Tidak semua orang mau mengonsumsi buah karena masyarakat masih menganggap buah sebagai makanan pendamping, bukan makanan utama.
Apalagi rata-rata penghasilan masyarakat Indonesia yang menurut survei dari Bank Dunia hanya US$ 2 (sekitar Rp 26 ribu per hari) memicu konsumsi buah di Indonesia sangat minim.
Berdasarkan penelitian Survei Diet Total untuk seluruh Indonesia yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), konsumsi sayuran dan buah di Indonesia hanya 91 gram per hari. Jumlah tersebut hanya sekitar setengah dari konsumsi buah masyarakat Thailand dan Filipina atau seperlima dari konsumsi buah masyarakat Singapura yang mencapai 518 gram per hari. Pisang selalu menjadi buah favorit masyarakat karena paling gampang dikonsumsi.
Masyarakat lebih mengutamakan makanan pokok seperti beras dan lauk seadanya. Sayuran pun tidak bisa bervariasi karena juga sudah mahal. Apalagi ikan yang harganya lebih tinggi lagi.
Ngobrol soal buah, tentunya kita punya pengalaman berharga tentang buah dan baru tahu manfaatnya setelah kita terserang penyakit atau setelah kita dirawat di rumah sakit. Berikut 7 pengalaman hidup saya yang berkaitan dengan buah.
#Pengalaman 1
Imbas Kena Typhus dan Demam Berdarah
Sekitar Maret 2008 lalu, saya dimutasi kerjaan dari Denpasar ke Jakarta. Sekitar enam tahun hidup di Denpasar mendorong saya harus beradaptasi kembali dengan lingkungan baru, khususnya di Jakarta Pusat.
Kerjaan dengan pola yang tak teratur, makanan yang apa adanya di depan kantor, dan kurang olah raga sempat memicu kondisi badan lemas. Awalnya, saya kira ini cuma demam biasa dan sempat minta izin untuk tidak bekerja. Saya pun hanya istirahat di kos.
Ternyata demam yang saya alami tak kunjung sembuh selama tiga hari. Teman-teman yang khawatir terhadap kondisi saya akhirnya membawa ke rumah sakit. Awalnya saya mengira hanya terkena demam biasa atau paling parah cuma typhus. Ternyata saat diperiksa di Unit Gawat Darurat (UGD), saya didiagnosis terkena demam berdarah.
Itulah pertama kalinya saya diopname di rumah sakit dan semoga itu terakhir kali masuk rumah sakit karena sakit parah. “Masnya jangan lupa sarapan. Kalau tidak sempat makan nasi, minimal mengonsumsi buah seperti pisang yang cukup mengenyangkan,” pesan dokter yang merawat saya. Pesan itu terus saya ingat hingga kini.
Teman-teman pun tak lupa membawa jus buah jambu biji (guava) karena saat itu saya belum boleh mengonsumsi makanan agak keras, termasuk nasi. Saya hanya diperbolehkan makanan bubur ayam yang sejak dulu saya benci.
Dokter tersebut menjelaskan mengonsumsi buah jambu biji baik secara utuh maupun dikonsumsi dalam bentuk jus akan memberi manfaat. Jambu biji (guava) mengandung vitamin E, K, folat, niasain, mangan, tembaga, magnesium, dan asam panthothenic yang kesemuanya menambah jumlah sel darah merah.
Kandungan lycopene dalam guava juga sangat baik membantu meningkatkan kesehatan pencernaan. Manfaat lainnya bisa dilihat di sini.
# Pengalaman 2
Hampir Pingsan Saat Gym
Kerjaan saya yang mengharuskan hanya duduk di depan komputer memicu saya kurang bergerak. Ini yang memicu penyakit kolesterol, diabetes, hingga asam urat.
Tahun lalu saya diajak teman olahraga di pusat kebugaran. Untuk mengetahui kesehatan tubuh saat pertama kali gym, pelatih melakukan serangkaian tes, khususnya jalan cepat hingga lari berdasarkan kecepatan di threadmill.
Saat pelatih mencoba di speed delapan, saya mulai kewalahan dan langsung duduk di samping alat itu. Karena semakin mual dan pusing, saya mencoba ke kamar kecil taut muntah. Hampir setengah jam di kamar kecil, kepala saya pun masih berkunang-kunang dan saya hanya diam di kamar kecil.
Pelatih pun memanggil nama saya sambil menggedor pintu. Setelah ditanya sana sini, akhirnya saya ketahuan belum makan sebelum gym sehingga lemas dan hampir pingsan. Pelatih pun memberi gula aren cair dan beberapa potong buah mangga dan guava.
“Lain kali makan dulu mas dua jam sebelum gym. Nanti setelah gym juga makan lagi walau dengan kuantitas yang dikurangi. Makan buah juga disarankan, terutama buah yang manis, seperti pisang, pepaya, guava, jeruk baby atau lainnya,”kata pelatihku.
# Pengalaman 3
Tak Perlu Suplemen
Sepekan kemudian, saya sudah mulai terbiasa gym dan tak pusing-pusing lagi. Saya pun berkenalan dengan pelatih-pelatih gym di situ. Kebetulan saya ambil gym di Setiabudi, Jakarta Selatan, tak jauh dari kantor saya di Menteng.
“Mas pakai suplemen ngga untuk bikin body kayak gitu,”tanyaku. Kebetulan body pelatihku cukup berisi meski belum muscle kayak Ade Rai. Tapi saya mengaguminya karena ia juga baru setahun mulai gym dan sudah mulai berisi.
“Tidak perlu mas. Cukup olahraga teratur sesuai porsi dan tujuan berolahraga. Apa ingin olahraga standar atau ingin membentuk tubuh hingga muscle, sebenarnya konsumsi makanan biasa saja.”
“Ada pula yang melakukan diet ketat seperti menghindari makanan gorengan, mengurangi nasi dan sebagainya. Kebetulan saya tidak melakukan itu. Saya masih makan nasi putih seperti biasa, cuma mengurangi porsinya, paling cuma dua kali sehari. Kalau lapar di antara makan nasi itu, saya cuma ngemil buah. Pisang, pepaya, melon itu bagus kok. Kalau saya suka pisang karena bisa menjadi penambah stamina dan menguatkan otot.”
Selepas gym, saya pun langsung pergi ke tukang buah untuk ngemil, sesuai saran personal trainer (PT). Saya sempat kaget saat melihat harga pisang bertuliskan Sunpride di sebuah toko buah tersebut.
Dari sisi kemasan, kulit buah pisang tersebut sangat menggoda. Kuning pucat tapi terlihat segar. Tak ada noda di kulit pisang tersebut. “Ini berapa pisangnya mbak? Tanyaku. “Itu Rp 6 ribu satu biji,”kata penjualnya.
Saya sempat kaget karena harga pisang tersebut di luar dugaan. Biasanya di pasar saya dapat selusin untuk harga segitu. Saya mengira itu buah impor. “Kok bisa mahal? bukan seperti buah pisang lainnya? tanyaku. “Itu Sunpride mas. Buahnya memang mahal tapi kualitasnya bagus. Rasanya juga enak.” kata penjual itu menawarkan.
Akhirnya saya terbujuk dan mencoba buah itu. Beberapa kesempatan lalu, saya mengikuti sebuah seminar ternyata buah Sunpride itu bukan buah impor. Sunpride diproduksi PT Sewu Segar Nusantara dan kebetulan produksi buah lokalnya di Lampung Timur.
#Pengalaman 4
Malas Sarapan
Kerjaan saya yang berbeda dengan kebanyakan orang memicu pola tidur dan makan berbeda. Kebetulan saya kerja saat orang pulang kerja dan saya tidur saat orang lain berangkat kerja. Namanya hidup, ya dinikmati saja. Alhamdulillah, masih diberi kesempatan untuk bekerja.
Namun dengan pola berbeda tersebut kadang memicu saya malas makan. Karena masih kos dan malas memasak sendiri, pulang kerja saat larut malam biasanya cuma makan mie instan atau makanan cepat saji.
Bila capek sekali, langsung tidur dan baru makan pas paginya. Bisa nasi uduk atau lainnya. Tapi bila malas keluar kamar, biasanya malam hari saya selalu belanja buah segar, seperti pisang, guava, apel, pepaya, jambu air, pear dan lain-lain. Jadi tinggal lahap saja tuh buahnya, habis itu tidur lagi. Haha.
Niatnya yang penting perut terisi dulu agar jangan kena maag dan tidak memicu sakit typhus atau lainnya lagi.
#Pengalaman 5
Cemilan di kantor
Kerjaan yang cuma duduk sambil memantau komputer kadang memicu saya malas bergerak. Tahun lalu, saya mendapat kabar sedih karena teman kerja di kantor lama meninggal gara-gara kurang minum air putih dan jarang makan buah.
Saya tidak mengetahui persis kondisi sakitnya bagaimana, tapi teman lama yang mengetahui kondisi tersebut hanya mengatakan demikian. Intinya, jangan lupa makan buah dan air putih. Sudah itu saja.
Selidik punya selidik, ternyata teman sakit ginjal. Kebetulan dia juga kurang gerak dan cenderung minum-minuman berenergi untuk memacu pekerjaannya. Dari situ saya belajar dan menyediakan satu botol minuman besar untuk air putih. Tidak lupa buah potong dari Sunpride sebagai cemilan. Selain menyehatkan, badan pun bugar karena tidak khawatir takut gula, asam urat atau pun kolesterol.
#Pengalaman 6
Teman Ngopi
Saya cukup kaget menemukan buah produksi Sunpride di gerai kopi Starbucks, khususnya di gerai Sarinah. Petugas menempatkan buah tersebut, khususnya pisang di depan meja kasir dan memudahkan pelanggan memegang dan melihat. Pesannya, jangan lupa makan buah meski di situ sekadar minum kopi.
Buah pisang Sunpride ditawarkan Rp 6 ribu per biji. Uniknya, kemasan buah pisang tersebut bertuliskan single dan pesan-pesan manfaat makan buah pisang. Meski gemar ngopi, makan buah harus selalu doonk?
#Pengalaman 7
Menasihati Orang Tua
Kebetulan kami hidup berempat. Saya sebagai anak tunggal bekerja di Jakarta. Adik sedang kuliah di Jember, Jawa Timur dan kos di sana. Terpaksa orang tua hidup berdua di rumah di Kediri, Jawa Timur.
Terkadang, seminggu sekali atau sebulan sekali, adik di Jember mengunjungi rumah sekadar menengok. Beberapa pekan sekali saya juga menelpon orang tua sambil video call.
Senang sekali melihat wajah mereka yang selalu bikin semangat bekerja. Namun beberapa waktu lalu, tetangga menelpon saya bahwa orang tua jatuh karena terpeleset di kamar mandi. Maklum usia mereka sudah lebih dari 45 tahun sehingga harus ada yang merawat.
Sebenarnya durhaka juga saya harus berjauhan dengan mereka. Tiap menelpon, mereka selalu menasihati saya, jangan lupa sholat lima waktu, sedekah, dan makan teratur. Nasihat itu saya selalu berusaha tepati.
Dari tetangga tersebut, ternyata saya tahu, mereka terkena asam urat dan kolesterol sehingga mengurangi makanan berbahan daging atau makanan apa pun yang mengakibatkan penyakit tersebut. Saya ganti menasihati mereka untuk makan-makanan bergizi dan makan buah. Kebetulan pekarangan rumah masih luas sehingga ditanami jambu biji (guava), rambutan, pepaya, pisang.
Syukurlah, dengan makan buah lokal tersebut, perlahan sakit mereka pun sembuh dan kekhawatiran saya tentang mereka mulai berkurang. Adik pun saya suruh tetap mengunjungi dan bulan lalu alhamdulillah bisa membelikan blender (karena ibu suka bikin jus buah), oven (karena suka membuat kue) dan mesin cuci agar mereka tidak capek mencuci manual pakai tangan.
Doakan anakmu tetap sehat ya emak dan bapak. Oleh-oleh itu belum mampu membalas jasamu melahirkan hingga membesarkan sampai sekarang.
Nah, kalian tentu tidak mau donk sakit dahulu, baru makan buah sebagai obat kemudian? Kalau bisa sehat dan bugar dulu dengan makan buah, mengapa harus sakit berbulan-bulan? Hahaha..Yuk makan buah lokal nusantara.