Investasi kini mutlak dilakukan demi kesejahteraan di masa tua. Namun seringkali kita bingung mau investasi apa karena duit cuma segini-gini saja.
Nah, menjelang Hari Kemerdekaan Ke-71 RI ini, Synthesis Development membuat acara Indonesia is Me yang menyuguhkan berbagai acara kuliner, talkshow tentang film, hingga urusan investasi.
Acara tersebut rutin diselenggarakan tahunan oleh Synthesis Development, sebuah perusahaan properti di Indonesia. Indonesia Is Me mengangkat budaya Indonesia di momen kemerdekaan pada empat lokasi project apartemen yang dibangun oleh Synthesis.
Rangkaian tema acara dari #IndonesiaIsMe adalah Kuliner Tradisional, Seni & Budaya, dan Musik Indonesia. Tema ini diadakan setiap minggunya dari tanggal 6, 13, dan 20 Agustus. Empat lokasi penyelenggaraan acara ini, antara lain Synthesis Residence Kemang (SRK), Samara Suites, Prajawangsa, dan Synthesis Square.
Saya tertarik datang ke salah satu acara investasinya di Synthesis Square pada 13 Agustus lalu. Pemikiran saya begitu terbuka tentang investasi, khususnya investasi properti.
Ternyata, Synthesis Development membangun apartemen khusus bisnis, Samara Suites. Apartemen tersebut berlokasi di Jalan Gatot Subroto (seberang Gedung SMESCO, bekas gedung Hero Supermarket).
Menariknya, apartemen tersebut terinspirasi dari konsep hotel budget yang kini marak dibangun di Jakarta, dan beberapa kota besar di Indonesia. Konsep bisnis hotel budget ini memiliki okupansi (tingkat hunian) lebih tinggi dibandingkan hotel berbintang.
“Ini konsep bisnis baru di Indonesia. Kita menjadi pionir di bisnis apartemen ini dengan konsep mirip hotel budget,” ujar Sales & Marketing Manager PT Sintesis Kreasi Utama Andi Setiawan.
Awalnya, ia jalan-jalan dan menginap di hotel budget. Ternyata urusan sandal, sikat gigi dan perlengkapan mandinya harus membayar lebih, termasuk urusan sarapan atau makanan lainnya. Benar-benar hotel hanya menyediakan ruangan untuk tinggal.
“Nah, kita bikin apartemen seperti itu. Bisa ditempati sendiri ataupun disewakan. Kalaupun disewakan akan disesuaikan dengan kemauan dan kemampuan penyewa,” katanya.
Nantinya, Samara Suites hanya menyediakan apartemen dalam tiga ukuran, baik satu kamar tidur seluas 42,95-43,90 meter persegi, dua kamar tidur berukuran 64,95-79,55 meter persegi, hingga tiga kamar tidur berukuran 104,85 meter persegi.
Bedanya dengan apartemen lain, di Samara Suites akan menyediakan makanan, minuman, hingga urusan transportasi secara menyeluruh. “Namun pengguna tentunya harus menyediakan dana tambahan untuk memakai layanan tersebut,” ujarnya.
Apartemen bisnis ini kini mulai diminati masyarakat, khususnya ekspatriat atau kalangan korporasi yang harus menyediakan penginapan khusus bagi karyawan, baik saat pelatihan atau kunjungan kantor.
Korporasi yang ingin menginapkan karyawan atau jajaran manajemen tentu tak ingin menyewa apartemen biasa karena harus sewa satu tahun penuh. Tentu biayanya sangat mahal. Padahal karyawan ini paling lama training, workshop atau rapat kerja lainnya paling lama hanya tiga hingga enam bulan.
Korporasi pun kadang tidak ingin menginapkan karyawan di hotel melati (kalau enggan disebut tidak memanusiakan karyawan) atau hotel berbintang lima (ternyata biaya per hari justru lebih mahal).
“Di sini kami menyewakan per bulan. Jadi bagi korporasi atau siapapun yang menyewa akan lebih ringan. Apartemen tapi layanan seperti hotel,” katanya.
Namun jika penyewa tidak menginginkan layanan seperti hotel pun tidak apa-apa karena penyewa hanya membayar sewa kamar, tidak termasuk layanan seperti transportasi (kendaraan dan sopir), house keeping, laundry, hingga urusan makanan.
“Intinya penyewa bisa menyesuaikan layanan yang kostumisasi (bisa dipilih sesuai kemampuan dan kemauan),” ujarnya.
Samara Suites memiliki 292 unit. Untuk harga mulai sekitar Rp 1,4 miliar. Menurut Andi, harga tersebut tergolong terjangkau karena ukuran Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) lebih rendah, apalagi di kawasan bisnis Jalan Gatot Subroto.
“Di sini NJOP-nya sekitar Rp 33 juta. Padahal NJOP di jalan Gatot Subroto sudah Rp 59 juta. Jualan kita sebenarnya di bawah harga pasar,” katanya.
Dengan NJOP di bawah harga pasar, harga apartemen ini akan relatif terjangkau konsumen. Pembeli bisa langsung menempati unitnya sendiri atau menyewakan.
Uniknya lagi, bagi konsumen yang menyewakan unit apartemennya tidak perlu repot mencari penyewa. Di Samara Suites akan menyediakan Rental Management Services (RMS).
Setelah konsumen membeli secara putus (baik tunai, maupun kredit pemilikan apartemen/KPA), pembeli tersebut bisa menitipkan pengelolaan bisnis apartemen ke RMS.
“Nanti RMS akan mencarikan penyewa, memberikan layanan, termasuk kalau ada penyewa yang mau pesan ulang (repeat order). Jadi pemilik apartemen ini bisa duduk di rumah menikmati hasil. Inilah yang namanya berkebun duit di Samara Suites,” ujarnya.
Presiden Direktur Synthesis Development Budi Yanto Lusli mengatakan, model bisnis apartemen ini akan memberikan kenyaman, baik bagi pemilik maupun penyewa. Konsep ini perpaduan antara service apartement dan resident apartement.
Untuk layanan akan menggandeng vendor terkemuka sehingga akan menjamin kualitas. “Tujuan kita membangun apartemen ini selain untuk nyaman dihuni tapi juga gampang disewakan. Untuk mencari penyewa, kami sudah memiliki daftar berbagai perusahaan. Ini bisnis yang memiliki banyak celah pasar masuk,” katanya.
Samara Suites memang ditujukan untuk eksekutif pada posisi middle management yang harganya akan jauh di bawah service apartement sehingga menjadi pilihan low budget bagi perusahaan.
Saya pun berkesempatan melihat isi apartemen Samara Suites di Synthesis Square Gatot Subroto. Berikut videonya:
Yuk, berkebun duit di Samara Suites.
Naksir Samara Suites ini nih. Kalo pas ada urusan bisnis di Jakarta, bisa tinggal di sini.
Iya, lebih murah dan hemat dibandingkan menyewa di apartemen biasa. Lokasinya strategis banget.