional dan membantu dengan pekerjaan rumah tangga atau mengasuh anak. Karena ini cucu pertama dari ibu, tentu ibu sangat senang sekali bisa kembali mengasuh anak, terutama cucu dari anaknya sendiri.

Setiap pagi kini ibuku mengantarkan sekolah, menyuapi makanan selepas sekolah hingga menemani sampai adik iparku datang dari tempat bekerjanya.

Tentu hal ini tak akan didapatkan saat mereka kontrak dulu. Atau harus menyewa pembantu demi menjaga anak. Belum tentu anak cocok dengan pengasuhan pembantu. Atau belum tahu juga sifat pembantu. Kan banyak tuh pembantu yang jahat/tidak mampu menjaga anak dengan baik. 

Pengawasan dan Perlindungan

Memiliki anggota keluarga yang lebih tua di rumah bisa memberikan rasa aman dan perlindungan tambahan. Sang anak bisa dititipkan ke orangtua saat kita ada urusan bareng.  

Kerugian

Keterbatasan Privasi

Kehadiran mertua bisa membatasi privasi pasangan baru, yang mungkin butuh waktu sendiri untuk membangun hubungan. Yang paling sering sih, ibu ngomel kalau mereka belum bangun. Sementara anaknya sudah ngajak bermain di luar. 

Atau anak masih ngajak bermain padahal sudah jam malam waktu tidur. Pasangan udah kecapekan selepas kerja. Sementara anaknya ingin bermain bersama orangtua atau kakek neneknya.

Belum lagi kalau lantai rumah kotor, banyak cucian piring menumpuk, dan pekerjaan rumah lainnya yang belum terselesaikan. Ibu udah ngomel luar biasa.

Perbedaan Pendapat

Mertua mungkin memiliki cara pandang dan kebiasaan yang berbeda, yang bisa menyebabkan konflik. Misal urusan masakan. Ibu udah masakin tapi nggak dimakan. 

Begitu juga saat mengasuh anak. Ibuku selalu memanjakan cucunya. Sementara ayah ibu sang anak cenderung ngomelin kalau si anak rewel.  

Kerugian tinggal bersama mertua setelah pernikahan

Ketergantungan

Tinggal bersama mertua bisa membuat pasangan menjadi terlalu bergantung dan sulit untuk mandiri. Misal adikku yang masih ketagihan dengan masakan ibu. Sementara istrinya cenderung nggak bisa masak dan lebih sering beli lauk di luar.

Ini akan menjadi bumerang buat adikku nanti, terutama saat kontrak/membeli rumah sendiri. Apakah mau terus-terusan makan masakan ibu? Sementara rumahnya nanti berjauhan? Makanya mereka lagi bikin siasat untuk beli rumah yang tidak jauh dari rumah ibuku. Jadi kalau ada apa-apa bisa tinggal lompat. Haha.

Cara Mengatur Keuangan Saat Tinggal Bersama Mertua

Saat memilih tinggal bersama mertua setelah pernikahan, tentu banyak hal yang harus diputuskan bersama. Baik urusan pribadi hingga urusan keuangan. Namun urusan keuangan ini jangan dibeberkan semua ya ke mertua. Takut malah bikin beban dan bikin khawatir keluarga.

Buat Anggaran Bersama

Diskusikan anggaran rumah tangga dengan mertua dan buat pembagian biaya yang jelas, seperti listrik, air, makanan, dan lainnya.

Apa yang bisa dibantu bersama. Dan mana yang bisa dilakukan sendiri oleh mertua. Kalau mertua yang masakin, biasakan ngasih uang masak ke mertua. Begitu juga kalau minta tolong untuk mengasuh anak. Kasih mereka makanan atau uang lelah meski orangtua kadang nggak mau terima.

Tabungan dan Investasi

Pastikan untuk tetap menabung dan berinvestasi untuk masa depan Anda sendiri. Jangan terlalu bergantung pada mertua dalam hal keuangan.

Memang saat ada bantuan dari mertua bahkan menantu tak bisa kita tampik. Namun kalau ada embel-embel sesuatu, ya usahakan kita tolak secara baik-baik. 

Bagaimana pun orangtua tetap akan mengawasi anak, bahkan setelah pernikahan. Sekecil apapun perhatian itu, tetap kita terima. Tentu jika selaras dengan pola pikir kita.

Pembagian Tugas

Selain keuangan, buat juga kesepakatan mengenai pembagian tugas rumah tangga untuk menghindari beban yang tidak adil. Memasak bersama atau sendiri, membersihkan rumah, dan tugas rumah tangga lainnya.

Jangan sampai mertua menyelesaikan urusan rumah tangga sendiri. Meski sang anak sudah punya keluarga sendiri, bagaimana pun kita masih satu atap dengan mertua.

Diskusi Terbuka

Selalu jaga komunikasi terbuka mengenai keuangan. Jika ada perubahan situasi finansial, diskusikan dengan mertua. Contohnya adik iparku yang sebenarnya emang keluarga kaya. Namun anaknya ingin hidup mandiri tanpa bantuan keluarga.

Bantuan keluarga yang diambil yakni menerima pinjaman cicilan lunak tanpa bunga. Khususnya untuk membeli mobil hingga klinik. Dan nanti untuk kebutuhan membeli rumah secara tunai.

Tetapkan Batasan

Buat batasan yang jelas antara keuangan Anda dan mertua. Misalnya, memiliki rekening bank yang terpisah dan mengatur pengeluaran pribadi secara mandiri.

Pengelolaan Utang

Jika ada utang, atur pembayaran utang dengan bijak dan jangan biarkan utang mempengaruhi hubungan Anda dengan mertua.

Membuat perjanjian tertulis mengenai pembagian biaya dan tanggung jawab juga bisa membantu menghindari kesalahpahaman di masa depan.

Keuntungan-Kerugian tinggal bersama mertua setelah pernikahan

Kesimpulan

Keuntungan-kerugian tinggal bersama mertua setelah pernikahan bisa kalian pertimbangkan bersama pasangan. Bahkan ke keluarga besar yang akan kalian hadapi untuk mengarungi bahtera kehidupan.

Kalian lebih pilih tinggal bersama mertua setelah pernikahan atau lebih memilih kontrak atau beli rumah sendiri? Share yuk. Jika masih jomblo, kalian juga bisa beropini andai kalian sudah menikah nanti.

Pekan selanjutnya kita akan membahas cara mengatur keuangan untuk generasi sandwich. Terutama setelah pernikahan yang harus tetap menafkahi istri, sekaligus memberikan bantuan keuangan bagi keluarga. Atau bahkan membantu menyekolahkan adik yang masih kecil.

Salam cuan!

By Didik Purwanto

Copywriter | Ghost Writer | ex Business Journalist | Farmer

20 thoughts on “Keuntungan-Kerugian Tinggal Bersama Mertua Setelah Pernikahan”
  1. kalau saya dari awal dengan suami sepakat untuk tidak tinggal serumah dengan orang tua. Sudah jadi bahasan dari sebelum menikah. Menurut kita lebih banyak keuntungannya kalau pisah dengan orang tua setelah menikah. Tapi sebelum memutuskan memang harus dibicarakan dengan pasangan dan memikirkan baik buruknya. Sebenernya keuntungan tinggal dengan mertua juga sangat banyak

  2. Buat saya pribadi nih, untung ruginya emang udah terasa. Ya meski banyak gak untungnya di awal tapi endingnya menyenangkan juga
    Saya pikir suami pasangan yang bijak lah yg memiliki peran penting dalam sebuah rumah tangga. Jadi mau tinggal sama siapapun kalau pasangan sevisi dan semisi, apapun bisa dicari solusinya

  3. Kasian para generasi sandwich, harus berjuang keras untuk menghidupi keluarganya. Iya kalo duitnya banyak sih nggak masalah, lah ini penghasilannya pas-pasan, ya pastinya kalang kabut dooong… Paling bener sih ngontrak rumah dulu sebelum punya rumah sendiri. Bisa bebas dan lebih mandiri

  4. Banyak orang merasa nggak nyaman tinggal di rumah mertua. Tapi, yang merasa aman dan tenteram saat tinggal di rumah mertua juga nggak sedikit.

    Tinggal bagaimana kita membawa diri saja ya. Karena memang memilih tinggal bersama mertua tuh punya keuntungan dan kerugian.

  5. ngerasain tinggal bareng mertua, ya gitu deh, ada plus ma minusnya, ya kudu pinter2 mengatur keadaan aja sih

  6. Ada plus minusnya tinggal bareng mertua. Tapi idealnya pasangan yang sudah menikah ya tinggal mandiri. Biar lebih leluasa untuk mengelola rumah tangga dan pengasuhan anak biasanya berbeda dengan orang tua.

  7. Tentunya kudu pertimbangan yang matang ya bersama pasutri sebelum tinggal di rumah mertua, karena banyak hal pastinya yang mungkin dirasakan “nggak leluasa” tetapi masih merasa juga butuh bimbingan. Kalau kata temanku yang udah merit sih PMI = Pondok Mertua Indah hehe.

  8. Tinggal sama mertua, adalah sesuatu yang mungkin bagi sebagian orang agak menyeramkan. Tapi, bagi sebagian orang mungkin nggak bisa dihindari. Jadi emang harus paham kondisi sih. Bisa dengan memahami kelebihan dan kekurangan sama mertua dulu sebagaimana yang Mas Disik Jelaskan.

  9. Sebaga orang yang pernah stres berat ketika tinggal bareng mertua (ahamdulillah udah jadi mantan mertua), aku cuma bertekad nantinya akan jadi merua yang baik dan bisa kompak dengan menantu.

  10. Kalo baca-baca cerita orang-orang tinggal sama mertua tuh agak ngeri-ngeri sedap ya hehe. Kembali lagi sih mertuanya gimana, menantunya gimana, kondisi di rumah gimana, nggak bisa digeneralisir. Pastinya juga ada plus minusnya seperti di artikel di atas.

  11. tinggal bersama mertua antara pilihan dan , pilihan sih ya, hehehe. kadang karena finansial atau karena mertua sakit menjadi alasan utama tinggal dengan mertua. tapi menurut saya, intinya komunikasi dan penerimaan sih, dari kita nya. karena memaksakan pengertian kepada mertua tentu tidak mungkin ya. berkat penerimaan dan komunikasi yang baik, meski kadang ada aja miskomunikasi tapi masih bisa berjalan dengan baik.

  12. Tinggal bersama orangtua, baik dari pihak suami atau istri tentunya agak sedikit kurang nyaman yaa..
    Tapi kalau seandainya bisa membuat tabungan gendud dan endingnya bisa mewujudkan rumah sendiri, why not?
    Toh orangtua juga pasti akan merasa punya temen. Hehhe, semoga akur aja sii doanyaa..
    Jangan dapet yang rese dari sudut pandang manapun.

  13. Hmm aku tim yang mesti ada keuntungannya tinggal sama mertua aku termasuk yg ngga mengambil keuntungan itu deh hehehe, soalnya yah begitulah, udah lama tinggal sama ortu bareng suami keknya bener keluarga inti aja udah paling sehat

  14. Kami dulu sejak awal menikah memutuskan untuk tinggal sendiri, terpisah dari orang tu, gapapa ngontrak dulu. Pernah satu kali tinggal serumah selama 1 tahun karena kontrakan kebanjiran (daerah banjir). Rupanya memang tidak mudah mengharmonisasi keluarga sendiri dengan keluarga mertua. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali tinggal sendiri, pindah tempat tentunya. Maka memiliki tempat tinggal sendiri itu penting, karena justru bisa untul menjaga hati semua pihak.

  15. Kalau menurut saya, kalau tinggal di mertua. Jadi tidak mandiri dan apa-apa jadi ngandelin. Sebaiknya sih kalau sudah menikah harus bisa mandiri dan tinggal di rumah sendiri. Walau harus ngontrak sebagai awalan

  16. Yang paling berasa itu biasanya perbedaan pendapat. Kita pengennya A, dia pengennya B. Kalau komunikasi gak baik, bakalan berantem terus antara mertua vs menantu.

    Paling bener emang harus punya rumah sendiri. Untuk itu, mulai sekarang kudu hemat dan syukur-syukur bisa investasi.

  17. Plus minus sih ya kak. Enaknya tinggal sama mertua ada yang bantuin ngurus rumah dan anak. Nggak enaknya kita nggak bebas melakukan sesuatu. Kalaupun harus tinggal sama mertua komunikasi itu sih yang paling penting biar semua merasa nyaman tinggal bersama.

  18. Kalau aku jujur mencari cara agar tidak tinggal baik itu dengan orang tua maupun mertua setelah menikah. Harus pisah aja gitu mikirnya kalau udah nikah karena hitungannya kan sudah dewasa hehe

  19. Kalo menurut aku, lebih baik nggak tinggal bersama mertua, orang tua, maupun kerabat. Karena sudah ngalami walaupun rumah sendiri tapi deket mertua, jadi banyak ikut campur dan berakhir perpisahan. Tapi dipernikahan yang ke dua, tidak ada mertua, jauh dari kerabat aman sentosa. Makan ngak makan juga nggak ada yang tahu.

  20. kalau tinggal sama mertua atau orang tua kita kudu pintar mengkomunikasikan segala sesuatunya dengan lebih baik biar suasana rumah juga tetap nyaman. Kalau aku kebetulan tempat suami kerja jauh dari rumah ortuku dan mertuaku jadi ya pilihan satu-satunya ngontrak..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *