Twitter Inc mencatatkan kerugian hingga kuartal III-2014 sebesar US$ 175,5 juta (sekitar Rp 2,1 triliun), melebar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 64,6 juta. Laba per saham juga menurun dari US$ 48 sen menjadi US$ 29 sen.
Saham Twitter pada perdagangan di bursa New York turun 2,8 persen menjadi US$ 48,56. Padahal saham Twitter pernah mencapai rekor sebesar US$ 73,31 pada 26 Desember, atau naik 59 persen dari US$ 30,50 pada 23 Mei saat saham terendahnya.
CEO Twitter Dick Costolo menduga kerugian dipicu jumlah penggunanya yang melambat. Hingga kuartal III-2014, jumlah penggunanya mencapai 284 juta, naik 23 persen dibanding kenaikan 24 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Penjualan masih naik dua kali lipat menjadi US$ 361,3 juta, melampaui prediksi analis Bloomberg sebesar US$ 351 juta. Costolo optimistis ke depan penjualan akan meningkat seiring penambahan fitur dan peningkatan iklan layanan mobile.
Ia berkeinginan pengguna Twitter akan mudah menggunakan jejaring sosialnya serta mengembangkan layanan pesan lebih baik. Ia juga bekerja sama dengan layanan konten di Hollywood sehingga mampu mendongkrak jumlah penggunanya. “Perusahaan akan terus meningkatkan layanan ke pengguna,” katanya.
Iklan mobile masih mengontribusikan sekitar 85 persen dari total pendapatan iklan perusahaan. Pendapatan internasional lebih dari dua kali lipat menjadi US$ 121 juta, mengontribusikan sekitar 34 persen dari total penjualan.
Analis Forrester Research Inc Nate Elliot mengatakan, penurunan jumlah pengguna sesuai prediksi analis. Pelambanan jumlah pengguna terjadi setidaknya sejak perusahaan go public tahun lalu.
“Mereka perlu pertumbuhan pengguna lebih tinggi jika mereka ingin tetap menarik perhatian pemasar. Kini mereka bergerak ke arah yang benar karena tahun lalu kami sempat bertanya-tanya apakah mereka bisa memulai pertumbuhan sama sekali. Tapi mereka akan ingin bergerak lebih cepat dari itu,” katanya.
Untuk kuartal IV-2014, Twitter memerkirakan pendapatan sekitar US$ 440-450 juta dibanding perkiraan analis sekitar US$ 448,1 juta. Twitter juga baru saja bekerja sama dengan pengembang terkait pasar iklan di ponsel. Twitter juga akan bekerja sama dengan acara televisi untuk mendongkrak iklannya.
“Mereka akan mengubah narasi tentang apa itu Twitter. Ada upaya dari perusahaan untuk memosisikan diri sebagai platform pertama sebelum ke platform lainnya saat orang ingin bercuit di dunia maya,” kata analis Pivotal Research Brian Wieser.
Sumber: Bloomberg