Suka nonton film fiksi ilmiah (science fiction)? Biasanya film-film itu menyuguhkan kecanggihan teknologi yang kadang belum pernah dibayangkan manusia.
Kini, teknologi itu ada, untuk membantu manusia, membangun sebuah kota, dan menjadikannya sebuah kota pintar (smart city). Seperti apa smart city itu?
Contohnya begini. Kita tentu pasti melihat polisi berjaga di perempatan jalan untuk mengawasi pengguna jalan yang melanggar peraturan lalu lintas. Tanpa polisi, pengguna jalan biasanya suka melanggar. Ya ngga?
Begitu juga saat rumah atau komplek perumahan kita sedang digasak maling. Biasanya, kita bisa melacak maling melalui kamera pengawas (CCTV). Namun, tidak semua rumah mau memasang CCTV.
Dengan perkembangan teknologi, semuanya bisa teratasi. Salah satunya, inovasi dari Qlue. Apa sih Qlue?
Qlue ini sebuah perusahaan yang menyediakan teknologi dan ekosistem kota pintar (smart city) di Indonesia. Hal yang lumrah kita ketahui dari Qlue ini sebagai tempat pelaporan warga atas masalah yang menimpa lingkungan sekitar.
Misalnya, sampah, jalan rusak, banjir, hingga parkir liar. Masyarakat yang mengadukan laporan akan ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah, pemerintah kota, atau pemerintah provinsi.
Dengan partisipasi warga ini, aplikasi Qlue semakin efektif membantu pemerintah dalam menyelesaikan masalah warga. Begitu juga bagi warga yang mendapatkan manfaat dari pelaporan keluhannya tersebut.
Tahun ini, Qlue makin inovatif untuk menyongsong perkembangan zaman. Qlue bergabung dalam NVIDIA Inception Program. Program ini menjadi akselerator bagi perusahaan rintisan (start-up) untuk berkolaborasi melakukan berbagai inovasi teknologi demi mewujudkan smart city dan smart nation.
Pendiri dan CEO Qlue Rama Raditya mengatakan akan mengembangkan analisa video berbasis pengenalan muka (facial recognition).
“Dengan dukungan NVIDIA sebagai perusahaan unit pemroses grafis (GPU) akan mengoptimalkan teknologi Qlue yang telah ada sebagai bagian dari solusi smart city,” ujar Rama saat berbuka puasa bersama media dan blogger di Jakarta, Kamis (9/5).
Dengan kerja sama ini, kata Rama, Qlue akan memanfaatkan NVIDIA Inception Program untuk mengembangkan produk berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan pembelajaran lebih dalam (deep learning).
Salah satu yang sedang dikembangkan berupa QlueVision. Nantinya, program ini akan mampu mengidentifikasi perilaku manusia, penghitungan kendaraan, identifikasi wajah, hingga identifikasi pelat nomor kendaraan.
Misal, kita melanggar lalu lintas di perempatan jalan. Wajah kita nanti akan langsung masuk sistem. Sistem akan langsung mengenali profil diri hingga alamat rumah.
Begitu juga dengan nomor pelat kendaraan yang langsung bisa mengenali pemilik kendaraan sekaligus nanti mengeluarkan denda saat pembayaran pajak.
“Dengan QlueVision akan membantu pemerintah kota/kabupaten dan perusahaan agar bekerja lebih efisien dan mengurangi kesalahan manusia secara signifikan,” katanya.
Chief Commercial Officer Qlue Maya Arvini bilang, aplikasi Qlue sudah dipakai di 15 kota serta 50 institusi dan klien dari berbagai macam sektor industri di Indonesia.
“Ke depan, Qlue akan masuk ke industri yang belum pernah kami masuki. Ekspansinya lebih ke business to business,” ujarnya.
Pendiri dan Chief Technical Officer Qlue Andre Hutagalung mengatakan, kerja sama Qlue dan NVIDIA memungkinkan teknologi AI membantu permasalahan warga dan pemerintah. Misal, parkir ilegal hingga pelanggaran lalu lintas di jalan.
“Nantinya, polisi tidak perlu berjaga di perempatan jalan lagi. Sistem dari CCTV bisa memantau perilaku manusia, termasuk siapa yang melanggarnya,” ujarnya.
Kolaborasi Qlue dan NVIDIA ini juga memungkinkan pembuatan program tentang analisa polusi terburuk. Nantinya bisa dibuat sensor yang mampu memprediksi polusi di sebuah kota. Dengan itu, masalah perkotaan akan teratasi.
Senior Manager Channel and Alliance South Pacific NVIDIA Budi Harto mengatakan, Indonesia menjadi negara nomor dua tertinggi di Asia dalam penerapan teknologi AI. NVIDIA yang sudah mengembangkan AI sejak 7-8 tahun lalu akan membantu Qlue menyelesaikan masalah warga dan perusahaan.
Dengan teknologi AI, kata Budi, polantas di China akan memiliki akses semua lampu lintas, termasuk CCTV-nya. Misal ada kecelakaan lalu lintas. Polantas dapat memilih jalur tercepat menuju rumah sakit atau jalur mana yang memiliki lampu lalu lintas sedikit sehingga korban bisa ditangani dokter secara cepat.
Bisa jadi, sistem di CCTV akan langsung memanggil rumah sakit terdekat saat melihat kecelakaan di jalan raya. Apalagi saat jalan tersebut sepi pengguna dan tidak ada warga yang menolong.
“Ini tugas berat, butuh infrastruktur yang bagus. Namun, peran teknologi AI dan deep learning ini bisa membantu menyelesaikan masalah perkotaan,” ujarnya.
NVIDIA, kata Budi, akan memfasilitasi Qlue dalam pengembangan berbagai produk AI dan deep learning untuk mengembangkan ekosistem smart city di Indonesia.