KAU membantu UMKM go online sehingga bisa masuk ranah platform digital. Program KAU (kakak asuh) yang diinisiasi oleh Kementerian Koperasi dan UMKM ini akan membantu penjualan pengusaha kecil di tengah pandemi COVID-19.
Penurunan Penjualan Produk UMKM
Asisten Deputi Pengembangan Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UMKM Nasrun mengatakan, baru sekitar 13 persen dari 8 juta UMKM kita yang sudah go online atau masuk platform marketplace atau e-commerce serupa. Artinya, masih banyak peluang bagi semua platform digital untuk bekerja sama dengan pengusaha kecil tersebut.
“UMKM kita ini bagaikan kapal kecil di tengah samudra dengan gelombang tinggi. Perlu bantuan sekoci dari pemerintah. Program Kakak Asuh UMKM (KAU) ini salah satu bantuannya,” ujar Nasrun saat konferensi virtual di Jakarta, Senin (15/6).
Menurut dia, selama ini pengusaha kecil, termasuk UMKM mengalami kendala. Khususnya di tengah pandemi COVID-19. Data Kementerian Komunikasi dan Informatika hingga Mare 2020, sekitar 57 persen pengusaha kecil di Indonesia mempermasalahkan penurunan penjualan produk atau jasa.
Nasrun bilang, selama ini pengusaha UMKM belum siap untuk masuk ranah digital. Mereka mengeluh belum mengetahui caranya hingga ketiadaan program pendampingan dalam go online. “Ke depan warung-warung hingga toko kelontong ini perlu diajarkan agar bisa memanfaatkan media sosial untuk tetap bisa berjualan,” ujar Nasrun.
KAU MemBantu UMKM Go Online
Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan UMKM Leonard Theosabrata bilang, program KAU dirancang berkelanjutan untuk mengajarkan pengusaha kecil agar melek digital. Harapannya, produk mereka bisa tersebar luas ke seluruh Indonesia dan mancanegara.
Namun, program KAU membantu UMKM Go Online ini juga memiliki hambatan, khususnya jika pengusaha kecil berjarak begitu jauh dengan kakak asuhnya. “Makanya akan lebih enak kakak asuh ini bisa satu kota dengan adik asuhnya. Nantinya akan ada link and match mulai dari kualitas kontrol produk secara langsung hingga pemasarannya,” ujar Theo.
Menurut Theo, kakak asuh ini bisa dari orang awam yang biasa bertugas menjadi pembina UMKM. Atau bisa saja UMKM yang sudah melek digital. Harapannya, kakak asuh ini bisa membantu minimal 3 UMKM lain agar go digital, mulai dari sisi penjualan hingga pemasarannya.
Selain itu, kakak asuh ini juga diharapkan menanamkan empati saat memberikan pendampingan usaha. “Nantinya akan ada perjanjian bisnis antara kakak dan adik asuh tersebut. Nilai besaran komisi akan disepakati masing-masing,” ujarnya.
KAU MemBantu 2 Juta UMKM Go Online
Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim mengatakan, program pendampingan melalui KAU membantu UMKM go online ini untuk menambah 2 juta UMKM yang masuk ranah digital atau go online. Target tersebut untuk mencapai 10 juta UMKM go online.
Untuk membantu mencapai target tersebut, pemerintah juga akan melibatkan pelatihan serupa dengan dinas terkait, kementerian atau lembaga dari pusat hingga daerah serta swasta. Harapannya, koordinasi pelatihan digitalisasi ini agar berjalan menyeluruh.
“Digitalisasi dengan pelatihan UMKM yang aplikatif ini akan diintegrasikan dengan beberapa marketplace untuk dipasarkan,” ujar Arif.
Pihaknya terbuka terhadap seluruh marketplace di Indonesia untuk bekerja sama dengan pemerintah. Selama ini, pemerintah sudah bekerja sama dengan Blibli, Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak. Terbaru, Kementerian Koperasi dan UMKM bekerja sama dengan Lazada.
Terkait platform e-commerce, pemerintah pun membebaskan untuk bekerja sama. Jika tertarik dengan Lazada, pengusaha kecil akan diarahkan untuk mencari kakak asuh dari seller Lazada. Pihak Lazada juga akan membantu program pelatihan hingga modul untuk pemasaran dan penjualan digital.
“Kami mendorong pemuda dengan modal memadai bisa tertarik untuk berwirausaha di era digital,” kata Arif.
Nantinya, pemerintah juga akan membantu generasi muda, termasuk pengusaha UMKM dalam mengakses beragam pelatihan. Pelatihan itu antara lain pengadaan barang dan jasa, penyusunan laporan keuangan, vokasional pengolahan di bidang pertanian dan perikanan hingga dukungan pariwisata untuk 10 destinasi wisata unggulan.
Komitmen Lazada Bangkitkan UMKM
Chief Marketing Officer Lazada Indonesia Monica Rudijono berkomitmen meningkatkan perekonomian Indonesia melalui e-commerce dan teknologi, khususnya pemberdayaan UMKM. Hingga kini UMKM telah membantu mendongkrak 62 persen ekonomi Indonesia.
“UMKM menjadi sektor yang paling terkena dampak pandemi namun paling mungkin segera bangkit kembali,” kata Monica.
Menurut Monica, Lazada akan mendukung UMKM masuk platform e-commerce agar bertahan dan memperluas jangkauan pasar sekaligus menggerakkan roda ekonomi. Pihaknya juga menyambut baik program kakak asuh ini.
Nantinya Lazada akan memberikan program pelatihan menyeluruh dari pemula hingga power seller. Lazada akan menggunakan seller-seller profesional untuk menjadi kakak asuh pengusaha UMKM. Mereka akan mengajari seluk beluk e-commerce kepada pengusaha kecil di sekitarnya.
Pelatihan untuk UMKM akan dijalankan setiap hari dalam berbagai topik, baik untuk seller UMKM yang lebih andal dan masih baru. Lazada juga akan membekali seller dengan seller center sehingga bisa bertukar informasi terkait perkembangan terkini e-commerce.
“Sebagai contoh, kami sudah mengumpulkan 4.000 UMKM di kanal Bangga Buatan Indonesia. Sekitar 750.000 pelanggan sudah mengunjungi laman tersebut di Lazada,” ujar Monica.
Untuk bisa menjadi kakak asuh sekaligus adik asuh ini, Lazada akan mengkurasi layanan dan kualitas jualan para seller. Pengusaha bisa mendaftar di Lazada untuk informasi lengkapnya. Kakak asuh akan mendapatkan komisi penjualan dari adik asuh setelah ada kesepakatan dari keduanya.
Proses pendaftaran dibuat sederhana. Nantinya, adik asuh pun dapat mengikuti pelatihan di Lazada seperti Lazada University, Lazada Training, dan pelatihan lainnya untuk pemberdayaan UMKM. “Program ini memang dirancang untuk UMKM yang kesulitan go online. Sekaligus membantu pemerintah dalam mendorong UMKM go online,” ujarnya.