Dampak menyekolahkan anak sejak dini

Berani merencanakan pernikahan berarti siap pula memiliki anak, termasuk menyekolahkannya. Begitu pula mempersiapkan biaya pernikahan, merencanakan pilih kontrak rumah atau beli rumah KPR atau tinggal bersama mertua. Bahkan harus mempersiapkan tabungan pendidikan anak demi masa depannya. Dampak menyekolahkan anak sejak dini perlu diketahui agar kita mampu mempertimbangkan baik buruknya.

6 Teori Menyekolahkan Anak Sejak Dini

Ada beberapa teori yang mendukung pentingnya pendidikan dini dan dampaknya terhadap perkembangan anak. Berikut adalah beberapa teori yang relevan:

Teori Piaget tentang Perkembangan Kognitif

Jean Piaget berpendapat bahwa anak-anak melalui serangkaian tahap perkembangan kognitif yang berbeda. Pendidikan dini bisa membantu anak-anak memaksimalkan perkembangan dalam tahap-tahap ini. Terutama dalam tahapan praoperasional (2-7 tahun) saat mereka mulai mengembangkan kemampuan berpikir simbolis dan bahasa.

Teori Vygotsky tentang Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)

Lev Vygotsky memperkenalkan konsep ZPD, yang merujuk pada perbedaan antara apa yang bisa dicapai anak secara mandiri dan apa yang bisa mereka capai dengan bantuan orang dewasa atau teman sebaya. 

Pendidikan dini dapat menyediakan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar dan berkembang dalam ZPD mereka melalui interaksi sosial dan pembelajaran terstruktur.

Dampak positif menyekolahkan anak sejak dini

Teori Attachment Bowlby

John Bowlby mengemukakan bahwa hubungan emosional yang kuat antara anak dan pengasuh utama (attachment) sangat penting untuk perkembangan emosional anak. 

Pendidikan dini yang berkualitas dapat mendukung pembentukan hubungan ini dengan menyediakan lingkungan yang aman dan responsif. Meskipun juga ada kekhawatiran bahwa terlalu dini memisahkan anak dari orang tua dapat mengganggu proses ini.

Teori Multiple Intelligences Gardner

Howard Gardner menyarankan bahwa ada berbagai jenis kecerdasan yang dimiliki oleh anak-anak, termasuk kecerdasan linguistik, logika-matematika, kinestetik, dan interpersonal. 

Pendidikan dini dapat mendukung pengembangan berbagai jenis kecerdasan ini dengan menyediakan berbagai aktivitas yang merangsang.

Teori Kematangan Gesell

Arnold Gesell berpendapat bahwa perkembangan anak terjadi sesuai dengan pola biologis yang telah ditentukan, dan bahwa pendidikan harus disesuaikan dengan tahap kematangan anak. 

Pendidikan dini harus mempertimbangkan kesiapan perkembangan anak agar tidak memaksakan keterampilan atau pengetahuan yang belum siap mereka terima.

Teori Montessori

Maria Montessori menekankan pentingnya lingkungan belajar yang mendukung kemandirian anak dan penghargaan terhadap ritme perkembangan individu. 

Metode Montessori banyak digunakan dalam pendidikan dini, menawarkan lingkungan yang kaya dan didesain untuk mendorong eksplorasi dan pembelajaran mandiri.

Teori-teori ini memberikan dasar konseptual untuk memahami bagaimana pendidikan dini dapat memengaruhi perkembangan anak secara kognitif, emosional, dan sosial.

Dampak Menyekolahkan Anak Sejak Dini

Setelah mengetahui teori tentang pendidikan anak usia dini, sebagai orang tua harus jeli terkait perkembangan anak. Kita harus mengetahui dampak positif maupun negatif menyekolahkan anak sejak dini. Sehingga kita sebagai orang tua atau calon orang tua akan paham tentang dampak menyekolahkan anak sejak dini.

Dampak negatif menyekolahkan anak sejak dini

Dampak Positif Menyekolahkan Anak Sejak Dini

Menyekolahkan anak sejak dini, seperti di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Taman Kanak-Kanak (TK), memiliki beberapa dampak positif dan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

  1. Perkembangan Kognitif: Anak-anak yang mengikuti pendidikan dini seringkali menunjukkan perkembangan kognitif yang lebih baik, termasuk kemampuan bahasa dan keterampilan pemecahan masalah
  2. Sosialisasi: Anak-anak belajar berinteraksi dengan teman sebaya, yang penting untuk perkembangan sosial dan emosional mereka
  3. Kemandirian: Pendidikan dini membantu anak-anak menjadi lebih mandiri, dengan belajar mengikuti rutinitas dan instruksi

Dampak Negatif Menyekolahkan Anak Sejak Dini

Meskipun ada banyak manfaat menyekolahkan anak sejak dini, ada juga beberapa dampak negatif yang perlu dipertimbangkan:

  1. Stres dan Kecemasan: Anak-anak yang mulai sekolah terlalu dini mungkin mengalami stres atau kecemasan. Terutama jika mereka belum siap secara emosional untuk berpisah dari orang tua atau menghadapi tuntutan akademik
  2. Kelelahan: Kegiatan sekolah yang padat dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental pada anak-anak. Hal ini bisa mengurangi waktu bermain bebas, yang penting untuk perkembangan mereka
  3. Kehilangan Kesempatan Bermain: Anak-anak belajar banyak melalui permainan bebas. Terlalu banyak fokus pada pendidikan formal di usia dini bisa mengurangi kesempatan untuk bermain dan eksplorasi, yang penting untuk perkembangan kreativitas dan keterampilan sosial
  4. Tekanan Akademis: Dalam beberapa kasus, anak-anak mungkin dihadapkan pada ekspektasi akademis yang tinggi sejak dini, yang dapat menyebabkan tekanan dan mengurangi minat belajar jangka panjang
  5. Kurangnya Interaksi dengan Orang Tua: Jika anak-anak menghabiskan banyak waktu di sekolah atau dalam program pengasuhan, mereka mungkin memiliki waktu lebih sedikit untuk interaksi berkualitas dengan orang tua mereka, yang penting untuk perkembangan emosional
  6. Kehilangan Keseimbangan Hidup: Terlalu banyak kegiatan terstruktur bisa membuat anak kehilangan keseimbangan antara waktu untuk belajar, bermain, dan beristirahat

Penting bagi orang tua untuk memantau bagaimana anak-anak mereka beradaptasi dengan sekolah, termasuk dampak menyekolahkan anak sejak dini. Selain itu memastikan bahwa pendidikan dini tetap seimbang dengan kebutuhan bermain dan waktu luang mereka. 

Setiap anak adalah individu yang unik. Kesiapan mereka untuk sekolah bisa sangat bervariasi.

Pertimbangan Menyekolahkan Anak

Setelah mengetahui dampak menyekolahkan anak sejak dini, baik secara positif maupun negatif, kita perlu melihat pertimbangan lain agar anak siap bersekolah. Bagaimana pun, orang tua punya kendali terhadap tumbuh kembang anak. 

Begitu pun, orang tua paling mengerti perkembangan anak. Sehingga mereka akan tahu kemampuan anak sejak lahir. Jika belum mengerti, orang tua bisa bertanya ke pihak yang lebih ahli agar mendapatkan pendidikan yang benar tentang anak. 

Pertimbangan Umur dan Kesiapan

  • PAUD: Biasanya dimulai pada usia 2-4 tahun. PAUD adalah tahap yang fleksibel, fokus pada pengenalan anak pada lingkungan belajar yang menyenangkan dan tidak formal
  • TK: Dimulai pada usia 4-6 tahun, lebih terstruktur dibanding PAUD, mempersiapkan anak untuk masuk ke sekolah dasar
  • SD: Dimulai pada usia 6 atau 7 tahun, tergantung pada peraturan di setiap negara atau daerah

Kesiapan Finansial

Menyiapkan dana untuk pendidikan anak adalah langkah penting yang sebaiknya dilakukan sejak dini. Pertimbangan keuangan meliputi:

  1. Biaya Pendaftaran dan Bulanan: Biaya ini bervariasi tergantung pada jenis sekolah (negeri atau swasta), lokasi, dan fasilitas yang ditawarkan
  2. Biaya Seragam dan Alat Tulis: Termasuk seragam sekolah, buku, alat tulis, dan bahan pembelajaran lainnya
  3. Transportasi dan Makanan: Biaya tambahan ini bisa signifikan, tergantung pada jarak rumah ke sekolah dan kebijakan sekolah tentang makanan
  4. Dana Cadangan: Sebaiknya juga dipersiapkan untuk biaya-biaya tak terduga seperti kegiatan ekstrakurikuler atau kebutuhan khusus lainnya
  5. Rencana Tabungan Pendidikan: Mulailah menabung sedini mungkin. Ada banyak produk tabungan pendidikan anak atau investasi yang dirancang khusus untuk pendidikan
  6. Asuransi Pendidikan: Pertimbangkan untuk mengambil asuransi pendidikan yang bisa membantu menutup biaya pendidikan di masa depan
  7. Riset Sekolah: Lakukan riset tentang sekolah-sekolah yang tersedia, termasuk biaya dan kualitas pendidikan yang ditawarkan

Waktu yang Tepat Menyekolahkan Anak

Tidak ada waktu yang “paling tepat” secara universal untuk memulai pendidikan formal, karena setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda. 

Namun, penting untuk memastikan bahwa anak sudah cukup siap secara emosional dan sosial untuk menghadapi lingkungan belajar yang lebih terstruktur.

Dampak menyekolahkan anak sejak dini

Dengan persiapan yang baik, orang tua dapat memastikan anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang optimal dan meminimalkan stres finansial.

Kasih opini donk buat kalian yang sudah memiliki anak. Dulu menyekolahkan anak sejak usia berapa? Apakah sepakat tentang dampak menyekolahkan anak sejak dini di atas, baik positif maupun negatifnya?

Pada postingan selanjutnya, kami akan bahas fenomena ‘Makan Tabungan’. Perekonomian sekarang lagi seret. Pendapatan makin mampet, tapi pengeluaran tetap bertambah. Akibatnya, muncullah fenomena makan duit tabungan. Benarkah demikian?

By Didik Purwanto

Copywriter | Ghost Writer | ex Business Journalist | Farmer

16 thoughts on “Dampak Menyekolahkan Anak Sejak Dini”
  1. Plus minus juga menyekolahkan anak di usia dini. Ada baiknya sih sebelum anak-anak masuk sekolah (apalagi yang udah usia 4 atau 5 tahun) sebelumnya perlu di sounding dulu satu setengah tahun atau setahun sebelumnya bahwa sekolah itu menyenangkan. Karena gimana pun kesiapan anak adalah hal yang utama, tapi kalau mengandalkan anak siap tanpa campur tangan orang tua juga mustahil. Jadi salah satunya cara ya, mengenalkan anak di rumah tentang konsep sekolah (entah main peran sekolah-sekolahan atau sounding hal-hal yang menyenangkan di sekolah) jadi ketika usianya sudah cocok untuk masuk sekolah, anak-anak sudah cukup siap menghadapi dan meminimalisir dampak negatif dari menyekolahkan. :D

  2. Dulu anakku masuk TK usia 5 tahun dan SD 6 tahun, biar masa kecilnya belajar dan bermain dari rumah saja, karena aku khawatir kalo terlalu kecil udah disekolahin, takut dia jenuh belajar mulu.

  3. Terima kasih sharing nya Kak. Memang perlu dipertimbangkan matang-matang sesuai dengan situasi dan kondisi masingmasing anak ya…

  4. Sebenarnya, terlepas dari banyaknya teori soal pendidikan anak sejak dini. Menurutku, kita memang perlu mempertimbangkan kesiapan anak itu sendiri. Yang sering saya temukan di lingkungan sekitar sini, ada banyak ibu yang memaksakan anak mulai sekolah sejak dini. Sehingga, yang banyak terjadi adalah bukan hanya anaknya yang sekolah. Tapi ibunya juga ikut mendampingi, meski ibunya berada di luar ruangan. Tapi, cukup menjadi distraksi bagi beberapa anak. Jadi, memang penting sekali mempertimbangkan soal kesiapan umur anak dan finansial orang tuanya.

  5. Kalau dulu anak-anak ada yang TK dulu, ada juga yang langsung SD kaya saya. Tapi kalau anak sekarang masih umur di bawah 5 tahun saja sudah sekolah. Dan aku setuju sih, nggak ada waktu pasti yang mengatakan umur berapa idealnya memulai sekolah karena tiap anak pasti perkembangannya juga beda. Memang balik lagi ke orang tuanya

  6. Anak saya juga sekolah dari usia 3,5 tahun. Saya sempat banyak khawatir jika proses sekolah justru membuat anak lebih meningkat, baik segi fisik ataupun psikis.

  7. Kesiapan anak untuk sekolah memang bisa berbeda-beda satu sama lain. Contohnya anak saya kebetulan yang sulung dulu masuk sekolah bermain sebelum usia 3 tahun. Di sekolah memang hanya bermain dan fokus ke perkembangan motoriknya. Tapi bagi orangtua yang memilih untuk menunda usia untuk masuk sekolah pun menurut saya tidak masalah. Asalkan ketika di rumah anak tetap diberikan stimulasi yang sesuai usianya.

  8. Mendidik anak memang prlu belajar sepanjang hayat. Begitu penting sebagai seorang ibu atau pun calon ibu utk mempersiapkan ilmu parentingnya dgn baik. Artikel ini sdh mengupas sisi positif dan negatif dari menyekolahkan anak secara dini. Insightful Kak. Thank you yaaa.

  9. Ternyata menyekolahkan anak sejak dini itu lebih banyak negativity-nya yaa.. daripada positifnya.
    Tapi bagi yang punya anak berjarak dekat, aku dulu kebantu banget walau hanya 3-4 jam di sekolah. Si adek jadi punya waktu, akunya juga lebih santai sejenak.
    Memilih sekolah PAUD atau TK yang sesuai dengan value keluarga ini penting banget.
    Agar bila anak mengelami kondisi tertentu, bisa sama-sama memperbaiki dan mengambil langkah terbaik untuk mengembangkan Fisik-Motorik, Kognitif, dan Sosial-Emosional.

  10. Kalau dari artikel ini dan diperhitungkan masing-masing, ternyata malah lebih banyak negatifnya ya menyekolahkan anak sejak dini. Bisa beruang kepada rasa bosan untuk dirinya, apalagi pas dewasa kelak ya.

  11. Anak usia dini, akan lebih tepat jika diajak bermain dan belajar oleh kedua orang tuanya
    Klo anak masuk sekolah sejak usia dini, akan menggangu perkembangan mentalnya

  12. Anak-anak memang unik. Punya ciri khas yang berbeda-beda, apalagi kalau udah masuk sekolah. Bervariasi banget.

    Plus minus memang ya anak kalau masuk sekolah sejak dini. Saya mulai menyekolahkan anak di usia 4 tahun, memang kelihatan banget capek dan lelahnya. Jadi, setelah pulang sekolah saya biarkan istirahat, abis itu dia bermain.

  13. Gak main main soal teori ini :D
    Saya malah baru tau ada teori teori tentang menyekolahkananak sejak dini. Berguna banget ini, makasih untuk artikelnya kak. Saya save ya!

  14. Kalau dlu pas akh sekolah gak ada paud gitu Mas jadi lgsung masuk TK aja.. Menurutku TK itu penting sih karena aku bisa menulis dari awalnya pake tangan kiri bisa bertukar jadi tangan kanan karna di TK itulah, jadi ada manfaatnya buatku.. Apalagi skrg anak2 sudah pada cerdas2 bisa belajr darimana saja jadi saat di TK itulah dia mengembangin kemampuannya..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *