BlackBerry melaporkan rugi bersih sekitar US$ 207 juta (sekitar Rp 2,7 triliun) atau US$ 39 sen per saham untuk kuartal II-2014 yang berakhir 30 Agustus 2014. Kerugian membaik dibanding periode yang sama tahun lalu sekitar US$ 965 juta (Rp 11,4 triliun) atau US$ 1,84 per saham.
Penjualan pada periode yang sama hanya US$ 916 juta dibanding US$ 1,57 miliar tahun sebelumnya. Saham BlackBerry pada perdagangan Jumat (26/9) naik 5,2 persen menjadi C$ 11,45 di Bursa Toronto dan naik 4,6 persen menjadi US$ 10,26 di Bursa Nasdaq.
CEO BlackBerry John Chen mengatakan, perbaikan kinerja perusahaan karena fokus menjual perangkat lunak dan jasa dibanding penjualan perangkat keras. Di bidang layanan jasa, BlackBerry juga fokus mempromosikan platform manajemen perangkat baru.
Chen juga menganggap perbaikan kinerja karena didorong penjualan ponsel BlackBerry Z3 di pasar negara berkembang. Ponsel ini dinamai Jakarta dan sempat dirilis pertama kali di Jakarta. “Ini pertama kalinya dalam waktu cukup lama kita benar-benar menghasilkan uang pada perangkat keras,” katanya.
BlackBerry tahun depan juga akan merilis ponsel baru di ajang Mobile World Congress di Barcelona. “Kami pikir dapat terus maju di jalur itu. Jadi perangkat keras tidak akan menjadi hambatan untuk mendapat marjin dan pendapatan,” katanya.
Analis BGC Partners Colin Gillis optimis kinerja BlackBerry ke depan akan membaik. “Mereka mengambil langkah tepat dan besar. Sekarang kita akan melihat apa yang dilakukan Chen terhadap penurunan pendapatan,” katanya.
Analis Morningstar Brian Colello mengatakan, BlackBerry telah menerbitkan 3,4 juta lisensi untuk platform BES10 di kuartal II-2014, meningkat tajam dibanding kuartal sebelumnya. “BlackBerry juga aktif memangkas biaya tidak penting,” katanya.
BlackBerry mengharapkan pendapatan perangkat lunak tahun depan dua kali lipat dibanding US$ 250 juta saat ini. Hal itu ditopang BlackBerry Enterprise Service 10 (BES10). Platform ini memungkinkan perusahaan dan instansi pemerintah mengelola dan mengamankan perangkat BlackBerry atau perangkat dengan sistem operasi lain, baik Android, iOS maupun Windows.