Twitter melaporkan pertumbuhan 11 persen pengguna aktif bulanan pada kuartal III-2015 menjadi 320 juta orang, pertumbuhan paling lambat sejak perusahaan go public pada 2013.
Kinerja perusahaan memicu saham terus tertekan bahkan kehilangan dua per tiga sejak setahun terakhir.
Pelemahan kinerja Twitter seiring pelemahan bisnis LinkedIn Corp dengan penurunan penjualan dan perusahaan analisis bisnis Tableau Software yang memicu kekhawatiran pertumbuhan seluruh sektor.
“Saya pikir masalahnya di pasar saat ini ada tanda-tanda prospek bisnis teknologi melemah,” kata analis Atlantic Ekuitas James Cordwell.
Investor ingin melihat strategi CEO Twitter Jack Dorsey memacu kembali pertumbuhan bisnis, khususnya jumlah pengguna. Selama ini Twitter telah merilis fitur Moments yang menampilkan cuitan dan konten terbaik. Namun fitur itu dinilai gagal.
Twitter juga berencana menyusun ulang cuitan untuk menarik jumlah pengguna lebih banyak. Namun lagi-lagi rencana itu dikecam pengguna dengan merilis tanda pagar #RIPTwitter dan sempat menjadi trending topic di AS akhir pekan kemarin.
Rencana menyusun ulang cuitan dinilai sebagai langkah Twitter meniru langkah Facebook Inc yang kini telah memiliki 1,59 miliar pengguna aktif bulanan pada Januari 2016.
“Kami berharap pertumbuhan moderat pada pengguna tahun ini, kemungkinan satu persen per kuartal,” kata analis Wedbush Securities. Analis memerkirakan Twitter melaporkan laba 12 sen per saham dengan pendapatan US$ 709 juta.
Investor pun masih memertanyakan sikap mendua Dorsey yang kini juga memimpin Square Inc. Saat kembali memimpin Twitter, ia sempat memangkas lebih dari 300 karyawan dan merekrut mantan eksekutif Google Omid Kordestani sebagai ketua eksekutif.
Namun empat eksekutif senior telah mundur dari perusahaan beberapa bulan terakhir sehingga menimbulkan kekhawatiran kemampuan perusahaan dalam memulai pertumbuhan kembali.
“Kami percaya masih memiliki fitur Moments yang berhasil sejak awal. Eksekutif tidak akan meninggalkan begitu cepat secara sukarela atau sebaliknya,” kata Wedbush dalam pernyataan.
Sumber: Reuters