Beberapa hari terakhir, kita dihebohkan dengan harga emas yang naik terus. Bahkan sempat menembus rekor Rp 2 juta per gram. Dalam setahun terakhir sudah naik hampir 60 persen. Alasan harga emas naik terus di tahun 2025 bakal bikin kalian makin mengerti kenapa investasi ini disebut safe haven (aset atau instrumen yang dianggap aman dan cenderung stabil nilainya di tengah ketidakpastian ekonomi atau gejolak pasar).
Ringkasan
Penyebab Harga Emas Naik ke Level Tertinggi Saat Ini
Harga emas pekan ini bahkan mencapai level tertinggi sepanjang masa, khususnya hingga April 2025 atau hingga tulisan ini ditulis ya. Hal tersebut karena beberapa faktor utama. Alasan harga emas naik terus di tahun 2025 yakni:
Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global
- Kebijakan tarif impor AS di bawah Presiden Donald Trump memicu kekhawatiran akan perang dagang, terutama dengan Tiongkok atau China, yang meningkatkan volatilitas pasar.
- Konflik geopolitik, seperti ketegangan di Timur Tengah, mendorong investor beralih ke emas sebagai aset safe haven.
- Tren deglobalisasi dan revisi turun proyeksi ekonomi global oleh IMF memperkuat permintaan emas.
Pelemahan Dolar AS dan Penurunan Suku Bunga
- Ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) melemahkan dolar AS, meningkatkan daya tarik emas karena emas dihargakan dalam dolar. Apalagi ada kabar Presiden Donald Trump ingin memberhentikan Gubernur The Fed Jerome Powell. Ini tuh kayak mau memecat Gubernur Bank Indonesia gitu loh. Padahal posisi Gubernur Bank Sentral ini nggak boleh dipengaruhi siapapun, bahkan presiden sekalipun.
- Penurunan suku bunga riil membuat instrumen seperti obligasi kurang menarik, mendorong investor ke emas. Penurunan suku bunga ini bikin malah bikin kita senang. Soalnya, kita tuh dikasih bunga kecil kalo investasi di obligasi/surat utang. Kalian kalo mau investasi, tentu pengen dikasih bunga tinggi kan? Makanya orang-orang tuh lari ke investasi emas sehingga harganya kini naik gila-gilaan.

Pembelian Besar oleh Bank Sentral:
- Bank sentral, terutama di negara berkembang, meningkatkan cadangan emas untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS. World Gold Council mencatat pembelian 1.081 ton emas pada 2022, naik dari 450 ton pada 2021, dan hampir 700 ton hingga Q3 2024.
- Negara seperti Tiongkok dan India meningkatkan permintaan emas untuk diversifikasi cadangan devisa. Hingga Desember 2024, Tiongkok memiliki 2280 ton emas. Sedangkan Amerika Serikat memiliki 8133 ton. Sedangkan Indonesia di periode yang sama memiliki 78,57 ton. Jauh banget kan?
Inflasi dan Penurunan Daya Beli Mata Uang
- Tekanan inflasi global, sebagian dipicu oleh kebijakan tarif dan kenaikan harga barang, mendorong emas sebagai lindung nilai terhadap penurunan nilai mata uang.
- Kenaikan 100 poin dalam indeks risiko geopolitik dapat meningkatkan harga emas sebesar 2,5%, sementara kenaikan 50 basis poin dalam ekspektasi inflasi dapat mendorong harga emas naik 4%. Itulah beberapa alasan harga emas naik terus beberapa hari terakhir.
Data Pergerakan Harga Emas 10 Tahun Terakhir (2013–2023)
Sebagai perbandingan, alasan harga emas naik terus di tahun 2025 bisa kalian lihat dari data ini. Berikut adalah gambaran tren harga emas dalam negeri (per gram, dalam rupiah) berdasarkan data historis:
- 2013: Awal tahun Rp 530.000, akhir tahun turun ke Rp 480.000
- 2014: Stabil, berkisar Rp 480.000–Rp 530.000
- 2015: Turun, berkisar Rp 490.000–Rp 520.000 (titik terendah)
- 2016: Naik, mencapai Rp 590.000 pada pertengahan tahun
- 2017: Naik bertahap, Rp 560.000–Rp 620.000
- 2018: Stabil, Rp 590.000–Rp 630.000
- 2019: Naik, sekitar Rp 700.000–Rp 750.000
- 2020: Meroket akibat pandemi, tembus Rp 1.046.000 per gram (kenaikan 155% sejak 2010)
- 2021: Stabil, Rp 900.000–Rp 1.000.000
- 2022: Naik, Rp 945.000 (Januari) hingga Rp 1.036.000 (Maret), akhir tahun Rp 1.006.000
- 2023: Harga emas di sepanjang 2023 meningkat 10,1% atau sebesar Rp 104.000, dari seharga Rp 1.026.000 pada awal tahun menjadi Rp 1.130.000 hingga 29 Desember 2023
- 2024: Harga emas sepanjang 2024 naik 32 persen dari Rp 1,14 juta di awal tahun menjadi Rp 1,52 juta per gram. Harga emas di tahun tersebut sempat melonjak di posisi tertinggi di harga Rp 1,57 juta pada Oktober 2024.

Secara global, harga emas dunia naik 5–20% per tahun, dengan kenaikan signifikan pada 2020 (pandemi) dan 2024 (29.5% YoY, ditutup $2,623 per ons). Dalam 10 tahun (2014–2024), harga emas dalam negeri naik 155,6%, dari Rp 519.982 per gram (2014) menjadi Rp 1.327.749 per gram (September 2024).
Prediksi Harga Emas Hingga Akhir 2025
Prediksi harga emas hingga akhir 2025 bervariasi, namun mayoritas analis optimistis alasan harga emas naik terus karena faktor-faktor bullish (positif/optimis terhadap harga aset di pasar yang sedang naik).
- J.P. Morgan: Prediksi rata-rata $2.950 per ons, dengan puncak $3.000, didorong oleh inflasi, risiko kebijakan ekonomi, dan permintaan dari bank sentral serta konsumen Asia (terutama Tiongkok)
- UBS: Harga emas Antam diperkirakan mencapai Rp 1.500.000 per gram, didukung pembelian bank sentral dan ketidakpastian global
- Yardeni Research: Prediksi Rp 1.780.000 per gram (naik 50%) jika inflasi melonjak, mirip pola inflasi 1970-an
- MKS PAMP: Kisaran $2.500–$3.200 per ons, tergantung kebijakan The Fed terhadap inflasi. Peluang 20% tembus $3.000
- Ed Yardeni: Harga dunia bisa mencapai $3.500 per ons jika inflasi global meningkat tajam
- Ariston Tjendra (PT Doo Financial Futures): Harga emas Antam berpotensi tembus Rp 2.000.000 per gram di Indonesia, didorong ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan AS.
- Kitco News Survey: 58% pedagang retail memprediksi emas dunia di atas $3.000 per ons, dengan rekor tertinggi baru.
Namun, ada risiko koreksi jangka pendek:
- Bulan Oktober historis memiliki peluang penurunan hingga 88%, Juni dan September 60%
- Penguatan dolar AS atau kenaikan suku bunga bisa menekan harga emas
- Fokus pada kripto (seperti Bitcoin) dapat mengalihkan investor dari emas

Apakah Investasi Emas (Batangan dan Tabungan Emas Digital) Masih Safe Haven?
Emas, baik dalam bentuk batangan maupun tabungan emas digital, tetap dianggap sebagai aset safe haven karena:
- Stabilitas Nilai:
- Emas tahan terhadap inflasi, fluktuasi nilai tukar, dan kemerosotan ekonomi, menjadikannya penyimpan nilai yang stabil.
- Pertumbuhan tahunan rata-rata 11,2% selama 20 tahun menunjukkan potensi jangka panjang.
- Permintaan Tinggi:
- Investor ritel, institusi, dan bank sentral terus memburu emas saat pasar bergejolak.
- ETF berbasis emas melonjak, menandakan minat investor terhadap aset aman.
- Fleksibilitas Investasi Digital:
- Tabungan emas digital (misalnya, Bareksa Emas, Pegadaian, Treasury) memungkinkan investasi mulai Rp 5.000–Rp 10.000, aman, dan dapat dikonversi ke emas fisik.
- Tidak perlu khawatir penyimpanan fisik, dengan jaminan kemurnian 99,99% (Antam/UBS).
- Diversifikasi Portofolio:
- Emas melindungi portofolio dari volatilitas pasar saham dan ekonomi, cocok untuk investor konservatif.
Namun, ada risiko:
- Fluktuasi Jangka Pendek: Harga emas bisa turun, misalnya pada “September curse” (penurunan 7 kali dalam 10 tahun).
- Volatilitas Pasar: Penguatan dolar atau kenaikan suku bunga dapat menekan harga.
- Alternatif Aset: Kripto seperti Bitcoin bersaing sebagai “emas digital”, meskipun lebih volatil.
Pakar Investasi yang Memperkuat Argumen Emas Sebagai Safe Haven
Berikut adalah pakar dan analis yang mendukung emas sebagai safe haven sehingga menjadi alasan harga emas naik terus:
- Louise Street (World Gold Council):
- “Kami berasumsi bank-bank sentral akan terus mendukung pembelian emas sepanjang 2025 dan lebih banyak investor akan masuk ke reksa dana yang diperdagangkan pada bursa emas.”
- Menegaskan emas tetap menarik meskipun permintaan perhiasan melemah.
- Nicky Shiels (MKS PAMP):
- Prediksi harga emas $2.500–$3.200 per ons, dengan emas tetap safe haven jika The Fed tertinggal dalam mengatasi inflasi.
- “Emas pada $3.000 bergantung pada Fed berada di belakang kurva inflasi Trump.”
- Ed Yardeni (Yardeni Research):
- “Harga emas bisa mencapai Rp 1,78 juta per gram pada akhir 2025. Selain itu dipicu tekanan inflasi dan daya beli mata uang yang menurun akan terus mendorong permintaan emas sebagai aset pelindung nilai.”
- Membandingkan tren saat ini dengan inflasi 1970-an.
- Kar Yong Ang (Analis Octa):
- “Emas ‘patut dibeli’ yang diprediksi akan terus menarik minat investor hingga 202. Harga emas global diperkirakan dapat bergerak menuju $3.000 per ons.”
- Menyoroti stabilitas emas dibandingkan Bitcoin yang volatil.
- Ariston Tjendra (PT Doo Financial Futures):
- “Potensi [emas Antam] mencapai Rp 2 juta per gram. Kenaikan harga emas ini didorong kekhawatiran pasar atas ketidakpastian ekonomi.”
- Menegaskan emas sebagai aset rendah risiko.
- Analis Goldman Sachs:
- “Perdagangan emas biasanya berorientasi pada suku bunga utama. Pada saat suku bunga rendah, investasi dalam logam mulia menjadi sangat berharga.”
- Menyoroti daya tarik emas saat suku bunga rendah.

Rekomendasi Investasi Emas
- Emas Batangan: Cocok untuk investasi jangka panjang, beli dari tempat terpercaya (Antam, Pegadaian, Bareksa). Pantau harga untuk beli saat koreksi (misalnya, Oktober).
- Tabungan Emas Digital: Praktis, terjangkau, dan aman. Platform seperti Bareksa Emas, Pegadaian, atau Treasury menawarkan fleksibilitas dengan opsi cetak fisik.
- Strategi: Gunakan Dollar Cost Averaging (DCA) untuk beli rutin, mengurangi risiko fluktuasi jangka pendek.
- Waktu Beli: Januari historis menunjukkan kenaikan harga, sedangkan September sering turun. Namun, jangan tunda investasi menunggu harga murah karena tren jangka panjang naik.
Kesimpulan
Emas tetap safe haven di tengah ketidakpastian global, didukung data historis, prediksi bullish, dan pandangan pakar. Namun, investor harus tetap memantau faktor risiko seperti suku bunga, dolar AS, dan alternatif seperti kripto.
Btw, apakah kalian sudah investasi emas? Lebih senang investasi emas batangan atau membeli tabungan emas digital nih? Lebih suka membeli langsung per gram atau mencicil dengan uang yang ada? Share yuk opini kalian.