Sony baru saja menjual lini bisnis komputer pribadi (personal computer) Vaio pekan lalu. Kali ini, Sony dikabarkan bakal menjual lini bisnis televisinya. Inikah akhir bisnis perusahaan Sony?
Perjuangan bos baru Sony Corp Kazuo Hirai tahun ini bakal makin berat. Bukan hanya menghadapi persaingan bisnis dengan Apple dan Samsung, tapi juga harus membenahi perusahaan agar tetap bisa bertahan. Sony dianggap memiliki kinerja lebih buruk dibanding Panasonic Corp dan Sharp Corp, terutama setelah berencana melepas lini bisnis televisi.
Hirai saat ini memiliki tantangan untuk bisa merevitalisasi bisnis televisi Sony yang telah mengalami kerugian US$ 7,8 miliar lebih dari satu dekade terakhir. Namun Hirai juga diminta untuk mempercepat keputusan tentang strategi masa depan Sony agar tidak semakin jatuh.
Tahun ini Sony memerkirakan mengalami rugi bersih 110 miliar yen (US$ 1,1 miliar). Produsen TV Bravia dan konsol game Playstation ini juga berencana akan memangkas 5.000 karyawannya, meski hanya 3 persen dari total karyawan.
Salah satu strategi yang akan dilakukannya adalah memisahkan bisnis televisi ke divisi tersendiri, namun tetap diharapkan bisa berkontribusi pada perusahaan. Hirai menganggap langkah tersebut sebagai proses restrukturisasi lebih luas.
Saat diwawancara media di Tokyo, Hirai mengatakan tidak akan melakukan dalam waktu dekat soal pemisahan unit bisnis televisinya. “Jika Anda bertanya, apakah kita memiliki rencana untuk menjual bisnis televisi, saya dapat mengatakan kita sama sekali tidak memiliki rencana tersebut sekarang,” kata Hirai seperti dikutip dari Reuters.
Kendati demikian, Hirai yakin akan bisa mengembalikan kejayaan Sony seperti sebelumnya. “Saya pikir kita sedang menuju ke arah yang benar dan dengan membuat sebuah perusahaan terpisah, kami akan mempercepat pengambilan keputusan. Adapun rencana masa depan, ada banyak kemungkinan dan bukan hanya untuk bisnis televisi kami,” katanya.
Sony sebelumnya memerkirakan laba bersihnya bisa mencapai 30 miliar yen untuk tahun fiskal saat ini. Namun ternyata Sony sekarang menuju rugi bersih kelima dalam enam tahun terakhir. Salah satu keuntungan yang terjadi di Maret 2013, saat Hirai mengalami tahun pertama bertugas menjadi CEO, dikontribusikan dari penjualan dua properti Sony yaitu di New York dan Tokyo.
Dikecam Investor
Penurunan kinerja Sony membuat berang investor seperti Third Point Daniel Loeb. Investor menilai jajaran direksi Sony gagal memaksimalkan beberapa lini bisnisnya. Sony dinilai kalah dengan Panasonic yang telah merestrukturisasi bisnis, meski dengan biaya mahal dan kini justru sudah mengalami keuntungan.
“Langkah restrukturisasi ini merupakan perkembangan positif bagi Sony, namun masih terlalu dini untuk mengatakan apakah langkah ini cukup. Perlu waktu yang cukup (bagi perkembangan bisnis Sony ke depan). Namun hal itu akan sangat bergantung pada seberapa cepat mereka mampu melaksanakan niat mereka,” kata Masashi Oda, Kepala Investasi di Sumitomo Mitsui Investment Trust.
Tiga Masalah
Sony saat ini sedang dihadapkan pada tiga masalah besar. Pertama, rencana penjualan lini bisnis PC Vaio ke Japan Industrial Partners. Sony berencana mendirikan perusahaan terpisah atas penjualan Vaio tersebut dan hanya akan memegang 5 persen saham Vaio. Sony juga tidak bersedia menjelaskan nilai penjualan Vaio tersebut.
Kedua, rencana memisahkan bisnis televisi ke unit terpisah di Sony pada Juli 2014. Ketiga, Sony akan memangkas karyawan terutama karyawan di luar Jepang yang akan mulai dilakukan Maret 2015. Sony beranggapan akan menghemat biaya operasional setidaknya pada 2015-2016. Hingga September 2013, total karyawan Sony mencapai 145.800 orang.
Para pejabat Sony mengatakan, mereka berharap hanya akan mengalami kerugian 25 juta yen terutama dari bisnis televisi di tahun ini. Padahal satu dekade lalu, bisnis televisi Sony masih menghasilkan untung. Di Maret 2014 ini, Sony memerkirakan akan mengalami kerugian hingga 786,9 miliar yen (sekitar US$ 7,8 miliar).
Fokus Tiga Bisnis
Untuk bisa memertahankan bisnis Sony ke depan, Hirai mencoba untuk fokus pada tiga lini bisnis yaitu foto (imaging), game dan mobile. Namun analis memerkirakan, tiga lini bisnis yang menjadi fokus Sony ke depan ini juga akan menjadi taruhan bagi kepemimpinan Hirai untuk pasar konsumen, sebab kecenderungan konsumen pun sangat bergejolak (volatile).
Dalam hal perangkat bergerak (mobile), Sony berencana memangkas penjualan ponsel dari 42 juta unit menjadi 40 juta unit. Hal itu karena kelemahan pasar di Asia dan Eropa. Hirai sebenarnya ingin melipatgandakan penjualan unit ponsel seri Xperia di 2015. Namun, karena kurangnya kontrak dengan operator besar di Amerika Serikat dan produsen ponsel China terus merangsek ke pasar tersebut, dinilai menjadi hambatan tersendiri bagi Sony untuk masuk ke pasar Negara Paman Sam.
Sony merasa tertolong terutama akibat penjualan konsol game Playstation 4 yang kuat di pasar. Jumlah penjualan konsol tersebut akan mencapai 5 juta unit di akhir Maret 2014, setelah berhasil menjual 4,2 juta unit di akhir Desember 2013.
Namun penjualan konsol tersebut juga menjadi masalah bagi Sony. Pasalnya, biaya pengembangan konsol tersebut lumayan mahal. Butuh waktu dua tahun lebih untuk mencapai titik impas keuntungan bagi bisnis konsol.
Sony sepanjang 2013 ini diperkirakan juga memangkas laba operasional menjadi hanya 80 miliar yen, dibanding perkiraan sebelumnya 170 miliar yen. Bisnis Sony diuntungkan dari laba usaha selama tiga bulan terakhir di 2013 sebesar 90,3 miliar yen, hampir dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya dan melampaui konsesi analis sebesar 71,9 miliar yen. Akankah Sony mampu bertahan?