BlackBerry kembali ke Tanah Air. Setelah merilis Z3 pada 2014, di bawah kepemimpinan John Chen, ponsel yang pernah merajai pasar Indonesia ini meluncurkan Aurora.
Namun kemunculan Aurora memiliki arti tersendiri bagi penggemar BlackBerry. CEO Tiphone sekaligus Presiden Komisaris BB Merah Putih Tan Lie Pin mengatakan, Aurora akan dapat memenuhi harapan masyarakat terhadap produk berkualitas dan berstandar global. Selain itu, Aurora tidak terlepas dari komitmen PT BB Merah Putih untuk mengembangkan industri digital yang telah dicanangkan pemerintah sekaligus memenuhi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
“Aurora merupakan BlackBerry pertama android di Indonesia dan produk yang didukung BlackBerry sebagai global brand terpercaya. BlackBerry punya tingkat keamanan dan liabitas tinggi serta ideal untuk penggiat media sosial. Harapannya, BlackBerry akan kompetitif di pasar global pada masa selanjutnya,” kata Lie saat peluncuran BlackBerry Aurora di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (9/3).
CEO BlackBerry John Chen dalam sambutan virtual merasa bangga Indonesia memiliki pelanggan BlackBerry secara luas. Menurut dia, hanya melalui dukungan dan loyalitas, BlackBerry mampu berubah dan bertransformasi menjadi perusahaan perangkat lunak yang aman dan terdepan.
“Saya menyadari Anda mencintai smartphone BlackBerry dan saya pun merasakan hal sama. Saya telah melakukan segala upaya untuk memastikan bagian dari rencana masa depan BlackBerry. Kami terus menghadirkan ponsel untuk Anda. Bukan hanya untuk memberikan teknologi canggih dari keamanan terdepan bagi industri, namun perangkat tersebut juga dengan bangga dibuat di Indonesia,” katanya.
VP Sales and Marketing BB Merah Putih Stanly Widjaja mengatakan, Aurora sepenuhnya diproduksi di Indonesia dan mengusung layar terbilang standar, hanya berkualitas HD untuk ukuran 5,5 inci. Prosesornya buatan Qualcomm Snapdragon 425 berkecepatan 1.4 GHz.
Kameranya mengandalkan sensor berkualitas 13 megapiksel auto fokus di bagian belakang (dual flash) dan 8 megapiksel dengan flash ntuk kebutuhan selfie. Namun beberapa fitur kamera disediakan, seperti Auto Exposure, Special Effect, Aperture Control, Deep of Field, penyetelan Shutter Speed, dan Macro.
Dua fitur kamera yang menjadi unggulan Aurora yakni mode kamera kloning yang bisa memotret seperti beberapa tempat dalam satu frame dan fitur kamera seperti profesional di atas. BlackBerry Aurora pertama di dunia yang menggunakan dual micro SIM dan keduanya sudah berfungsi di jaringan 4G LTE. “Semua pilihan operator di Indonesia bisa dipakai,” ujar Stanley.
Spesifikasi lain dari ponsel ini mencakup RAM 4 GB, ROM 32GB yang mampu ditambah hingga 2TB, baterai 3.000 mAh, mampu mendukung OTG, serta sistem operasi Android Nougat 7.0
Untuk membedakan dengan ponsel lain dan selalu menjadi ciri khas BlackBerry yakni BB hub. Fitur ini mampu melihat pesan masuk (sms, email, WhatsApp, ataupun media chat lainnya) dalam satu aplikasi. “Jadi tidak perlu buka satu-satu aplikasinya,” katanya.
Aurora juga sudah menanggalkan papan ketik fisik seperti kebanyakan ponsel BlackBerry zaman dulu. Meski dibuat secara virtual, Aurora menjanjikan pengalaman mengetik yang sama seperti papan ketik fisik. Bahkan masih bisa memprediksi teks, membuat huruf tebal, garis bawah, dan sebagainya dengan sangat mudah.
Untuk keamanan, BlackBerry yang kini menjadi perusahaan perangkat lunak melengkapi Aurora dengan teknologi DTEK. Fitur ini akan melindungi data pribadi pengguna dari akses pihak ketiga yang tidak diinginkan. “Ini yang berbeda dengan android lainnya,” katanya.
BlackBerry Aurora tampil dalam tiga warna yakni hitam, silver, dan gold dengan harga Rp 3,499 juta. Nantinya, ponsel Android lama atau baru dapat tukar tambah dengan BlackBerry Aurora, termasuk ponsel BlackBerry lama Anda. Namun pastikan semua fitur masih berfungsi ya.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, BlackBerry Aurora merupakan tanda kutip produk dalam negeri yang sudah memenuhi TKDN 30 persen tahun ini. Kini produsen ponsel global pun sudah melihat pasar Indonesia karena memiliki pasar luar biasa, seperti 170 juta pelanggan eksklusif, jumlah kartu SIM mencapai 350 juta, 130 juta pengakses internet, dan 90 juta orang aktif di media sosial. “Itu angka sangat besar dan menjanjikan. Itu juga yang menjadi alasan PT BB Merah Putih menangkap peluang tersebut,” ujar Rudiantara.
Menurut dia, Indonesia menjadi pasar spesial bagi BlackBerry meski kini fokus di perusahaan perangkat lunak. Namun dengan 60 juta pelanggan BlackBerry Messenger (BBM) di Indonesia, pasar ini masih dianggap penting sekaligus bisnis masa depan yang prospek.
“Ini seperti Cinta Lama Bersemi Kembali (CLBK). Semoga bisa menjadi produk yang diminati masyarakat Indo. Saya tantang PT BB Merah Putih untuk memproduksi ponsel dengan kualitas seperti Aurora ini tetapi dengan harga lebih murah. Harapannya bisa menjadi ponsel sejuta umat di Indonesia,” katanya.