Bos Sony Kazuo Hirai mundur pada Maret 2018. Lelaki berusia 57 tahun tersebut sukses merombak Sony dari kerugian menjadi perusahaan menguntungkan.
Rencana Baru Sony
Hirai akan menjadi Chairman Sony, mengisi posisi yang kosong sejak Juni 2012. Posisinya akan diganti Kenichiro Yoshida mulai 1 April yang kini menjabat sebagai Direktur Keuangan.
“Ketika perusahaan mendekati titik penting, kita akan memulai sebuah rencana baru. Saya menganggap ini sebagai saat ideal untuk melewati tongkat kepemimpinan ke manajemen baru, untuk masa depan Sony dan bagi diri saya untuk memulai bab baru dalam hidup,” kata Hirai dalam sebuah pernyataan.
Hirai direkrut menjadi bos Sony pada April 2012. Dia sangat bangga dengan kesehatan keuangan perusahaan saat ini. “Itu menggairahkan saya untuk mendengar semakin banyak orang melihat Sony telah kembali,” ujarnya.
Bos Sony Kazuo Hirai memuji penggantinya sebagai orang ideal untuk memimpin Sony ke depan. Mereka telah bekerja sama sejak 2013.
Pada Oktober, Sony menyatakan, laba bersih kuartal III lebih tinggi 27 kali dari tahun sebelumnya. Pendapatan naik 22 persen.
Fokus Bisnis Semikonduktor
Perusahaan berbasis di Tokyo tersebut fokus bisnis semikonduktor, yang mencakup sensor gambar kamera pada ponsel pintar (smartphone). Hasilnya, Sony mampu bangkit dari kerugian.
Untuk menekan kerugian, perusahaan telah memangkas ribuan pekerja dan menjual aset, termasuk unit laptop Vaio dan kantor pusat di Manhattan, Amerika Serikat (AS).
Laba bersih Sony selama sembilan bulan pada tahun 2017 menjadi 507,6 miliar yen (US$ 4,62 miliar atau sekitar Rp 61,9 triliun) dari 45,6 miliar yen pada periode sama tahun sebelumnya. Laba bersih tahunan diperkirakan mencapai 480 miliar yen, naik dari perkiraan sebelumnya 380 miliar yen.
Saham Sony naik 1,85 persen menjadi 5.485 yen setelah pengumuman tersebut dibandingkan penurunan 0,9 persen pada indeks Nikkei 225.
“Sony mulai kembali. Bisnis permainan PlayStation dan semikonduktor telah menjadi kontributor utama bagi keuntungannya,” kata analis Ace Research Institute Hideki Yasuda.
Analis Rakuten Securities Yasuo Imanaka mengatakan, Sony juga harus menggenjot divisi film. Bisnis televisi menunjukkan tanda pemulihan karena televisi berbayar kelas atas diperkirakan meningkat menjelang Olimpiade Tokyo. Pekerjaan langsungnya membangun kembali sektor filmnya,” ujar Imanaka.