Investor asing masih menunggu presiden baru hasil pemilihan umum pada 9 Juli mendatang. Asing akan mengantisipasi apakah Joko Widodo atau Prabowo Subianto yang menjadi presiden Indonesia periode 2014-2019.
Asing saat ini melihat presiden nanti akan berpihak pada asing atau malah sebaliknya. Asing melihat kedua pasangan capres memiliki agenda lebih nasionalis, meski Prabowo dinilai lebih keras terhadap nasionalisme.
Kedua pasangan juga dinilai tidak mengobral murah sumber daya alam yang murah ke asing. Mereka menganggap pemerintahan masa lalu hanya sedikit melindungi perusahaan lokal.
Namun asing menilai Jokowi dianggap lebih pro ke pengusaha dan rakyat dengan cara meningkatkan upah buruh, menekan biaya bagi perusahaan, dan berusaha meningkatkan perusahaan yang sedang berkembang. Tapi sekali lagi, asing masih akan menunggu hasil pilpres nanti.
Foxconn Menunggu
Salah satu investor yang masih menunggu hasil pilpres yaitu Foxconn Technology Group. Pemanufaktur ponsel dan tablet Apple yang ada di Taiwan ini berencana investasi di Jakarta.
CEO Foxconn Terry Gou yang masih merahasiakan hasil kunjungannya ke Jakarta Februari lalu menilai menyukai berurusan dengan Jokowi. Namun Gou masih belum jelas apakah akan membawa Foxconn ke Indonesia.
“Kami masih akan menunggu hasil pilpres 9 Juli mendatang. Ini akan menentukan apakah Foxconn merealisasikan proyek manufaktur senilai US$ 1 miliar ke Indonesia,” kata sumber perusahaan ke Reuters.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investasi asing yang masuk ke Indonesia pada 2013 mencapai Rp 270,4 triliun (sekitar US$ 23 miliar), naik 22 persen dibanding tahun sebelumnya. Namun investasi asing pada kuartal I-2014 menurun 9,8 persen.
Foxconn dinilai masih akan mempertimbangkan investasi ke Indonesia karena dijanjikan tanah gratis di Jakarta. Namun birokrasi yang rumit menyebabkan investor asing mulai mempertimbangkan kembali investasinya ke dalam negeri. “Mengenai insentif yang diminta Foxconn, tidak ada satu pun dari mereka (pemerintah Indonesia) yang memberikan keputusan berarti,” kata seorang sumber yang dekat dengan Foxconn.
Namun Foxconn menilai Indonesia adalah pasar besar bagi Foxconn. Mereka berharap akan ada arah yang jelas dalam kebijakan setelah pemilu.
Ramah Terhadap Pasar
Reuters melakukan survei ke eksekutif senior dan pelaku pasar modal di luar negeri. Hasilnya, investor cenderung mendukung Jokowi sebagai presiden RI selanjutnya. Asing masih melihat mantan pengusaha mebel asal Solo lebih berpengalaman dibanding Prabowo yang berasal dari kalangan militer.
Sikap asing terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah. Saat Partai Golkar secara tidak terduga mendukung pasangan Prabowo-Hatta, rupiah langsung melemah.
Hingga saat ini rupiah melemah pada level Rp 11.800 per dolar AS dibanding sebelum pengumuman dukungan yang masih bertahan di level Rp 11.400 per dolar AS. IHSG juga melemah satu persen dibanding sebelum dukungan. “Umumnya, pebisnis merasa Jokowi lebih ramah terhadap pebisnis,” kata Presiden Direktur Japan External Trade Organization Kenichi Tomiyoshi di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Jokowi dinilai mendapatkan reputasi sebagai pemimpin yang ringan tangan dan mampu menjadi pemecah masalah. “Kalau Jokowi menang, pebisnis akan melihat kebijakannya selama enam bulan atau satu tahun pemerintahannya. Jika ada hasil seperti yang dijanjikan, investasi asing akan masuk,” katanya.
Indonesia dinilai masih menjadi magnet menarik berinvestasi bagi investor asing seperti Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat. Dengan populasi masyarakat Indonesia sekitar 240 juta jiwa, Indonesia memiliki populasi terbesar keempat dunia.
Banyak perusahaan asing tertarik berinvestasi di Indonesia. Mereka menilai akan mengalihkan investasi dari Thailand yang sampai saat ini diguncang kerusuhan politik. Vietnam juga dinilai masih rusuh setelah kisruh anti-China karena sengketa pulau di Laut China Selatan.
“Perusahaan-perusahaan Jepang mengincar otomotif, produk makanan, dan jasa keuangan di Indonesia. Mereka menghadapi pasar terbatas di pasar domestiknya sehingga mereka mengincar pasar luar negeri, khususnya Indonesia,” kata Tomiyoshi.
Menko Perekonomian Chairul Tanjung telah mengundang Samsung Electronics kembali berinvestasi di Indonesia, meski kini telah berinvestasi ke Vietnam. “Kami sedang mempertimbangkan itu,” kata Wakil Presiden Samsung Electronics Indonesia Lee Kang Hyun.
Manajer Investasi Aberdeen Asset Management Bharat Joshi mengatakan, Indonesia saat ini berjuang di tengah ketimpangan produktivitas tenaga kerja dibanding negara tetangga. Hasilnya, pendapatan per kapita juga berbeda.
“Peluang kesengsaraan jangka pendek bisa terjadi jika pemerintah tidak segera bertindak. Indonesia masih dinilai sebagai negara yang menjanjikan baik dalam demografi, utang pemerintah yang rendah, dan daya konsumerisme yang tinggi,” katanya.
Sumber: Reuters