Covid test di Jakarta sudah mulai dilakukan. Ini sudah berlaku sejak pandemi COVID-19 mulai menyerang Maret 2020.
Tempatku baru menggelar covid test pekan lalu di Kelurahan Kenari, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Itupun setelah muncul dua kasus covid-19 pada dua keluarga sekaligus.
Kebetulan anaknya bekerja menjadi satpam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Bisa saja mereka tertular dari pasien di salah satu rumah sakit tertua di ibu kota ini.
Saat pulang ke rumah, satpam ini tidak sengaja menularkan ke seisi rumah, termasuk ke tetangga sebelahnya. Korban ini hanya berjarak sekitar 10 rumah dari tempatku tinggal.
Otomatis, lockdown lokal diberlakukan untuk mencegah korban kembali bermunculan. Apalagi lokasi permukiman kami hanya sekitar 200 meter dari RSCM Kencana, bersebelahan dengan RSCM.
Perkembangan COVID-19 di Jakarta
Contents
Hingga Rabu, 24 Juni 2020, kasus positif covid-19 di Jakarta sudah menembus 10 ribu orang. Atau tepatnya 10.404 orang. Dari jumlah itu, sekitar 5.322 orang sudah sembuh. Namun sekitar 602 orang meninggal dunia akibat covid-19.
Jumlah kasus covid-19 di Jakarta memang masih tertinggi di Indonesia. Hal ini terbilang wajar karena ibu kota menjadi pintu masuk warga negara asing dari beragam negara ke Indonesia.
Tapi jumlah kasus positif hingga korban meninggal di Jawa Timur sudah hampir melampaui Jakarta. Kasus ini layak dicermati karena Jawa Timur menjadi salah satu pemasok tenaga kerja Indonesia (TKI).
Bisa jadi banyak warga ibu kota mudik ke kampung halaman ke Jawa Timur sehingga menambah kasus positif di sana. Dan bisa saja karena Jawa Timur menjadi pintu masuk terbesar kedua, setelah DKI Jakarta, bagi wisatawan asing ke Indonesia.
Di Indonesia, jumlah kasus positif COVID-19 sudah mencapai 49.009 atau bertambah 1.113 orang hingga Rabu, 24 Juni 2020. Dari jumlah itu, sekitar 19.658 orang telah sembuh dan 2.573 orang meninggal dunia atau bertambah 38 orang dari hari sebelumnya.
Secara global, sekitar 9,33 juta orang sudah positif covid-19. Sekitar 4,68 juta orang telah sembuh dan 479 ribu meninggal dunia. Ternyata korban covid-19 masih tinggi dan kemungkinan pandemi ini masih lama berakhir.
Pelonggaran PSBB Jakarta
Minggu lalu, aku juga sempat ikut car free day di Jalan Thamrin-Sudirman. Kebijakan tersebut kali pertama diberlakukan sejak ditutup pada Maret 2020.
Otomatis, masyarakat ibu kota tumpah ruah saat menyambut CFD pertama selama pandemi ini berlangsung. Termasuk aku yang sudah gerah selama tiga bulan hanya di kamar. Apalagi ke kantor pun sudah jarang-jarang. Semuanya bisa dikerjakan di rumah (work from home).
Pedagang masih tidak diperbolehkan berjualan di sepanjang area CFD. Walau tetap masih ada saja pedagang yang nekad berjualan. Semuanya mungkin karena urusan perut. Kalau tidak berjualan, mereka tidak dapat penghasilan dalam memenuhi kebutuhan harian.
Dan biasanya CFD memang digunakan untuk ajang ketemu teman, cuma foto doang (CFD), atau cuma fingin djadjan. Karena saat CFD di sepanjang jalan Thamrin-Sudirman, tentu banyak aneka pedagang yang menawarkan beragam produk atau jasa.
Mulai dari baju, sepatu, peralatan rumah tangga, mainan, aksesoris ponsel, makanan dan minuman, tas, tanaman, hingga jual beli binatang peliharaan. Belum lagi jasa ramal, mewarnai gambar, perbaikan televisi rusak atau alat dapur yang usang, hingga obat-obat.
Akibat beragam aktivitas masyarakat tersebut, potensi gesekan masyarakat semakin besar. Kewajiban protokol kesehatan, seperti memakai masker juga belum banyak diindahkan masyarakat.
Alhasil, ditemukan dua kasus positif pada seorang anak dan seorang dewasa saat covid test di Senayan. Saat kasus tersebut diumumkan media, kemungkinan besar CFD pekan ini akan kembali ditiadakan.
Covid Test di Jakarta Susah?
Aku mengerti betul betapa susahnya mendapatkan covid test di Jakarta. Belum semua rumah sakit menyediakan layanan tersebut. Pemerintah juga tidak segera cepat bertindak menggelar test massal untuk menekan penyebaran.
Untuk bisa bepergian selama PSBB, pemerintah pun mewajibkan masyarakat menyerahkan surat telah covid test di rumah sakit terkemuka. Masalahnya, covid test ini biayanya mahal. Bahkan lebih mahal daripada harga tiket transportasi, termasuk tiket penerbangan.
Temanku yang ingin ke Jambi harus covid test di Jakarta dengan harga minimal Rp 350 ribu. Itu pun hanya yang satu jenis. Ada juga yang sampai Rp 2 jutaan dengan paket komplit.
Memang sih pemerintah tidak mewajibkan masyarakat untuk melakukan semua jenis covid test sebagai syarat untuk bepergian. Tapi alangkah lebih baik untuk bisa mengetahui kondisi kesehatan tubuh dengan melakukan semua jenis covid test tersebut.
Cara yang paling banyak dilakukan saat ini dengan rapid test menggunakan sampel darah untuk menguji apakah seseorang positif COVID-19. Namun cara ini diklaim kurang begitu akurat meski hanya ditunggu sekitar 15-20 menit dan dapat dilakukan di mana saja.
Metode polymerase chain reaction (PCR) menjadi alternatif. Cara ini dengan menyeka bagian hidung atau belakang tenggorokan. Upaya tersebut untuk mengambil sampel air liur atau mengumpulkan sampel cairan dari saluran pernapasan bawah.
Problemnya, ini cenderung lama dan masyarakat harus antre jika harus ke rumah sakit. Jika harus rapid test di kerumunan yang digelar gratis, bisa saja malah takut ketularan.
Covid Test di Jakarta melalui Halodoc
Mencegah penularan covid-19 berlanjut, masyarakat kini semakin dimudahkan dengan teknologi. Untuk covid test Jakarta bisa dilakukan melalui Halodoc. Halodoc ini menjadi sebuah platform teknologi yang memudahkan masyarakat mendapatkan layanan kesehatan hanya dalam genggaman.
Di Halodoc, kita bisa tanya dokter, cek lab terpercaya, hingga membeli obat. Obat pun tidak perlu datang ke apotek, bahkan bisa diantar via aplikasi ojek daring. Praktis. Tinggal tunggu di rumah.
Di websitenya, kita bisa cek apakah kita sudah terpapar covid-19. Caranya dengan menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan, baik via aplikasi atau melalui websitenya. Pertanyaannya meliputi apakah kita demam selama dua pekan terakhir. Apakah batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan dalam waktu yang sama. Sesak nafas atau dada terasa berat atau tidak.
Bahkan ditanya apakah pernah dalam satu ruangan dengan pasien covid-19. Termasuk mengunjungi fasilitas publik atau kesehatan yang berhubungan dengan pasien covid-19.
Juga ditanya pernah bepergian ke zona merah covid-19. Seperti China, Italia, Iran, Korea Selatan, Prancis, Spanyol, Jerman, Amerika Serikat Atau di Indonesia seperti Jakarta, Bali, Solo, Yogyakarta, Pontianak, Manado, Bandung dan lain-lain.
Nanti akan muncul hasil dari pertanyaan tersebut, seperti kita termasuk berkategori rendah terpapar covid-19. Tapi meski berkategori rendah, bukan berarti kita aman. Kita bisa cek lebih lanjut.
Janji Untuk Rapid Test Melalui Halodoc
Saat menekan tombil tersebut, kita akan diarahkan menuju rumah sakit terdekat dengan lokasi kita. Paling gampang bisa dicari di kolom cari lokasi. Nanti akan muncul beragam paket rapid test atau covid test Jakarta di berbagai rumah sakit.
Kita bisa membuat janji dengan rumah sakit atau klinik terdekat. Cara ini memudahkan dalam antrean dan memudahkan jangkauan saat tes.
Dalam mempermudah janji bertemu dokter, kita harus memasukkan nomor ponsel, foto atau pindai (scan) kartu identitas pribadi (KTP untuk orang dewasa atau Kartu Keluarga untuk anak di bawah umur) dalam pemesanan.
Setelah mengunggah identitas tersebut, masuk tahap pembayaran. Kita akan menerima kembali pesan singkat (SMS) untuk mengonfirmasi jadwal tes dan rincian pesanan. Nantinya SMS ini wajib ditunjukkan kepada petugas medis saat pemeriksaan di rumah sakit atau klinik yang kita pilih. Gampang banget, bukan?