5 cara tambah kekayaan perlu kita ketahui agar kita bisa menirunya dan ikut menjadi kaya. Mau tahu apa aja? Berikut tips yang saya sarikan dari webinar IG live dari perencana keuangan Safir Senduk.
Aset Yang Menghasilkan
Contents
Cara tambah kekayaan pertama adalah memiliki sebuah aset yang menghasilkan. Aset di sini berupa tanah yang disewakan hingga tanah yang dibangun properti supaya menghasilkan cuan.
Ada juga aset berupa bisnis yang dikelola sendiri. Atau bisnis yang dibangun dengan sistem tertentu seperti waralaba sehingga turut menghasilkan cuan juga.
Anggap aja aset itu seperti pohon. Jika dirawat setiap hari, kelak akan membesar dan menghasilkan sesuatu. Entah dari kayunya, daunnya, atau bahkan buah hingga akar dan umbinya. Begitu pula dengan aset yang menghasilkan tadi.
Namun, aset yang menghasilkan tidak melulu soal tanah atau bisnis kok. Bahkan, kita sendiri sebenarnya merupakan sebuah aset.
Apapun yang kita miliki tentunya bisa menghasilkan sesuatu. Misalnya kita punya hobi menyanyi atau menulis lagu, menulis, melukis, olahraga, desain grafis, pengacara, psikolog, atau apapun itu. Kita bisa menjadi pembicara terkenal, diundang media, dan menghasilan cuan.
Konten kreator juga bisa dianggap sebagai aset yang menghasilkan kok. Apalagi saat ini lagi booming YouTube hingga TikTok. Kita juga bisa memanfaatkan blog ataupun media sosial untuk menghasilkan cuan. Siapa di sini yang ternak media sosial atau blog? Hehe..
Dengan kemampuan tersebut, kita bisa mendapatkan upah dari apa yang kita kerjakan. Jadi apa asetmu yang menghasilkan?
Investasikan Setiap Penghasilan
Kalian tentu sudah mendengar idiom “Yang kaya tambah kaya, yang miskin tambah miskin”. Dalam perencanaan keuangan, idiom itu memang terbukti benar.
Penjelasannya, orang yang bermental miskin akan menghabiskan berapapun penghasilannya. Beda dengan orang kaya. Mereka akan menginvestasikan 30-50 persen dari setiap penghasilannya.
Kalau belum mampu 30-50 persen, gimana? Angka 10 persen bisa jadi angka yang aman. Secara perlahan nanti bisa ditingkatkan menjadi angka ideal tersebut. Anda tentu ingin menjadi kaya, kan?
Orang bermental kaya akan selalu menginvestasikan setiap penghasilannya. Misal saat kalian bergaji Rp 10 juta, ternyata cuma sanggup investasi Rp 1 juta. Akankah kita hanya investasi Rp 2 juta saat bergaji Rp 20 juta? Itu salah besar.
Seharusnya dengan gaji Rp 20 juta, investasi Anda harus Rp 11 juta. Kok bisa? Ya bisa dong. Saat gaji Anda Rp 10 juta, biaya hidup Anda Rp 9 juta. Namun saat gaji Anda Rp 20 juta, biaya hidup Anda tetap harus Rp 9 juta.
Artinya, jangan naikkan gaya hidup Anda saat Anda naik gaji. Tetapi naikkan investasinya. Apalagi di tengah pandemi COVID-19, kita harus mempersiapkan apapun di masa mendatang, termasuk dengan 5 cara tambah kekayaan ini.
Produk Investasi Yang Kuat
Setelah menyisihkan nilai investasi dari setiap penghasilan per bulan, sudah saatnya memilih produk investasi yang menghasilkan cuan. Jangan investasi yang cuma main-main, apalagi investasi bodong.
Pertama, segera punya saham di pasar modal. Kita bisa bertindak sebagai trader yang menghasilkan cuan dari setiap margin transaksi. Jika tidak sanggup, kita bisa bertindak sebagai investor.
Sebagai investor, kita bisa mengejar dividen dari setiap saham yang kita miliki. Setiap memperoleh dividen, kembalikan dana tersebut untuk investasi. Atau sebagian bisa kita cairkan untuk memenuhi kebutuhan.
Kedua, properti yang disewakan seperti rumah tinggal, apartemen, ruko/rukan, hingga kios di pusat perbelanjaan. Namun apakah kios masih laku dengan lonjakan perdagangan digital (e-commerce)? Menurut Safir Senduk, kios/rukan masih tetap akan laku. Orang pasti masih akan melihat produk/jasa yang ditawarkan sebelum benar-benar membeli secara online, kan?
Ini mungkin sama aja dengan koran yang dianggap tidak laku lagi di masa depan. Mungkin iya akan berkurang, tapi pelanggan koran tidak akan hilang. Ini hanya mencapai titik keseimbangan baru. Begitu juga orang tetap akan ke mal kok, sepanjang mal tersebut mampu menghadirkan tenant dan acara berkualitas yang mampu menarik pengunjung.
Ketiga, emas. Investasi emas memang ada yang bilang bukan sarana investasi tapi hanya pelindung nilai. Menurut Safir, sesuatu yang bisa naik dan turun layak disebut sebagai investasi. Harga emas akan naik saat inflasi atau akibat ketidakpastian ekonomi politik seperti saat ini. Emas memang hanya instrumen untuk jaga-jaga, tapi dengan dunia yang tidak pasti ini, permintaan emas akan naik lagi.
Keempat, equity crowd funding. Ini semacam platform untuk mengumpulkan dana pebisnis di luar negeri/dalam negeri untuk diinvestasikan ke bisnis-bisnis lain. Ini seperti urunan modal bisnis. Mirip dengan saham, tapi jual kepemilikan dan tidak menjamin keberhasilan cuannya ya. Namanya juga bisnis, tentu pasti ada risikonya, kan?
Inti dari investasi pasti ada risiko. Kalau berharap investasi pasti jaminan untung berarti Anda belum dewasa dan belum siap untuk berinvestasi. Kalau ingin menjadi negara maju, kita harus siap investasi.
Antisipasi Pos Pengeluaran Besar
5 cara tambah kekayaan berikutnya adalah siapkan dana untuk pos pengeluaran besar di masa depan. Biasanya keinginan orang berbeda. Ada yang ingin punya kendaraan, rumah, liburan, umrah, atau naik gaji hingga beli gadget terbaru.
Pandemi ini mengajarkan, keinginan dalam setiap kehidupan itu bisa diraih tapi tidak smuanya harus dicapai. Misal dana pendidikan anak, ini yang tidak bisa dimundurkan. Begitu juga dana pensiun. Ini harus urgen disiapkan dari jauh hari.
Satu lagi, apapun pos pengeluaran besar Anda di masa depan, miliki papan skor dalam rentang waktu tertentu. Kalau tidak punya papan skor, kita tidak akan tahu sudah sampai mana.
Misal Anda menabung Rp 1 juta per bulan. Dalam setahun menjadi Rp 12 juta, tapi ternyata biaya administrasi lebih besar dari bunga yang ditawarkan. Anda bisa kaji kembali cara menabungnya. Kalau perlu, pindahkan instrumen investasinya kalau dirasa tidak menguntungkan.
Nah, dana tadi apakah cukup untuk membiayai pos pengeluaran besar di masa datang? Segera review kembali seluruh portofolio investasi kalian.
Kecerdasan Belanja
Kita kan sudah tahu atau mungkin pernah tes IQ/EQ/ESQ. Saran Safir Senduk, kita juga harus memiliki kecerdasan dalam belanja.
Kecerdasan ini dalam arti membeli apa yang dibutuhkan, bukan apa yang diinginkan. Masalahnya, 75 persen orang belanja karena emosi. Meski sudah membuat daftar belanja, kita kadang malah berbelanja barang lainnya saat melihat penawaran tertentu.
Ini yang perlu diwaspadai. Belilah barang atau jasa yang memang benar-benar kalian butuhkan. Kita juga harus berpatokan pada nilai dan harga. Harga adalah apa yang kalian bayar dan nilai adalah yang kalian dapatkan.
Misalnya, saat ada barang dijual Rp 1 juta, diskon 70 persen menjadi Rp 300 ribu. Ini kita bukan hemat Rp 700 ribu, tapi malah boros Rp 300 ribu karena memang barang itu tidak Anda butuhkan. Namun kalau emang barang itu Anda butuhkan, ya tentu saja itu worthed.
Kita juga harus punya kecerdasan dalam penyusutan barang. Contohnya, jangan beli barang di periode saat pertama rilis. Biasanya harga akan menyusut besar sekali di tahun pertama tapi akan mengecil di tahun berikutnya.
Saran Safir Senduk, jangan beli gawai atau bahkan mobil baru di tahun pertama rilis. Belilah di tahun kedua atau selanjutnya. Cek juga kualitas barang tersebut, apakah nilainya masih bagus.
Jadi, sudah siap jadi orang kaya?