Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia memiliki beragam suku, agama, ras, hingga bahasa. Keberagaman ini membuat Indonesia semakin kaya.
Namun, akhir-akhir ini konflik bernuansa suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) semakin memuncak, khususnya di dunia maya. Peristiwa bom di beberapa gereja dan kepolisian memicu konflik horizontal ini semakin memanas.
Sedih sih melihat anak bangsa saling memaki di dunia maya. Berbagai ujaran kebencian di dunia maya pun akhirnya dilaporkan ke kepolisian untuk ditindaklanjuti.
Jika tidak diantisipasi, kami khawatir konflik akan memanas, apalagi mendekati tahun politik, baik beragam pilkada di tahun ini dan pemilihan presiden di tahun depan.
Beragam pandangan pasti bermunculan. Agar tidak memicu perpecahan, Kapolda Metro Jaya menggaungkan tanda pagar #HargaiPerbedaan untuk tetap mempertahankan persatuan dan kesatuan warga Indonesia, baik di dunia maya dan dunia nyata.
Menurutku, Polda Metro Jaya ingin mengingatkan kepada media massa dan warganet agar selalu menggaungkan hargai perbedaan kepada semua agama, ras, suku, dan bahasa agar tercipta persatuan sesuai cita-cita bangsa.
Beruntung, saya dan teman-teman warganet (netizen) serta wartawan media massa yang biasa meliput di Polda Metro Jaya mendapatkan undangan khusus silaturahmi bersama Kapolda Metro Jaya di Gedung Promoter, Jakarta, Rabu (6/6).
Namun, sekali lagi, kami gagal bertemu Kapolda karena kesibukan beliau luar biasa. Cukup sedih sih. Dua kali mendapatkan undangan bertemu Kapolda Metro Jaya tapi selalu saja ada halangan melanda. Ya..namanya juga belum rezeki dan jodoh.
Akhirnya, kami diterima Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Purwadi Arianto. Beliau juga mengundang tokoh lintas agama untuk makin menggaungkan #HargaiPerbedaan ini.
Tokoh yang diundang yakni pendeta Datulon Sembiring, Biksu Syailendra Virya, Romo RD Aloysius Tri Harjono, Pedande/Gede Nyenengin, dan Haji Muhammad Ali.
Dalam kesempatan itu, Wakapolda bersama tokoh lintas agama menyampaikan pesan bersama untuk selalu menjaga persatuan, apa pun perbedaannya, baik suku, agama, ras, dan golongan sekalipun.
Wakapolda juga berpesan kepada media massa dan warganet untuk selalu mengabarkan berita yang baik, bukan ujaran kebencian yang bisa memecah belah persatuan bangsa.
Selain itu juga mengharapkan terjalin persaudaraan erat dan dapat mendukung kinerja Polri, khususnya Polda Metro Jaya dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban di masyarakat.
Menjelang berbuka, ustaz Muhammad Ali menyampaikan pesan pentingnya menjaga perbedaan dengan saling menghormati, menghargai, dan menyayangi satu sama lain tanpa membedakan agama, suku, budaya, dan lainnya.
Berhubungan dengan puasa, masyarakat kembali diingatkan untuk menjaga masalah perut, seksual, lisan, dan tulisannya.
Bagaimanapun, media massa dan warganet menjadi corong untuk menyampaikan sesuatu. Mulutmu harimaumu. Jika kau tidak bisa menyampaikan berita yang baik, lebih baik diamlah.
Senang sekali melihat keakraban yang terjalin di acara ini, semoga masyarakat Indonesia semakin cerdas dalam membuat konten apapun di media sosial.