Jadi kaya dari reksadana, emang bisa? Di saat kondisi seperti ini, investasi perlu cermat agar tidak merugi.
Lipat Gandakan Uang Tanpa Bekerja
Di zaman serba teknologi saat ini, mendapatkan uang bisa dari mana saja. Tidak perlu ke kota, kita bisa beternak uang tanpa perlu susah-susah bekerja.
Eitsss…tapi kerja ya tetap perlu sih untuk mendapatkan uang. Namun untuk melipatgandakan uang, kita perlu bekerja cerdas untuk memperolehnya.
Bagaimana caranya jadi kaya dari reksadana?
Bersyukur jelang akhir pekan di bulan Juni ini aku bisa belajar lagi tentang keuangan. Bersama blogger finansial se-Jabodetabek, aku berkesempatan ikut “Maximize Your Rupiah with Indopremier.” Ngobrol-ngobrol tentang keuangan ini bertempat di Auditorium Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta.
Di sini, kita dijelaskan kenapa perlu investasi, bukan menabung. Kenapa perlu investasi sejak dini, bahkan hanya mulai dari Rp 100 ribu saja. Gampang banget, kan?
Ah, aku masih takut investasi begituan padahal kita mau jadi kaya dari reksadana. Ntar duit kita hilang. Bagaimana dong?
Berinvestasi Di Pasar Modal
Kepala Kantor Perwakilan Jakarta Bursa Efek Indonesia (BEI) Marco Poetra Kawet bilang, teknologi mampu menyederhanakan hidup di dunia. Salah satunya, dengan berinvestasi di pasar modal.
“Dengan teknologi di gadget (entah ponsel, tablet, PC atau semacamnya), kita sekarang bisa berinvestasi di pasar modal secara mudah,” ujar Marco di Jakarta, Sabtu (22/6).
Transaksi di pasar modal bisa mencapai Rp 9 triliun per hari dengan lebih dari 433 ribu kali transaksi per hari. Banyak sekali ya?
Namun, kata Marco, jumlah transaksi tersebut dinilai kalah dengan keriuhan belanja online (e-commerce). Memang sih, orang lebih gampang mengeluarkan uang untuk konsumsi dibandingkan investasi. Ya ngga?
Padahal kalau belajar dari orang kaya, uang yang diperoleh justru diputar lagi melalui produk investasi. Orang kaya hanya mengeluarkan uang untuk konsumsi secukupnya saja.
Belajar Dari Lo Kheng Hong
Salah satunya Lo Kheng Hong yang dianggap sebagai Warrent Buffett-nya Indonesia. April lalu, dia mendapatkan dividen dari saham PT Petrosea Tbk (PTRO) sebesar Rp 16,5 miliar. Itu duit langsung masuk rekening pribadinya loh.
Kalau mau rakus, dia bisa saja membeli mobil mewah. Kalau hanya beli mobil Rp 1 miliar yang sudah tergolong mewah, ia masih memiliki sisa duit Rp 15 miliar.
Tapi, apa yang dilakukan Lo Kheng Hong? Kalau beli mobil, nilainya akan terus menurun. “Namun kalau dibelikan saham, nilai uangnya akan meningkat dari tahun ke tahun,” katanya.
Bagi dia, mobil hanya sekadar alat transportasi, bukan untuk pamer kekayaan. Jika ingin berinvestasi, idealnya 100 persen uang investasi itu dibelikan saham. “Dividen yang saya terima itu juga sudah habis untuk dibelikan saham,” ujarnya.
Itu kalau kita berani berinvestasi di pasar modal, khususnya melalui produk saham ya. Nanti kita akan mengulas soal saham lain kali.
Menarik banget loh. Setahun ini, beberapa saham perusahaan yang kubeli sudah cuan lebih dari 20 persen dalam setahun terakhir. Namun ada juga yang merugi sekitar 40 persen.
Namun, untung atau rugi itu masih di atas kertas saja. Uang itu belum benar-benar untung atau rugi sampai kita menjual lagi saham tersebut di pasar modal. Ini kita tinggal tidur saja loh. Uang bekerja untuk kita. Asyiknya..hehehe..
Buat yang ngga mau pusing melihat pergerakan saham per hari, kalian bisa investasi pasar modal di reksadana.
Investasi Di Reksadana
Reksadana tidak lebih dari sekumpulan saham dan atau obligasi. Kita dapat membayangkan reksadana sebagai sebuah perusahaan yang mengumpulkan sekelompok orang dan menginvestasikan uang mereka ke dalam saham, obligasi, dan sekuritas lain.
Gampangnya, kita mempercayakan pihak manajer investasi (perusahaan yang mengelola uang kita) untuk mengelola dana kita ke produk keuangan tersebut. Kita tidak perlu repot-repot setiap hari memperhatikan kinerja perusahaan, seperti di produk saham.
Investasi di reksadana cocok bagi investor yang moderat, yang tidak mengharapkan keuntungan drastis tetapi tetap bisa terukur. Intinya, imbal hasil (yield) dari investasi di reksadana ini sekitar 7-10 persen, tergantung produk investasinya.
Imbal Hasil Lebih Tinggi
Brand Manager IPOTFUND Sandy Afriliando Putra bilang, imbal hasil produk investasi reksadana bisa dikatakan lebih tinggi jika hanya dibandingkan dengan produk perbankan, seperti tabungan dan deposito.
Imbal hasil di tabungan hanya 3-4 persen setahun, belum lagi potongan biaya bulanannya, bisa Rp 15 ribu. Bunga di deposito sekitar 6 persen per tahun.
Namun kita harus menaruh minimal dana dan jangka waktu tertentu di deposito. Kita pun tidak diperbolehkan mengambil dana sebelum jangka waktunya. Jika kita melanggar, kita bisa kena denda. Belum lagi pajak 20 persen dari keuntungan. Baru untung aja udah banyak potongannya. Hahaha..
Beda dengan reksadana yang bisa dimulai dengan hanya Rp 100 ribu. “Produk reksadana relatif murah, likuid (gampang dicairkan) dan dikelola profesional (oleh manajer investasi),” ujar Sandy.
Lebih menariknya lagi, produk investasi uang di reksadana ini aman, terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ini yang penting. Soalnya, banyak produk investasi yang menawarkan imbal hasil tinggi tetapi ternyata produk investasi bodong.
Jenis-Jenis Reksadana
Beda dengan saham yang berisi ratusan perusahaan, investasi uang di reksadana hanya ada empat jenis.
- Reksadana pasar uang (uang diinvestasikan ke utang jangka pendek)
- Reksadana pendapatan tetap (uang kita akan diinvestasikan ke obligasi)
- Reksadana saham (uang kita akan diinvestasikan ke pasar saham)
- Reksadana campuran (uang kita akan diinvestasikan dari gabungan pasar uang, pendapatan tetap, dan pasar saham)
Sandy bilang, pembelian reksadana juga mudah. Jika kita sudah terbiasa belanja online, kita juga bisa dengan mudah membeli reksadana.
Beli Reksadana di IPOT
Pertama, kita bisa membuat akun dengan mungunduh aplikasi IPOTPAY dan IPOTGO di Google Play atau App Store. Untuk membuat akunnya juga cepat dan ora susah (tidak susah).
Untuk beli reksadana di IPOT, kita bisa memakai aplikasi IPOTGO. Di sini, investasi uang di reksadana semakin gampang karena kita bisa membandingkan produk reksadana dari berbagai perusahaan.
“IPOTFUND ini supermarket reksadana terbesar dan terlengkap di Indonesia,” kata Sandy.
Ini semacam kayak kita beli ponsel di toko e-commerce. Tentu masing-masing pedagang memberikan penawaran harga berbeda, hingga beragam keuntungan yang ditawarkan.
Sama halnya dengan reksadana Indopremier yang dibeli di IPOT. Kita akan melihat ratusan penawaran yang memberikan harga dan keuntungan berbeda. Kita bisa membandingkan harga dan imbal hasil per 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan 12 bulan. Ini jadi semacam salah satu acuan dalam memilih produk reksadana.
Kata Warrent Buffett, jangan taruh telur dalam satu keranjang. Artinya, jangan menaruh uang kita pada satu produk investasi saja.
Mulai Untung Dari Reksadana
Khusus produk reksadana, kita bisa membeli di empat jenis produk reksadana tersebut. Salah satu caranya, aku selalu membagi rata dalam investasi per bulan. Misal aku menyisihkan Rp 1 juta untuk membeli Rp 250 ribu produk reksadana pasar uang, Rp 250 ribu reksadana pendapatan tetap, Rp 250 ribu reksadana saham, dan Rp 250 ribu reksadana pasar campuran.
Dalam setahun terakhir, imbal hasil yang ditawarkan cukup lumayan. Aku baru cuan 9,65 persen di reksadana pasar uang, sekitar 8,11 persen di reksadana pendapatan tetap, minus 0,66 persen di reksadana saham, dan 0,01 persen di reksadana campuran.
Ya lumayanlah daripada lu manyun. Hehehe..Duit ini sudah ada yang mengelola. Jadi kita tinggal menyisihkan uang per bulan untuk beli reksadana Indopremier di IPOT.
Selain kita bekerja untuk mencari uang, uang pun akan bekerja untuk kita dalam memberikan kekayaan. Itulah caraku mendapatkan uang dari internet melalui reksadana.
Kalau kamu, bagaimana? Mau jadi kaya dari reksadana?
Wahhh, insight yg mencerahkan bangeeettt
selama ini, aku follow akun Jouska, danirachmat, dll, dan makin semangat utk investasi setelah baca blogpost ini
Sumpah belum pernah main ini hahaha paling ya hanya nabung sama beli emas. Seru juga ya mas. Nice info buat yang awam kayak aku nih
Ulasan yang menarik, tapi aku masih belum sreg nih dengan reksadana, tp bikin menggiurkan juga ya..
Jujur aku belum paham banget dengan reksadana, atau bisa dibilang masih buta sih dengan reksadana. Kayaknya harus belajar banyak dulu.
Iya kalau mobil klu gak butuh2 amat sebaiknya ditunda dulu, kecuali mungkin mobilnya dipakai jg buat kerja seperti disewakan , jd mobil online dll.Aku masih awam soal saham mas, tapi kalau reksadana dah ada lha dikit2 hihihi. Kalau ke Ipotgo blm pernah tapi dah sering denger teman cerita, nanti coba aku pelajari lagi, makasih ya infonya.
Sekarang mau dapat uang dari internet itu makin mudah aja, ya
Sekarang mau dapat uang dari internet itu makin mudah aja, ya
Mantap dividentnya 16,5 milyar ixxii
Nah harus ditiru nih sikapnya. Buat investasi ye kan. Biar menghasilkan
Sekarang sudah ada reksadana syariah ya, jadi pengen juga investasi juga di reksadana ya
Reksadana memang bisa menjadi salah satu investasi yang menjajikan, tetapi untuk saya yang sekarang sepertinya belum bisa fokus, hahaha
Jadi mau melirik reksadana ini buat investasi,, tp hrs bnyk belajar lagi ya,, biar lbih faham lagi
Wah inii…udh lama pengen aktif di investasi seperti ini…semoga segera bisa dieksekusi…Emang bener banget…kebanyakan orang lebih mudah ngeluarin uang buat belanja daripada investasi..
Aku lagi belajar Reksadana lo. Biasanya investasinya cara konvensional alias beli emas. Kemarin disarankan beli Sukuk. Baca ini jadi tambah semangat belajar