Semua musisi tentu menginginkan kesuksesan dan kepopuleran, baik dari lagunya viral, penjualan album melejit, dan artisnya jadi terkenal.
Menawarkan lagu dan musisi ke label musik ternama tidak segampang membalikkan telapak tangan. Jalur musik indie mungkin bisa jadi pilihan.
Penggemar musik indie sekarang tidak perlu risau lagi. Dari satu aplikasi, lagu dari musisi musik indie bisa diunduh dan didengarkan secara mudah.
Arsha, seorang komposer indie label dan telah mengeluarkan album musik indie bilang, musik indie ini semacam curhatan anak band yang ingin memiliki album musik tapi belum bisa dilirik oleh label musik ternama.
Musisi ini memiliki idealisme dan kreativitas sendiri sehingga berlawanan dengan selera pasar. Arsha yang sudah 3,5 tahun meniti karir sebagai musisi musik indie ini mengatakan, telah membantu artis baru mulai dari membuatkan lagu hingga membuat video klip sendiri.
“Awalnya ini mimpi bersama yang akhirnya kita bisa mengaitkan pelan-pelan hingga sekarang bisa memproduksi musik sendiri,” ujar Arsha saat ditemui di Uptown, Plaza Mutiara, Kamis (15/11).
Arsha mengakui awalnya kesulitan untuk memasarkan seluruh musik-musik indie ciptaannya. Begitu juga musisi musik indie lain.
Mereka masing-masing berjuang sendiri untuk memajukan dan mempromosikan musik indie agar semakin gampang didengar penikmat musik.
“Namun dengan adanya gTunes, ini semacam rumah yang pas untuk musisi musik indie,” katanya.
Bagi Arsha, musik indie awalnya sempat diidentikkan dengan musik metal, dark, hingga reggae. Namun, seiring perkembangan zaman, banyak musisi musik indie lebih menelurkan jenis musik pop, jazz, hingga soul dan R&B.
Komposer berusia 29 tahun ini bilang semakin banyak talenta baru menekuni musik indie. Penikmat musik indie juga sudah mulai berkembang.
Untuk lebih mendukung perkembangan musisi musik indie, Arsha menyarankan agar masyarakat lebih menghargai karya anak bangsa.
“Caranya cukup mendengarkan atau mengunduh musik asli, bukan bajakan, terutama musik indie melalui aplikasi gTunes,” ujarnya.
Sopal dari Bagian Perlindungan Hukum Anggota Asosiasi Komunitas Musisi Indie Indonesia (Askomindo) bilang, gTunes menjadi wadah musisi indie untuk berekspresi. Selain itu, memberikan fasilitas promosi media paling tepat untuk menjual karya mereka.
“Daftar ke gTunes itu gratis, beda dengan iTunes. Inilah kelebihan gTunes. Jadi, anak band lebih respect,” ujarnya.
Bagi Sopal, menjadi musisi musik indie memang perlu perjuangan, mulai dari menjajakan musik melalui kafe hingga rumah tahanan.
“Kita pernah menghibur narapidana di rumah tahanan, terutama mereka yang terkena kasus narkoba, Sampai di situ, kita punya band yang berkembang di rumah tahanan, namanya Salemba Band,” ujarnya.
Sebagai asosiasi, Sopal terus mendukung keberadaan band-band tersebut, meski terlahir dari rumah tahanan. Bagi dia, memiliki musik yang bisa tersalurkan melalui label terkenal memang sebuah impian.
Namun, saat semua tak seindah yang diharapkan, meniti karir sebagai musisi musik indie juga tak kalah mengesankan.
Sopal bilang, beda antara musisi yang terkenal dari label ternama dengan musisi musik indie hanya soal selera, terutama selera produser yang dipaksakan dengan keinginan pasar.
“Musisi musik indie itu punya selera berkarya yang tidak mau diatur pasar. Ini kan hasil ekspresi, baik musikalitas, syair hingga mereka bisa berekspresi secara bebas. Mereka ini lebih apa adanya,” ujarnya.
Bagi Sopal, gTunes akan menjadi panggung musisi musik indie karena menyediakan segala sesuatu untuk mereka. Harapannya, gTunes mampu menyediakan program reguler yang nyata bagi komunitas agar lebih hidup.
“Kita nanti banyak acara reguler. gTunes maupun operator seluler bisa masuk, bisa promosi di situ. Kami tinggal kondisikan dengan venue,” katanya.
Ara Dita, BD/Partnership gTunes mengucapkan terima kasih kepada Askomindo dan Arsha Composer karena menganggap gTunes sebagai panggung dan rumah bagi musisi musik indie, artis lokal, hingga milenial yang ingin bebas berekspresi melalui jalur label independen.
“Sekarang aplikasi streaming musik memang banyak, tapi kami lebih fokus menyuguhkan streaming musisi dan musik indie,” ujarnya.
Hingga saat ini sudah lebih dari 70 musisi musik indie meramaikan karyanya di gTunes. Tentunya, jumlah tersebut akan berkembang terus.
Ke depan, gTunes akan menyuguhkan fitur karaoke dengan artis, live chat, dan video streaming. Nantinya juga, setiap tiga bulan akan menyajikan jam session dengan artis indie sehingga seolah semacam konser mini bagi mereka. Harapannya, gTunes bisa menyiarkan konser tersebut secara streaming di aplikasi gTunes.
“Fitur tersebut sedang kami kembangkan. Semoga bisa terwujud di tahun depan,” katanya.
Untuk mendukung fitur tersebut, gTunes bekerja sama dengan operator Smartfren menyajikan paket pembayaran langganan.
David Seprian, Head of Social & Music Service Smartfren mengatakan akan mendukung perkembangan musik di Tanah Air, tak terkecuali musik indie.
Untuk layanan pembayaran musik streaming, Smartfren memiliki paket Super 4G Music. Pelanggan bisa langsung masuk melalui aplikasi MySmartfren, pilih purchase, entertainment, dan paket Super 4G Music. Pilihannya tersedia paket Rp 3.000 per hari, Rp 6.000 seminggu, dan Rp 15 ribu sebulan.
Menurut David, Smartfren mendukung musisi Tanah Air dengan seluruh karyanya. Sebagai operator seluler, Smartfren juga melihat konsistensi gTunes mendukung musisi musik indie di Tanah Air.
“Sekarang kan era digital. Karakter musik kan berbeda, unik. Kita melihat ke sana, gTunes fokus indie label jadi kita akan dukung untuk memfasilitasi segala jenis musik, tak terkecuali musik indie,” ujarnya.
Untuk lebih menyemarakkan perkembangan musik indie, gTunes dan Smartfren menyelenggarakan program video competition.
“Caranya, cukup unduh aplikasi gTunes, buat video dengan tema traveling dan mainkan lagu ‘Ke Bandung’ dari Junior Sumantri. Share video ke instagram dengan mention dan tag ke gTunes_id dan smartfrenworld,” ujarnya.
Hadiahnya, 2 tiket nonton konser DWP di Bali sekaligus uang saku. Selain itu, tiga speaker JBL seri Dr Dre bisa kalian perebutkan. Tunggu apalagi, kirim karyamu sebelum 1 Desember 2018 ya.