sepa 3

sepa 3Saat di Bali dulu, melepas penat bisa dilakukan di mana saja. Aku biasanya iseng pergi ke Pantai Kuta pukul 00.00 malam. Tak banyak yang kulakukan di sana. Hanya merenung, sambil mendengar debur ombak, melihat gemerlap bintang, atau melihat pesawat yang mendarat di Bandara Ngurah Rai di Badung.

Aku biasanya baru selesai merenung pukul 02.00 WITA dan baru bisa tidur setelahnya. Atau jika bosan ke Pantai Kuta, bisa pergi ke Pantai Sanur selepas shubuh. Biasanya aku sengaja datang pukul 04.00 WITA dan sholat shubuh di Masjid Al Ihsan Sanur. Selepasnya bisa melihat matahari terbit. Tenang rasanya.

Namun Maret 2008, aku dimutasi ke Jakarta. Sebenarnya, aku dulu pernah berjanji aku tak mau kerja di Jakarta. Alasannya klise, macet dan polusi. Padahal aku tidak terlalu suka keramaian. Aku paling senang liburan ke pantai atau gunung.

Tapi nasib berkata lain. Mutasi pekerjaan sudah menjadi keputusan dan aku harus terima bekerja di Jakarta yang penuh polusi. Untuk mencari liburan, paling enak cuma ke Monas atau kalau kangen pantai ya harus ke Ancol.

sepa

Untuk pergi ke pantai di daerah lain, aku belum punya waktu. Maklum kerjaan hanya libur Sabtu saja. Jadi untuk pergi jauh, rasanya tidak mungkin. Hanya cuti panjang yang bisa menjawab keinginanku.

Masalahnya lagi, untuk mengobati rasa rindu terhadap pantai, aku harus pergi ke Ancol. Tapi biaya masuknya saja sudah Rp 25 ribu. Kalau pakai motor tambah Rp 15 ribu. Kalau pakai mobil bisa lebih mahal lagi. Tapi kalau pakai mobil #KeluargaChevrolet mungkin bisa gratis kali ya.. hahaha. Kalau bawa teman, ya tinggal kalikan saja. Rasanya, hidup di Jakarta itu tidak ada tempat liburan yang gratis. Iya sih. Masuk toilet saja bayar Rp 2.000 hahaha…

Ngarepnya bisa ada mobil #KeluargaChevrolet seperti Bumble Bee kayak di film-film Transformer. Kereeeeen. Bisa kemana-mana dengan gampang. Hahaha *namanya juga ngarep.

Beruntung ada teman mengadakan outing di Pulau Sepa, Kepulauan Seribu. Kali ini aku mendata bagian teman yang mau ikut. Segala urusan pembayaran, akomodasi dan sebagainya urusan temanku, Devi. Di situ aku bisa bebas snorkling, memancing ikan, banana boat dan menginap di penginapan mungil namun tenang. Kerinduan terhadap pantai terobati.

Di sana kami juga berbagi doorprice dan aku memenangkan televisi LG layar datar. Betapa senang saat itu karena aku belum memiliki televisi layar datar. Teman-teman juga kebagian hadiah.

Kejadian lucu terjadi saat pulang dari Pulau Sepa ke Pantai Marina Ancol. Saat itu ada banyak keripik melinjo bekas nasi kotak yang belum termakan. Karena perjalanan cukup lama hingga 45 menit dan kami cuma foto-foto doank, ternyata kami lapar dan hanya ada keripik tersebut.

“Daripada tidak ada yang dimakan, aku makan saja,” pikirku. Kebetulan ada 10 bungkus keripik melinjo yang aku makan. Lapar kali. Hahaha..

Namun saat sampai rumah dan menjelang tidur dan aku ingin merebahkan badan yang remuk akibat outing dua hari, rasanya badan tidak mau direbahkan. Aku hanya bersandar pada tembok. Untuk menoleh ke kanan ke kiri saja sulit. Aku bingung.

Aku berpikir mulai mencari tukang pijat. Namun malam hari tidak ada yang mau datang memijat, apalagi harus datang ke rumah. Akhirnya, ada teman yang menyarankan ke tukang pijat di Kampung Bali, Tanah Abang.

Aku nekat naik sepeda motor ke sana. Beruntung aku masih bisa mengendarai dan bisa sampai sana, meski pukul 23.30 WIB. Sang pemijat tampak seperti ustadz dan hanya memijat leher dan punggung hanya beberapa menit. Sepertinya kurang dari lima menit. Anehnya aku pun kembali bisa menengok kanan kiri dan badanku bisa kurebahkan.

“Mas hindari makan ini itu ini itu (beliau menyebut beberapa makanan yang jadi pantangan), termasuk melinjo,” kata pemijat itu.

“Uppsss..aku jadi ingat tadi sore makan 10 bungkus keripik melinjo,” kataku.

“Ya mungkin itu. Lain kali jangan makan banyak-banyak,” pesannya. Baru aku tahu kebanyakan makan melinjo bisa mengakibatkan kolesterol. Abis itu aku diomelin teman dan diingatkan harus olahraga secara rutin.

“Elo sih, makan tidur mulu. Ga pernah olah raga,” ledek temanku.

“Ya sudah lain kali kita jalan-jalan lagi ya,” kataku.

chevro

Cara mengikuti lomba bisa dilihat di Facebook ChevroletIndonesia

By Didik Purwanto

Copywriter | Ghost Writer | ex Business Journalist | Farmer

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *