Tas gaul anak muda makin tren dan digemari. Bukan hanya untuk anak sekolah, tapi hingga anak kuliah.
Awal Mula Buat Tas Gaul Anak Muda
Contents
Hobi mendesain barang menjadi ide awal Malik Nurjaman membuat tas bagi anak muda. Selama ini tas bagi anak muda cenderung monoton dan harganya cenderung mahal.
Sejak 2014, Malik memiliki ide membuat tas yang sederhana namun unik dengan harga terjangkau. Sayang, kesibukannya sebagai desainer kafe di Jakarta Pusat mengurungkan impiannya tersebut.
“Saya senang membuat sesuatu atau mendesain kemudian memutuskan membuat tas karena tas memiliki aksesoris yang banyak variasinya,” katanya.
Awal 2015, ia memberanikan diri menjalankan usaha pembuatan tasnya. Ia lantas mengundurkan diri dari pekerjaan lamanya dan memilih menjadi pekerja lepas (freelance) di sejumlah kota. Beberapa di antaranya restoran di Kemang Jakarta Selatan dan mendesain logo untuk Muay Thai Camp di Lampung.
Modal Rp 1 Juta Tas Gaul Anak Muda
Bermodalkan uang Rp 1 juta, Malik membeli bahan dan pernak-pernik seperti kancing dan retsleting untuk membuat tasnya. Modal tersebut menghasilkan 12 tas dengan model berbeda.
Malik memberi nama hasil karyanya Hoffen dalam bahasa Jerman dan logo berbahasa Jepang kibou yang keduanya memiliki arti harapan. Penggunaan dua bahasa sekaligus mewakili sebagai negara dengan etos kerja yang baik. “Saya berharap nama ini membawa harapan baik,” ujarnya.
Ia pun memakai tas tersebut sendiri dan memamerkannya via media sosial sebagai sarana promosinya. “Saya ceritakan tas tersebut hasil karya sendiri. Teman-teman tertarik dan meminta dibuatkan dengan jenis berbeda seperti tas punggung atau model lainnya,” katanya.
Malik tidak mematok tasnya dengan harga mahal karena ia tahu banyak anak muda yang ingin memiliki penampilan menarik namun keuangannya tidak mendukung. Setiap tas dibanderol sekitar Rp 150 ribu hingga 200 ribu.
Ia pun terus menggeluti desain tas dan bereksperimen dengan bahan kulit (leather). Ia mengaku cukup bangga dengan produk tas kulitnya yang dipatok dengan harga rata-rata di atas Rp 800 ribu. “Tas premium ini laku terjual hingga Prancis karena saya berjualan online dan cukup cepat diketahui banyak orang termasuk dari negara lain,” tuturnya.
Tas Hoffen
Harga tersebut diakuinya tidak banyak memberikan laba besar. Ia mematok laba sebesar 30 persen dari biaya produksi. Ia menilai, secara umum tas Hoffen tak berbeda dengan produk serupa. Namun ia membuat tas dengan kenyamanan pemakaian harian tanpa harus meninggalkan kesan trendi dan gaya. Selain itu, bahan yang digunakan cenderung mudah dibersihkan dan aman di segala cuaca.
Usaha yang baru dirintis ini diakui masih memiliki banyak kendala seperti tenggat waktu produksi yang terkadang molor dari jadwal hingga perajin yang sibuk menerima pesanan jahitan. Modal juga menjadi salah satu kendala lain bagi Malik untuk mengembangkan usahanya.
“Saat ini saya masih menerima pekerjaan sebagai desainer lepas di sejumlah tempat makan dan lainnya. Ke depan pengembangan usaha dilakukan dengan meminjam ke bank, jika dari gaji dan laba kurang,” katanya.
Tak Sembarangan Jual Produk
Kesibukan memproduksi tas justru menyita waktunya sebagai pekerja lepas. Awalnya, ia kerepotan membagi waktu dengan usahanya sendiri tersebut.
Secara perlahan ia belajar mengatur waktu untuk pekerjaan di luar dan keinginannya menekuni usaha sendiri. Ia bersyukur atas kesempatan yang dimilikinya untuk menghasilkan uang dari hobi mendesainnya.
Sejauh ini, produk tas Hoffen lebih banyak diketahui dan dibeli teman dekat dan orang yang berteman dengannya di media sosial. Namun ia mengaku tetap optimistis menjalankan usaha tersebut karena sudah menjadi bagian dari kesehariannya.
“Saya yakin akan mendapatkan nilai lebih dengan menjalankan usaha yang sesuai dengan kemampuan dan minat,” katanya.
Menurut dia, ketika seseorang menjalankan sebuah usaha atau kegiatan apa pun yang sesuai minatnya, orang tersebut akan menikmati setiap proses yang dilalui. Sebagai contoh, ia mengakui laba yang diperoleh saat ini belum dapat dinikmati karena harus ditabung untuk mewujudkan impiannya mengembangkan Hoffen.
“Saya hanya berharap respon orang-orang positif dan menerima Hoffen sebagai bagian dari penampilan mereka sehari-hari,” ujarnya.
Selain itu, dia juga berniat untuk membuat motif khusus daan diproduksi dalam jumlah terbatas. Hal ini bertujuan menjaga produk tasnya sebagai sesuatu yang tidak banyak di pasaran dan cenderung umum di mata konsumen.
“Kebanyakan orang merasa risih jika memiliki barang yang sama dengan orang lain. Saya ingin menjaga perasaan konsumen agar tidak merasa risih tas yang dibelinya tidak dimiliki banyak orang,” katanya.
Hoffen
Pemilik : Malik Nurjaman
Alamat : Jalan Sumur Batu No. 37 Kemayoran, Jakarta Pusat
Pemesanan : 081510011822
Facebook dan Instagram: hoffenhaus