Apple Inc mencatatkan penjualan bersih naik 22 persen menjadi US$ 51,50 miliar pada kuartal IV tahun fiskal yang berakhir 26 September. Laba bersih Apple naik dari US$ 8,47 miliar menjadi US$ 11,12 miliar.
Saham Apple juga berhasil naik menjadi US$ 114,80 setelah perusahaan mengumumkan telah menjual 48,05 juta unit iPhone meski jumlah tersebut lebih rendah dari prediksi jajak pendapat Majalah Fortune di level 48,72 juta unit di seluruh dunia.
Penjualan Apple di China daratan naik hampir dua kali lipat menjadi US$ 12,52 miliar, hampir seperempat dari total penjualan secara global. “Kami terus berhasil secara indah di sana,” kata Kepala Keuangan Apple Luca Maestri. Apple kini memiliki 25 toko di China dan hampir setiap bulan membuka toko baru.
China pada kuartal sebelumnya juga menghasilkan penjualan bagi Apple sekitar US$ 13,2 miliar. Pasar tersebut dianggap berpotensi mengalahkan pasar Amerika Serikat yang kini masih mengontribusikan pendapatan terbesar.
Analis Creative Strategies Ben Bajarin mengatakan, penjualan di China melonjak seiring menjelang liburan akhir tahun.
Untuk kuartal terakhir 2015, Apple memerkirakan pendapatan sekitar US$ 75,5-77,5 miliar yang ditopang penjualan iPhone 6s dan 6s Plus. Perkiraan tersebut sejalan dengan Wall Street di level US$ 77,17 miliar. “Biasanya di akhir tahun penjualan memang melonjak,” kata analis FBR Capital Markets Daniel Ives.
Analis Morningstar Brian Colello mengatakan, perkiraan penjualan memang di bawah ekspektasi namun investor tetap menganggap performa Apple masih baik sehingga saham perusahaan naik.
Penjualan Apple masih baik juga ditopang iPhone warna rose gold dan mendorong rekor penjualan di pekan pertama setelah penjualan resmi.
Analis Cross Research Shannon Cross mengatakan, penjualan tahun ini merupakan keberhasilan dibandingkan tahun sebelumnya. “Ini menunjukkan mereka bekerja keras mendongkrak penjualan,” katanya.
Namun analis Gartner Tuong Nguyen pesimis terhadap penjualan Apple, khususnya di negara berkembang. “Apple harus waspada karena pangsa pasarnya masih jauh di negara berkembang,” katanya.
Saat ini penjualan ponsel di China masih didominasi Apple dan Samsung. Posisi berikutnya diperebutkan Huawei, Xiaomi, Lenovo dan beberapa ponsel China dan Taiwan lainnya.